Yasmin 19

2.2K 367 29
                                    

Yasmin menyayangkan keadaan yang menimpa sahabatnya, kini Dyaz tidak tinggal lagi di rumah yang dulu sering dikunjunginya tapi sudah mengontrak sebuah rumah. Wanita itu juga memberitahu dalam waktu dekat dia akan membeli sebuah rumah, walaupun keuangan Dyaz lebih dari cukup untuk membeli sebuah rumah Yasmin tetap akan membantu.

Yasmin juga mendengar kabar Dyaz resign tidak benar, sahabatnya mengambil cuti sementara waktu untuk memperbaiki hubungannya dengan Argan saat itu dan saat tak bekerja seperti biasa.

Atas keinginannya sendiri Dyaz keluar dari rumah itu, dia juga sedang menyiapkan berkas perceraiannya dengan Argan. Cita-citanya membangun keluarga kecil nan bahagia telah gagal. Sepertinya dia mewarisi kegagalan orangtuanya.

"Naya mau nginap di tempat tante Yasmin saja," rengek Naya sore itu. Setelah dua malam menginap di rumah mamanya ia tahu jika di tempat sahabat mamanya lebih leluasa, ditambah sikap Yasmin padanya. Saat sedang bersamanya Yasmin tak pernah memegang ponsel, dengan kata lain Naya merasa diperhatikan oleh wanita itu.

Berbeda dengan Dyaz, yang ditanyakan hanya dua hal yang sudah dihafal oleh putrinya; mau tidur atau sudah makan? Selebihnya wanita itu disibukkan dengan layar laptop atau ponsel berikut lembar yang cukup banyak.

"Tapi Mama lagi repot sayang," kata Dyaz pada putrinya tanpa mengalihkan fokus dari layar.

"Minta Tante saja yang ke sini."

"Kadang Tante juga lagi sibuk, sama papa mau?"

"Enggak, mau sama Tante."

Karena wajah sang putri semakin masam mau tidak mau Dyaz menghubungi sahabatnya.

"Naya mau ke tempatmu," kata Dyaz begitu panggilan tersambung.

"Boleh, mau aku jemput atau?"

"Nanti, aku telepon papanya dulu." 

Di seberang Yasmin mengiyakan. Setelah panggilan terputus Dyaz menghubungi Argan dan meminta pria itu mengantarkan Naya ke tempat Yasmin. Jawaban di seberang sama dengan dirinya, Argan juga mengatakan sedang sibuk akhirnya Dyaz kembali menghubungi Yasmin dan meminta bantuannya.

Di rumah orangtuanya Argan tak sesibuk seperti yang dikatakan pada Dyaz, mendengar nama Yasmin itu yang membuatnya terpaksa berbohong. Satu bulan ini dia tidak bertemu dengan gadis itu, ia ingin menjaga hati agar tak jatuh terlalu dalam pada sahabat istrinya.

"Yang Ibu bilang benar kan, jangan coba-coba bangkang."

Mungkin itu salah satu penyebab rumah tangganya retak namun itu hanya sebab sementara takdir lebih kuat. 

"Yang jadi korban sekarang siapa?" ibu tersenyum masam. "Naya kan?"

Awalnya beliau tidak menyukai cucunya itu karena lahir dari rahim wanita seperti Dyaz, seolah tahu gambaran ke depan rumah tangga sang putra dengan wanita tersebut. Salah satunya dari cara licik Dyaz yang memaksa kehadiran Naya di dunia ini. Namun akhir-akhir ini beliau bisa menerima anak dari putranya dan mulai menyayanginya namun sampai kapanpun dia tidak bisa memaafkan Dyaz.

Ada syarat yang diajukan Argan pada orangtuanya adalah tidak ikut campur pada hubungan Naya dan Dyaz, bagaimanapun Dyaz adalah  ibu kandung putrinya.

"Ibu tidak ke mana-mana?"

"Kenapa, enggak suka lihat Ibu di sini?" tanya beliau dengan tatapan aneh. "Kalau enggak suka ya kamu dong yang pergi, kan ini rumah Ibu."

Maksud Argan adalah dia mau ibunya diam dan tak mengungkit lagi hal yang sudah terjadi, lagi pula dia tidak menyesal memiliki putri secantik Naya.

Ia tahu, baik dirinya maupun Dyaz bukan sosok orang tua yang baik bagi Naya tapi putri mereka memiliki seorang yang siap menjaga dan menyayanginya sepenuh hati.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: a day ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mantan Ipar (Cerita Lengkap Di PDF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang