PART||07

7.3K 272 6
                                    

Selamat hari raya idhul Fitri

୨𓂃 ✦ 𓂃୧

Malam itu seluruh saudara ataupun keluarga abah yai telah berkumpul, ndalem sangat ramai, meskipun banyak sudah santri dan keamanan sudah pulang kampung.

Meriah nya malam takbir saat itu, kehangatan keluarga yang tidak lama jumpa ataupun berkumpul kembali terasa. Rasanya malam yang berbeda dari biasa nya.

" Alhamdulillah, kita semua masih bisa berkumpul di sini. Dengan kondisi sehat dan bahagia," Ucap abah yai yang tengah bergembira karena suasana malam itu.

" Nisa, gimana kabar kamu? Sudah lama to, tidak jumpa sama bude. Denger-denger kamu mau dijodohin sama anak pesantren lain ya, alhamdulillah. Terima saja nduk, agar kamu bisa meneruskan pondok pesantren ini." Ucap bude Nisa

" Iya bude, cuma Nisa masih bingung sama perasaan saya sendiri."

" Memang bingung untuk saat ini, tapi jawaban yang tepat ada di hati kamu yang terdalam."

Nisa mengangguk dan permisi pergi menuju umi Abi nya yang tengah duduk berdua di depan ndalem.

" Berdua aja nih suami istri," Gurau nya.

" Iya dong, nanti kamu mengerti. Bagaimana rasanya berdua dan berbicara dengan pasangan hidup kamu."

" Hadeh, kalo ketemu selalu bahas perjodohan itu. Kenapa sih mi? Harus banget ya, Nisa setuju sama perjodohan itu?" Tanya nya.

" Harus, karena itu pilihan yang terbaik untuk diri kamu. Abi sama umi cuma mau yang terbaik, dan dengan cara ini, kamu bisa mulai istiqamah. Paham?" Ucap jelas Abi nya.

" Nisa bisa kok istiqomah sendiri, tapi ada usaha nya. Memang umi sama Abi gak percaya?"

" Percaya, tapi kita lebih percaya jika, kamu istiqamah dibimbing dengan suami kamu. Umi sama Abi gak mau lihat saat kamu menikah dengan pacar yang sempat kamu bawa ke rumah."

Nisa berdiam sejenak mengingat kejadian itu.
" Dia baik kok, cuma rada brengsek aja." Ucap nya.

" Pokoknya umi sama Abi cuma mau kamu sama Gus Fahmi yang bisa mengajar kamu ke jalan yang benar, insya Allah."

" Beliin Nisa kuota dong, umi." Ucap nya, sangat melenceng jauh dari topik pembahasan awal.

" Astaghfirullah, kalo sudah pulang saja. Umi sengaja gak beliin kuota waktu mau berangkat ke pondok. Agar kamu tidak main handphone,"

" Umi ih, gitu. Padahal handphone Nisa buat ngabarin temen temen."

" Emang kak Angel sama abang kamu, kalau di sini main handphone? Enggak tuh. Abang aja handphone nya umi bawa,"

Nisa melipat wajah nya kesal, umi nya tidak pernah sesekali tidak menyamakan hidup nya dengan abang Bintang. Anak kesayangan selalu umi Zera bahas.


୨𓂃 ✦ 𓂃୧


Pagi yang cerah, tidak ada angin yang bertiup pagi itu. Suasana yang berbeda dari biasanya, hari saling memaafkan saat itu telah datang. Selesai melaksanakan shalat seluruh keluarga berkumpul dan saling me maaf-maafkan.

Gusku Imamku [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang