PART||03

7.9K 369 11
                                    

Dekat dengan Tuhan nya terlebih dahulu, setelah itu hamba nya.
-gus Fahmi abdullah

୨𓂃 ✦ 𓂃୧

Pagi ku cerah matahari bersinar, Nisa terbangun dari tidur nya. Tubuh Nisa terasa berat untuk melakukan aktivitas pagi ini.

" Nisa bangun ikut gotong royong bersihin pondok." Terdengar panggilan untuk Nisa.


" Iya kak," Dengan berat hati ia berjalan keluar ndalem dan mulai ikut serta membersihkan area pondok.

" Kak, kamu bagian mencabut i rerumputan ya." Ucap seorang santriwati

" Mana sarung tangan nya?" Tanya Nisa dengan mengulurkan tangan kecil nya.

" Sudah habis kak, maaf. Tapi kakak bisa cuci tangan kok selesai cabut in rumput."

Dengan hembusan nafas berat ia tetap mengerjakan pekerjaan yang santriwati itu suruh.

" Kalo ada t4i nya gimana ini? Kotor tangan gue dong. Ngeselin banget tuh bocah, kenapa gue gak di suruh bagian yang lain aja?" Nyinyir Nisa.

Nyinyir tersebut si sahut oleh suara laki laki dari arah belakang. " Kan emang kamu gak bisa ini itu, Nis."

Nisa mendongakkan pandang nya, terkejut.
" Dih najis lu, mending ya dari pada lu gak ngapa-ngapain." Jawab Nisa judes, Nisa mengumpulkan seluruh rumput yang ia cabut dan melempar tepat ke arah abang nya berada.

Lemparan nya meleset, bom rumput terkena orang lain yang berdiri tidak jauh dari abang Nisa berada.

" Damn! Kena siapa tuh?" Ucap Nisa dengan menyembunyikan tubuh mungilnya pada bang bintang.

" Kena gus Fahmi, mampus urusannya langsung sama gus." Nisa terkejut dengan ucapan abang nya.

Aduh urusan lagi gue sama gus Fahmi? Please semoga gak ketahuan Gumam Nisa ketakutan.

Dengan cepat bang bintang pergi dari tempat itu meninggalkan Nisa dan melantangkan suaranya berbicara. " Gus Fahmi, Nisa yang melempar rumput ke arah baju panjenengan."

Anak h4r4m ngeselin banget ya Allah Gumam Nisa yang berdiri tegak menghadap ke arah abang nya berlari.

Gus Fahmi mendekati Nisa dan berbicara.
" Tidak apa apa, baju kotor bisa di cuci lagi. Namun, lain kali hati hati ya. Nisa,"

" Jangan deket deket, nanti santri lain curiga." Ucap Nisa sembari menatap kanan kiri nya.

Gus Fahmi menjauh dan pergi meninggalkan Nisa, " Alhamdulillah dia udah pergi." Ucap Nisa dengan menghembuskan nafas lega

Kegiatan gotong royong pagi itu telah selesai, rasanya tangan Nisa seperti membawa beban berat sehingga ada beberapa lebam di tangannya. Lebam muncul karena ia berkali kali mengangkat sampah sampah kayu yang begitu berat.

" Ya ampun, capek banget demi. Untung gue gak puasa, kasian juga santri santri yang lagi puasa."

Suara ketukan pintu terdengar. " Nisa, waktu nya mengaji di aula ya. Sembari nunggu waktu adzan ashar." Ucap kak Angel yang mengingat kan waktu ngaji Nisa bersama santri lain

Gusku Imamku [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang