kenyataan yang salah

4.1K 575 36
                                    

 "Aneh, aku nggak dengar suara mas Afi." Arni bercerita dengan antusias pertengkaran kakaknya dengan Rania yang tidak sengaja terdengar olehnya.

"Terus?" Aida jadi penasaran.

"Mba Rania marah-marah, nangis juga. Dia juga ngungkit masalah anak."

Aida jadi khawatir.

"Aneh kan kalau mas Afi diam aja? Minimalis ada lah kata-kata nenangin istrinya, bukan malah diam."

"Aku tidak yakin mereka bertengkar karena masalah itu."

Arni sepemikiran. Pernikahan kakaknya dengan yang sudah berlangsung selama beberapa tahun, dan pembahasan tentang anak sudah tuntas saat itu.

"Mas Afi selingkuh?"

"Nggaklah!" Aida menepis dengan cepat.

"Lalu apa?" tanya Arni dengan kesal. "Aku sebagai wanita kesal loh kalau digituin, sekalipun aku teriak marah  mas Ryan tetap ngomong baik-baik, minimal peluk bukan malah didiemin."

Aida tampak berpikir. Mas Afi berbeda dengan suami mereka, beliau bukan laki-laki ekspresif yang mudah memperlihatkan emosinya. Sepengetahuan Aida tentang kakak sulungnya itu, Afi adalah tipe laki-laki yang tidak akan bicara jikalau tidak ada kepentingan. Dan diamnya sang kakak artinya ada sesuatu yang tidak diterima namun memilih diam agar tidak terjadi keributan.

"Gemas banget tadi, maunya aku masuk lihat mereka!"

Alih-alih memberikan tanggapannya Aida memilih berpikir kira-kira apa yang terjadi hingga membuat Afi dan Rania bertengkar. Baru beberapa waktu lalu Rania mengunggah foto bahagianya di hari anniversary mereka, lalu hal apa yang memicu pertengkaran mereka?

"Tapi aku masih waras, gimana pas aku dobrak malah lagi cipokan, gila kan!"

Konyol sekali pemikiran adiknya, Aida hanya tersenyum.

"Mba bisa senyum seperti ini karena enggak dengar, yakin deh kalau tadi ada Mba, jantungan pasti!"

Mungkin.

"Aku udah lebih sejam di sini tapi mereka belum keluar."

"Tidur kali, kan capek habis berantem." Aida terkekeh. Ia tidak memperlihatkan kagalauannya setelah mendengar kabar pertengkaran Afi dengan Rania.

"Iya sih. Nanti bangun lanjutin. Eh enggak deh, semoga aja mereka keluar dan lihat orang-orang sudah pada pulang belum?"

Teringat sesuatu Aida bergumam. "Tapi Aura kan di rumah."

Arni juga baru menyadari, sontak keduanya menuju ke kamar Haura. Ternyata tidak ada di kamar, ke mana wanita itu?

******

Pulang satu jam lebih telat dari ipar yang lain, Haura mengajak Yasmin ke mall selama tamunya jalan-jalan. 

Rencananya istirahat karena demam belum sembuh total gagal saat dia mengetahui Afi tidak ikut dengan rombongan ke makam kakek. Menghindari fitnah, itu yang membuat Haura pergi sebentar, tanpa diketahui jika Rania juga ada di rumah.

"Lagi sakit malah keluar."

"Cuma ke depan kok, mba udah lama pulang?" Haura tidak memberitahu ke mana perginya tadi.

"Sejaman ada," jawab Aida.

Aida penasaran apakah Haura mendengar pertengkaran Afi dengan Rania, tapi ia tidak tahu harus memulai dari mana. 

"Aku simpan ini dulu."

"Yasmin saja aku saja." lalu Aida mengambil keponakannya dari gendongan Haura.

Mantan Ipar (Cerita Lengkap Di PDF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang