Bab Mantan- Yasmin

5.4K 425 68
                                    

Bab Yasmin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bab Yasmin

"Makasih banget Yasmin, serius gue nggak bisa bayangin kalau enggak ada lo."

Yasmin selesai mengganti popok anak sahabatnya--Dyas--yang tampak buru-buru mengenakan kaos kaki lalu mencium pipi Yasmin.

"Jangan lupa, selesai kuliah langsung pulang." Yasmin kembali mengingatkan temannya, sore nanti dia harus segera berkemas karena akan berangkat ke Bali bersama keluarganya.

"Sip!" tanpa menoleh lagi Dyaz mengacungkan jempolnya lalu keluar dari rumah itu.

Bayi berusia dua bulan, hadir karena kebrengsekan orangtuanya kini digendong Yasmin. Harum bedak bayi dan minyak telon selalu menguar dari bayi yang malang itu.

Atas nama cinta kalau kata Dyaz, tapi menurut Yasmin dikarenakan ketololan mereka bisa mengakibatkan hal ini. Menikah tanpa direstui oleh pihak lelaki, apa hebatnya hubungan seperti itu? Padahal mereka masih punya banyak waktu untuk merayu hingga mendapatkan restu mama-papa Argan.

"Nayana bobo ya, Tante rebus telur dulu."

Ini yang belum diceritakan Yasmin pada orang tuanya. Akan menimbulkan persepsi yang akan menahan langkahnya untuk membantu sahabatnya.

Selama dua bulan ini gadis itu sudah mengemban tugas seperti ibu rumah tangga, dan semua ini dilakukan karena temannya. Harapannya selesai kuliah melanjutkan kerja sesuai impian, malah masih bertahan di kafe yang dibangun saat masih duduk di bangku SMA.

Setiap pagi, sebelum ke kafe Yasmin akan singgah dulu di rumah Dyaz guna membantu ibu muda tersebut yang tidak bisa melakukan apa-apa. Bakat temannya cuma bercinta, itu benar adanya.

Yasmin selalu menyempatkan diri datang pagi-pagi sekali untuk membuatkan sarapan, ia merasa kasihan jika setiap pagi Dyaz harus kuliah tanpa mengisi lambungnya. Ia juga sudah terbiasa menyiapkan sarapan untuk suami temannya itu.

"Dyaz sudah berangkat?"

Yasmin sudah selesai, ia mematikan kompor lalu menjawab tanya ayah Nayana tanpa menoleh. "Eum."

Setelah itu Yasmin mendinginkan telur yang sudah direbus dan membawanya ke meja, berikut tiga lembar roti lalu lanjut menyeduh kopi hitam sesuai selera suami temannya itu.

"Terimakasih."

Seperti biasa selama dua bulan ini pria itu makan sarapan buatan teman istrinya, hanya pagi karena siang dan malam dia berada di kantor.

Bukan tidak mampu menyediakan jasa pembantu dan baby sitter tapi Dyaz sendiri yang tidak mau dengan alasan berbahaya untuk keselamatan Nayana kalau sampai saat ini orang tua Argan belum merestui hubungan mereka, kekhawatiran yang berlebihan dan menyebabkan Yasmin ada di sini.

"Nayana sudah tidur, aku pergi dulu."

"Eum."

Lantas Yasmin keluar dari rumah temannya, beginilah kegiatannya setiap pagi. Selesai dengan urusan tersebut dia menuju ke kafe dan akan kembali siang nanti ketika menerima pesan dari pria tersebut.

Mantan Ipar (Cerita Lengkap Di PDF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang