PART||06

7.8K 302 4
                                    

Sepanjang apapun perjalanan ini akan kita tempuh bersama, sebanyak apapun rintangan di jalan itu akan kita lewati bersama.
- gus Fahmi abdullah


୨𓂃 ✦ 𓂃୧


Malam hari itu Nisa duduk di di gazebo depan ndalem bersama abang nya. Malam itu terasa sejuk hingga cocok untuk mereka berbincang setelah bertahun-tahun tidak jumpa.

" Gimana rumah yang baru abi beli di komplek sebelah?" Ucap abang Bintang.

" Bagus sih, cuma aku lebih tertarik sama rumah lama. Kalo rumah baru itu gak enak suasananya."

" Alhamdulillah, bersyukur. Kalau bahas soal gini, abang selalu inget. dulu banget masih turun nya ekonomi keluarga, kita masi dirumah yang sederhana. Sekarang alhamdulillah, Allah maha baik yang memperbaiki ekonomi kita."

" Dulu Nisa masih belum tau ini itu, jadi Nisa gak tau gimana masa waktu itu."

" Abang dulu saat SD di bully karena ekonomi kita, dan abang selalu selalu ingin punya ini tapi abang gak bisa beli karena hal itu. dan saat abang mulai masuk SMA abang gak keterima di sekolah impian abang, karena masalah ekonomi itu lah. Tentu abang merasa sangat sedih, siapa coba yang gak sedih kalau gak masuk di sekolah impian? Saat itu abang benci banget sama takdir keluarga kita yang gitu-gitu aja terus. Namun, sekarang sudah membaik. Ya sudah lah.. Sudah malam abang mau balik ke asrama. malam, Nis."

Bang Bintang pergi dan menjauh dari pandangan Nisa, kasian abang gue dulu, hidup gue ternyata cukup baik, tapi.. Selebihnya kayak apa banget Gumam nya.

୨𓂃 ✦ 𓂃୧

Matahari mulai terbit untuk menyinari bumi pagi itu, kicauan burung membuat suasana semakin tenang. Nisa membuka jendela hingga terasa angin sejuk pagi hari.

Hari raya idhul Fitri semakin dekat, dan membuat Nisa dan keluarga mereka semakin senang. Pagi itu banyak santri yang sudah balik kampung masing masing, sehingga ramai mobil yang berjejer depan ndalem.

" Sudah banyak yang pulang ya, ini?" Ucap Nisa dengan muka bantal nya itu.

" Iya, Nis. Belum cuci muka ya? Keliatan banget aura baru bangun tidur nya." Ejek kak Angel terkekeh.

" Ih, aura aura segala. Tapi emang belum cuci muka sih," Ucap Nisa dengan tertawa kecil.

" Sana cuci muka, aura bangun tidur langsung tidur dan gus Fahmi makin cinta,"

Nisa menepuk pelan tangan kak Angel dan cepat menuju ke kamar untuk cuci muka, dilanjut memakai skincare pagi hari.

" Berarti habis ini aku pulang dong? Kalo pulang terus balik ke pondok, harus bawa banyak stock skincare dan jajan. Mana pada habis jajan yang waktu itu aku bawa," Oceh nya, sembari memakai skincare pada wajah nya.

Suara ketukan pintu terdengar pada kamar Nisa, Nisa menghentikan apa yang ia lakukan, dan membuka pintu.

" Nisa, ada telfon dari umi sama abi kamu, ini handphone nya." Ucap ning Bunga, sembari memberi handphone pada Nisa.

" Halo, assalamualaikum, Abi umi,"

" Nisa, kamu tidak perlu pulang. Biar abi sama umi yang ke pondok, karena seluruh keluarga akan kumpul di situ. Mungkin setelah hari raya baru kita balik ke rumah, buat ngunjungin keluarga umi. Jadi minggu depan umi Abi kesana, kamu mau titip apa? Biar umi Abi bawain." Ucap umi dalam telfon.

Gusku Imamku [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang