17. LADY ROSE 🌹

4.8K 341 38
                                    

Mereka berdua sampai di rumah sakit. Disamping itu, setelah muntah Jaemin langsung pingsan. Mark menunggu mereka di dalam mobil bersama Haechan.

Jaemin berbaring lemah di atas brankar, sedangkan Jeno saat ini berada di ruang khusus bersama dokter kandungan.

"Apakah adik anda memiliki seorang kekasih?" Dokter itu tidak tau kalo oknum pembobol gawang Jaemin adalah Jeno yang mengaku sebagai kakaknya.

"Adik anda di nyatakan hamil, usia kandungannya sudah tiga minggu"

Jeno bengong kan akhirnya. Angannya tertuju pada perihal hukuman yang baru saja lolos dari mulutnya semalam.

Jeno keluar dari dalam ruangan itu. Melangkah kembali pada Jaemin yang sudah menunggu diatas brankar.

"Mass"

"Na,, jangan lari"

"Mass dokter bilang apa? Apakah aku baik-baik saja? Aku nggak pernyakitan kan—"

"Ssssstttttttt" jeno mendaratkan telunjuknya di bibir bawah Nana. Tidak lama setelah itu, Jeno mencium perlahan lahan bibir ranum jaemin yang tidak memberi reaksi apa-apa selain jutaan tanda tanya.

"Mass Jeno,," ada embun di mata Nana. Jeno mengangguk, kemudian mengusap lembut surai coklat pria yang lebih pendek dari nya.

"Ada bayi di sini" bisik Jeno sambil ngusap perut Nana.

Ah romantisnya, kalian nggak boleh iri.

Jeno meluruhkan badannya, biar lebih romantis kek drakor di luar sana. Kan Jeno orang korea.

Jeno menaikkan kaos Jaemin, mengusap perutnya dan mengecup lembut. "Jangan nakal ya jagoan, nurut sama ibu"

Dilema, Jaemin mau nangis tapi banyak orang. Jeno emang nggak tau malu, pikir nya. Udah gitu pas registrasi tadi ngaku-ngaku jadi kakak kandung Jaemin. Rasanya Jaemin pengin masukin Jeno ke dalam galon saat ini.

Jaemin nggak ngebales senyuman Jeno yang berisi harapan itu. Melainkan rasa takutnya yang membuncah untuk mengatakan ini pada Winwin nantinya.

Bagaimanapun juga Jaemin nggak akan ngumpetin semua ini.

Dimana Jaemin yang dulu? Jaemin yang pernah winwin kenal? Jaemin yang begitu pelit ekspresi pada sesama, entah pria atau wanita? Kini menjadi Jaemin murahan yang mau memberikan semua nya, jiwa dan raga pada pria yang belum pernah Jaemin kenali sebelumnya. Apakah setelah tragedi ini, Winwin akan menyebunya dengan sebutan  anak???

Jaemin telah menambah beban Winwin yang kini sudah dibilang 'lega' walau status 'pasangan gay' masih melekat di tubuhnya yang selalu merindukan bayangan Yuta.

Tangan Jaemin di gandeng oleh Jeno, bulir air mata dan peluh sebesar biji jagung membasahi wajahnya.

"Kita pulang, atau mau makan dulu hmmm?"

Jaemin berjalan mendahului Jeno tanpa menjawab pertanyaan nya. Jaemin need space, di dalam mobil kedua oknum yang menunggui mereka siap untuk mentertawakan mereka.

Tetapi Jaemin tidak menuju mobil nya, melainkan membawa Jeno yang masih diam seribu bahasa berjalan menuju taxi stand.

"Loh, Na kan ada mobil kamu?"

"Aku mau sama mass Jeno. Nggak mau gabung mass"

"Kamu malu ya Na?? Kan ada aku?" —bukan itu jawabannya.

Oh ayolah, Jaemin hanya membutuhkan waktu untuk merenungi ini semua.

Jeno terdiam di dalam mobil taksi, si manis ngeliatin kaca mobil. Jemari tebal Jeno menjalin di paha putih Jaemin yang saat itu hanya mengenakan celana pendek bahan kain.

BARTENDER || NOMIN 🔞 ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang