Evelyn berada ditempat yang mungkin jarang orang lain kunjungi. Bahkan letaknya pun sangat jauh dari pemukiman dan hanya beberapa orang saja yang mengetahui mengenai tempat ini.
Netranya menulusuri lingkungan sekitarnya kemudian menemukan beberapa rumah kuno yang masih kokoh hingga saat ini. Dengan berusaha memantapkan hati akhirnya gadis itu memilih untuk mendekati sang pemilik rumah yang sedang merakit kayu.
"Permisi"
Wanita paruh baya itu menoleh menatap kearahnya sekilas sebelum akhirnya menyelesaikan pekerjaannya dan kemudian memfokuskan dirinya pada gadis dihadapannya.
"Ada yang bisa saya bantu?"
Evelyn mengangguk." Saya ingin membeli rumah ini, apakah bisa?" Ujarnya bertanya dengan tatapan penuh harap.
Sedangkan wanita itu mengamati penampilan Evelyn dari bawah hingga atas, netranya menatap curiga pada gadis dihadapannya.
"Kau seorang bangsawan?"tanyanya sedangkan Evelyn terdiam sebelum akhirnya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.
"Bukan, saya hanya orang biasa"
"Tetapi dari penampilanmu kau seperti seorang bangsawan"
"Saya tidak pernah menyandang gelar itu, karena bagaimanapun saya hanyalah gadis desa biasa. Yang kebetulan diambil untuk dijadikan istri namun pada akhirnya berakhir" mendengar hal itu, wanita tadi tak bisa untuk menahan diri menatap Evelyn iba.
"Kau dibuang?"
"Tidak, sebelum dibuang dengan tidak pantas maka harus saya yang pergi terlebih dahulu"
Wanita itu tersenyum tipis. "Rumah kosong disana, sebelumnya adalah milik seorang ratu yang dibuang oleh suaminya" mendengar fakta itu, Evelyn mengerutkan keningnya bingung.
"Ratu?"
"Benar, karena tidak bisa memberikan keturunan untuk suaminya dia dibuang oleh suaminya sendiri beserta seluruh anggota keluarganya. Kemudian menghabiskan waktu menua di tempat ini hingga akhirnya menghembuskan nafasnya"
Evelyn terpaku mendengar itu, dalam hati dia terus bertanya-tanya mengapa sebelumnya dia tidak mendengarkan tentang cerita ini di istana.
"Ratu itu, bukanlah ratu yang dicintai oleh rakyat. Banyak yang mencaci makinya karena tidak pantas untuk bersanding dengan Kaisar, kau tau kenapa?"
Evelyn menggeleng " karena dia bukanlah dari kalangan bangsawan"
"Setiap kali aku membantunya, dia akan selalu bercerita mengenai suaminya terkadang aku terlalu bingung mengapa ada seseorang yang masih sangat mencintai pasangannya? Bahkan setelah dia dihina dan dibuang seperti ini"
Evelyn tertunduk mendengar itu.
"Cinta membutakan segalanya, walaupun hati dan fisiknya sakit tetapi jika sudah sangat cinta dirubah bagaimanapun tidak akan bisa untuk dihilangkan. Maka dari itu, Jangan terlalu mencintai seseorang karena terkadang cinta itu begitu menyakitkan"
Sudut kecil hati Evelyn terasa ngilu kala mendengar ucapan wanita itu, entah mengapa wanita itu bersikap seolah memberitahu padanya untuk tidak jatuh cinta.
"Pergilah, kau bisa mulai meletakkan barang-barangmu disini mulai besok"
"T-tapi bagaimana dengan biaya yang harus dibayar? apakah menyusul atau langsung?"
Wanita itu tersenyum tipis "untuk apa kau membayarnya? Kau diterima disini dengan baik olehku dan yang lainnya" tak lama setelah wanita itu mengatakan kalimat tersebut. Keluarlah beberapa anak kecil dan seorang wanita yang berpenampilan kumuh dari rumah yang gelap itu.
"Mereka, tinggal disini?" Ungkap Evelyn tidak percaya.
"Tak ada yang mau menerima kehadiran kami di desa maka dari itu kami sama-sama mencari tempat tinggal dan membangunnya seperti ini" jelas seorang gadis yang mungkin beberapa tahun lebih muda darinya.
"Perkenalkan namaku adalah Dea!dan wanita itu adalah bibi Flora, kita akan menjadi keluarga setelah ini! Senang berkenalan denganmu" gadis itu menatapnya penuh kekaguman sedangkan Evelyn tersenyum menanggapinya.
"Terimakasih" ujarnya haru.
"Kakak, siapa wanita cantik itu?" Cicit seorang anak laki-laki dengan malu-malu menatap kearahnya.
"Emm namanya" Dea menatapnya bingung sebelum akhirnya Evelyn sadar dengan situasi.
"Perkenalkan namaku adalah Evelyn, senang berkenalan dengan kalian semua" ucapnya dengan tersenyum manis. Membuat mereka terkagum pada senyumannya milik gadis itu.
Tak lama segerombolan anak-anak berlari kearahnya dan mengerubunginya dengan tatapan penasaran dan bingung.
"Mengapa kulit anda begitu bersih dan putih?"
"Anda sangat cantik"
"Pakaian anda sangatlah cantik"
Evelyn tersenyum lembut, kemudian menunduk dan menyamakan tingginya dengan para anak-anak.
"Terimakasih atas pujiannya, kalian sangatlah cantik dan tampan" ujar Evelyn antusias membuat mereka menatapnya polos.
"Aku tak cantik, kulitku hitam dan wajahku buruk" anak perempuan itu menunduk karena merasa tidak percaya diri untuk bertatapan dengan Evelyn.
"Hei,semua perempuan itu cantik kalian tau? Fisik bisa diubah namun hati tidak akan bisa. Untuk apa memiliki fisik yang begitu cantik dan diatas rata-rata bila tidak bisa menghargai orang lain dan memiliki sopan santun? Cantik hanyalah bonus. Yang sebenarnya dibutuhkan oleh orang banyak adalah ketulusan dan kebaikan hati milik kita" ucap Evelyn menjelaskan, membuat anak itu menatapnya dengan memiringkan kepalanya.
"Benarkah?"
Evelyn mengangguk berkali-kali "tentu saja! Jika kalian sudah dewasa nanti kalian pasti akan berubah menjadi cantik, tetapi yang paling penting adalah disini" Evelyn menunjuk dada dari anak dihadapannya.
"Beberapa orang akan terpengaruh dengan keunggulan fisik kita, tetapi ada pula orang yang menilai kita dari sini. Walaupun kita tidak terlahir cantik ataupun sempurna yang paling penting adalah kita memilih sikap yang baik. Meskipun tidak mendapatkan balasan yang baik yang terpenting adalah kita memberikannya dengan ikhlas" ucap Evelyn kemudian tersenyum.
"Tetapi, teman laki-laki kami bilang bahwa perempuan itu harus memiliki tubuh yang indah dan juga wajah yang cantik. Mereka bahkan terus mengatai kami jelek" adu salah satu diantara mereka yang berpipi chubby itu.
Evelyn menatap para pemuda cilik dihadapannya dengan tatapan tidak percaya" benarkah?" Ujarnya bertanya dengan ekspresi terkejut.
"Benar!" Para anak perempuan itu dengan kompak mengatakan kalimat itu membuat yang laki-laki tidak bisa berkutik untuk membela diri.
Evelyn menggelengkan kepalanya prihatin.
"Kalian! Jangan pernah melakukan hal seperti itu lagi ya pada perempuan. Ingat laki-laki tidak akan bisa apa-apa tanpa perempuan. Hargai orang lain kalian harus ingat itu! Menghargai itu perkara mudah tetapi tidak semua orang bisa . Kalian harus belajar menghargai, pikirkan bagaimana perasaan teman kalian jika kalian diposisi seperti itu. Jangan diulangi ya" tegur Evelyn menatap mereka dengan galak.
"I-iya, maafkan kami Kak" Evelyn terkekeh melihat interaksi anak-anak itu bahkan tanpa Evelyn sadari Dea serta bibi Flora menatapnya dengan tatapan kagum dan berbinar.
"Mulai sekarang kak Evelyn adalah idolaku!" Ungkap Dea semangat membuat bibi Flora menggelengkan kepalanya melihat tingkah gadis disampingnya.
'semoga kau memiliki nasib yang lebih baik daripada ratu, Evelyn' batin bibi Flora menatap sendu wajah bahagia Evelyn yang bermain bersama anak-anak.
Bersambung...
update nya besok yaa!! Hehe
Bagaimana dengan part ini?? Komen ya!
Jangan lupa votmen nya 😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret marriage with the emperor- END
Fantasypernikahan rahasia yang terjadi antara kaisar dengan rakyat biasa karena keinginan terakhir dari kaisar terdahulu namun dapatkah kaisar yang baru menerima pernikahan yang tidak berdasarkan dengan cinta itu? atau akan segera menceraikan istrinya yang...