PART||09

5.7K 267 31
                                    

Merangkai awal cerita kita.

୨𓂃 ✦ 𓂃୧

Ramai tawa dan bicara di ruang keluarga, terlihat Umi, Abi, dan Nisa berkumpul di ruang keluarga. Suara televisi kalah dengan suara tawa dan cerita mereka, hal yang selalu dinanti dan diinginkan seorang anak bersama keluarga nya.

" Besok udah balik ke pondok ya, umi?" Ucap Nisa tak sangka, ia sudah berada di rumah selama dua minggu. Dan waktu nya untuk balik pondok.

" Iya, nduk. Umi sama Abi di pondok sedikit lama, gak papa kan?" Ucap umi.

" Ya.. Gak papa dong, umi. Tumben banget, gak langsung pulang? Ada acara di sana?" Tanya Nisa penasaran.

" Abah sudah berkali-kali menanyakan tentang hal perjodohan, karena umi mendengar dari kamu sendiri, bahwa kamu setuju. Maka jeda beberapa hari, akan dipertemukan dengan keluarga Gus Fahmi." Jelas umi, sedikit rasa khawatir dengan ucapannya. Karena, beliau takut kalau Nisa terkejut dan tidak setuju.

Namun, Nisa menyadari beberapa kalimat yang abang Bintang ucapkan saat makan malam bersama teman-temannya saat itu. Ia ingin mengetahui, mengapa ia dijodohkan.

" Gak papa kok, umi. Kalau memang itu kemauan umi dan Abi, Nisa gak papa. Tapi tetap aja, Nisa gak mau dikengkang." Ucap nya

Umi dan Abi sedikit terkejut dengan jawaban dari putri nya, umi dan Abi saling bertatap an bingung, namun bersyukur dengan jawaban itu.

Abang Bintang yang mendengar percakapan atau jawaban dari adik nya terkejut. "Tumben, udah kena gombalan nya Gus Fahmi tuh, mi." Ejek abang Bintang.

" Untung sabar, kalo gak? Gue hajar lu."

" Marah mulu lu, Nis. Hamidun ya?"

" Sini lu! Jangan kabur." Ucap Nisa dengan beranjak dari duduknya dan berlari mengejar abang Bintang yang sangat membuat mood nya rusak.

Umi dan Abi menghela nafas berat dan menggeleng kepala tak paham lagi dengan tingkah kedua anaknya seperti layaknya anak baru naik sekolah dasar.

" Sudah, berhenti kalian.. Kayak anak kecil aja, kalian memang sudah siapin barang yang sudah habis? Buat penyimpanan di pondok? Kalo belum, siapin. Kalo ada yang gak ada di- rumah, beli dulu." Tutur umi Zera.

" Nisa udah beres semua, kemarin udah beli sama dia." Ucap Nisa dengan menunjuk jari pada bang Bintang.

" Iya, kita udah lengkap kok, umi. Cuma laptop buat kuliah abang udah sedikit rusak." Ucap bang Bintang.

" Bohong, umi. Di kamar nya aku liat laptop nya masih baik baik aja, malahan beberapa bulan lalu dia beli tab." Cepu Nisa pada umi Zera.

" Ih, kok kamu beli tab? Memang ada uang kamu? Perasaan gak pernah minta, umi. Tapi gak papa, bagus kalo kamu beli tab sendiri. Kuliah yang benar, bulan depan umi beliin laptop baru." Ucap umi memanjakan putra tersayang.

" Aku umi? Kok abang doang, gak adil ih." Ucap nya iri hati pada abang Bintang.

" Astaghfirullah, kan kemarin udah Abi beliin tuh apa skinjer buat kamu."

Gusku Imamku [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang