PART||04

8.3K 390 4
                                        

Takdir mungkin tidak selamanya indah, tapi takdir Tuhan akan selalu indah.

୨𓂃 ✦ 𓂃୧


Pagi hari telah tiba, pada hari itu Nisa sudah melaksanakan ibadah puasa Ramadhan. Nisa keluar untuk menikmati udara pagi hari, terlihat santri sudah bersiap untuk sekolah dengan semangat penuh.

Nisa mulai melihat seksama wajah santriwati yang melewati diri nya, ia mencari santriwati yang bernama Dea. Sedikit sedikit dia masih ingat dengan bentuk wajah nya yang bulat dan lucu.

" Eh kamu, yang pakai kerudung warna warni." Dea menoleh ke arah Nisa yang sedang memanggilnya. Dea mengetahui kerudung warna warni ialah diri nya, mengenakan kerudung hukuman.

" Kakak manggil saya?" Tanya Dea.

" Iya Dea, benarkan nama kamu Dea? Kenalin ya aku Nisa." Ucap Nisa sembari mengulurkan tangan indah nya

" Oh iya kak Nisa, ada apa ya kak?"

" Gak papa sih, aku cuma pengen punya temen akrab aja di pondok ini. So, mau gak jadi temen aku?" Ajakan Nisa seperti anak kecil mengajak berteman, ia tidak mengingat diri nya umur berapa.

" Nanti saja cari teman, biarkan Dea sekolah terlebih dahulu." Ucap gus Fahmi yang memotong pembicaraan mereka.

Dea mengangguk paham, dan melanjutkan perjalanan nya menuju sekolah. Wajah Nisa kesal karena gus Fahmi menggagalkan ia berkenalan dengan teman baru nya.

" Ganggu aja nih, udah gus ngajarin santri sana." Ucap Nisa dengan wajah kesal.

" Ya sudah, saya permisi." Ujar gus Fahmi dan melanjutkan perjalanan menuju sekolah

" Demi apa? Dia pergi gitu aja? Gak minta maaf dulu ke aku! Dih, dasar ngeselin. Gak gue terima dia jadi suami gue, kalo ngeselin terus."

Omelan Nisa tidak sengaja terdengar abah yai yang tengah berdiri di belakang Nisa sembari melihat para santri.

" Alhamdulillah, memang benar. Pesona gus Fahmi memang terbaik." Ucap abah yai

Nisa malu karena abah yai berbicara seperti itu pada diri nya, omaygat omongan gue tadi kedengeran? Demi apapun gak sengaja gue nyeplos gitu Gumam Nisa dengan memasang wajah malu.

" Astaghfirullah, kakek ngagetin aja. Permisi ya, Assalamualaikum." Nisa dengan cepat masuk ke dalam ndalem dengan pipi chubby nya yang memerah.

Nisa kebosanan di dalam kamar sedari pagi hingga siang. Namun, adzan dhuhur telah berkumandang, diri nya bersiap menuju masjid bersama kak Angel.

" Kak Angel sudah mulai puasa?"

Kak Angel memasang muka aneh, " Lah, tadi sahur kak Angel duduk samping kamu. Kalo kakak gak puasa kenapa ikut sahur?"

Nisa tertawa malu karena pertanyaan itu, mereka berdua menuju masjid bersama ning Bunga. Mereka bertiga terlihat seperti trio cabe-cabean yang berjalan di tengah keramain.

Shalat berjamaah dzuhur telah selesai, dan Nisa bergegas menuju aula untuk menyetujui hafalan.

" Masa gus Fahmi beneran gak hadir, kalo aku gak lancar nanti di marahin kalo setor di ustadzah lain gimana? Semoga gak jadi deh acara gus Fahmi itu," Ucap Nisa dengan mulai menaiki anak tangga.

Gusku Imamku [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang