Mengasuh Haru

2.7K 202 21
                                    

Rumah Haru di pagi ini tidak sepi seperti hari-hari biasa. Pukul 5 pagi Yasa sudah sibuk menyiapkan sarapan di dapur. Bukan, mereka tidak sedang bersiap untuk pergi bertamasya. Ada urusan yang harus Jazaa dan Yasa selesaikan hari ini dan Haru tidak mungkin ditinggal sendirian atau di titipkan seperti biasa. Keduanya butuh waktu yang lama, akan sangat repot jika Haru di titipkan di rumah Marva atau Ansel. Alhasil ke-dua saudara Jazaa mendapat mandat agar mereka menjaga Haru hari ini. Kebetulan hari ini mereka tidak memiliki acara apapun sehingga malam tadi ke-duanya sudah menginap di rumah Jazaa.

"Haru hari ini sama siapa dulu nak?" Yasa kembali bertanya untuk memastikan putranya mengerti dengan apa yang sudah dia ucapkan sejak semalam.

"Tsama Untel tsama Om."

"Uncle sayang." Yasa mengoreksi, "Papa sama Ayah kemana?"

Haru yang sedang memainkan lego menatap Yasa. "Pelgi uluts tsetsuatu."

"Pintarrr..."

Yasa kembali memasak, sedangkan Haru kembali memainkan lego barunya. Itu hadiah yang dibawakan Harry semalam. Padahal Yasa sudah mewanti-wanti agar Kakak iparnya itu tidak membawakan hadiah lagi untuk keponakannya. Ruang bermain Haru sudah hampir penuh oleh mainan dan Yasa belum sempat memilahnya untuk diberikan kepada orang yang lebih membutuhkan. Mungkin setelah urusannya selesai dia akan mengajak Haru untuk kembali menyusun mainannya agar tidak semakin penuh.

"Selamat pagi Hawuuu anak Ayaahh..."

"Tselamat pagi Ayah Hawwuu..."

"Lucu banget anak siapa inii?" Jazaa mengangkat putranya untuk di gendong.

"Anak Papa Yatsa." Haru memeluk leher sang Ayah, mendusalkan wajah bantalnya disana, "Ayah wangiii."

"Iya dong. Ayah udah mandi. Hawu nanti mandinya sama Uncle Yazid ya?"

"Untel nya mana?"

"Sebentar lagi turun."

Tidak lama kemudian yang di ucapkan Jazaa benar terjadi. Harry dan Yazid sudah turun meskipun wajah keduanya masih terlihat mengantuk. Walaupun kali ini sarapan dilakukan lebih awal, tapi mereka tetap menikmatinya. Apalagi Haru si bayi gempal yang sedang sibuk mengunyah nasi dengan telur mata sapi yang diberi kecap. Mengabaikan ayam goreng dan lauk lainnya yang terlihat menggiurkan. Mau bagaimana lagi? Makanan favoritnya sejauh ini masih ada di telur mata sapi dan kecap. Bahkan hampir setiap hari Haru akan meminta menu yang sama sampai Yasa harus mengakalinya dengan banyak hal. Dia takut putranya bisulan seperti apa yang di katakan orang-orang.

Setelah selesai sarapan, Haru digendongan Harry mengantar kedua orang tuanya ke depan teras. Jazaa dan Yasa akan pergi menemui orang tua Jazaa. Katanya ada yang harus mereka bicarakan. Harry dan Yazid harusnya ikut, tapi keduanya menolak. Harry sudah tidak memiliki urusan apapun lagi jika orang tuanya akan membahas perusahaan, sedangkan Yazid, sejak dulu anak itu memang sedikit melenceng, dia terlalu bebal dalam menghadapi kedua orang tuanya.

"Say bye-bye sama Ayah dan Papa." Yazid mengangkat tangan gempal keponakannya.

"Byeee byeee Ayaahh, bye byeee Papa Hawu love you tso muccchhhhh... eemmmuuaahhh." Flying kiss diberikan dengan brutal.

"Byee Haruuu, sampai ketemu makan malam nanti ya sayang. Papa sama Ayah pergi dulu."

"Okaayyy..."

Jazaa terkekeh, bayinya itu benar-benar menggemaskan. "Kalo ada anak tetangga yang main, tolak aja. Hari ini bawa Haru main diluar."

"Emang kenapa?" Yazid bertanya.

"Haram!!"

"Mass!!!" Yasa melotot, "Jangan di dengerin. Kalo ada Jeje atau Dareen biarin aja Haru main sama mereka. Kita berangkat dulu. Titip Haru ya?"

Baby Hawu Daily Life || jiyosh ft harutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang