Yasmin 5

2.2K 358 27
                                    

 Tepat 10 jam Yasmin ada di rumah sahabatnya dia baru pergi setelah Dyaz pulang, atas apa yang didengar siang tadi belum terpikirkan untuk diberitahukan pada ibu satu anak tersebut. Namun isi kepalanya penuh dengan tanda tanya pada suatu hal yang dikatakan ibu Argan, benarkah seperti itu kejadiannya? Rasanya dia tidak ingin percaya, sudahlah.

"Kami menunggumu hampir dua jam." Haura membuka percakapan malam itu usai makan malam dengan putri sulungnya.

"Maaf," kata Yasmin tapi dia sudah memberitahu ibunya bahwa dia akan telat sampai ke cafe.

"Kamu tahu dengan siapa kami datang?"

Yasmin menggeleng. "Aurel."

Aurel, nama itu tidak terdengar asing. "Anak tante Janari?"

Haura mengangguk.

Saat nama Aurel disebut bukan gadis itu yang terbayang di benaknya tapi seseorang tak lain adalah kakak Aurel, pria hitam manis yang kala itu masih duduk di bangku SMP yang sama dengannya.

"Kemarin Aurel datang, jadi sekalian Mama ajak ke kafe."

Yasmin mendengar tapi isi kepalanya penuh dengan bayangan cowok hitam manis yang dulu pernah ditaksir, cinta monyet begitu kata orang zaman dulu.

Terakhir mereka bertemu saat itu usia 15 tahun atau ketika duduk di bangku kelas 3 SMP setelah itu keluarga yang menjadi tetangganya pindah lantaran ayah cowok itu dipindahtugaskan.

Sudah berapa lama?

"Hei, Mama ngomong sendiri ni?"

Eh, Yasmin meminta maaf lagi. Dulu, beberapa kali pernah teringat pria hitam manis itu namun seiring berjalannya waktu dia mulai melupakan dan ini pertama kali dia mengingatnya lagi.

"Dalam rangka apa Aurel ke Jakarta, Ma?"

"Mau daftar kuliah, lagi cari kosan juga. Mama bilang tinggal di sini saja."

Ouh, Yasmin mengangguk. Daska Haidar, nama pria itu tak sengaja terukir lagi di hatinya. 
Entah kenapa, Yasmin merasa dadanya berdebar. Bukan sesuatu yang hebat mengingat usianya dulu masih kecil, tapi terasa istimewa ketika menyebut nama Daska.

Seperti apa dia sekarang? Yasmin menggeleng.

"Kenapa Yasmin, kamu aneh deh." Haura mulai komplain, dia sedang berbicara bukan menanyakan sesuatu yang membutuhkan jawaban.

"Eh, aku nggak fokus Ma." Yasmin tidak ingin terlalu gugup di depan mama karena itu dia izin ke kamar.

"Nggak masalah kan kalau Aurel tinggal di sini?"

"Enggak apa-apa Ma." ada senyum di penghujung kata lantas gadis itu melangkah ke kamar.

******

Bisa dihitung berapa kali Yasmin ke ruangan gym dalam sebulan, malam ini dia masuk ke sana tepat jam dua belas malam setelah matanya tak sinkron dengan perintah otak.

Aurel menyebabkan suasana hatinya berbeda seperti sepuluh tahun terakhir ini, karena Aurel pikiran Yasmin tertuju pada Daska.

Sengaja keluar dari kamar dan memilih ke sini karena Yasmin sendiri tidak bisa berhenti melupakan pria dengan bayangan samar. Jujur, Yasmin hanya ingat senyum manis juga wajah tampan kala itu.

Mantan Ipar (Cerita Lengkap Di PDF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang