05

3.1K 195 4
                                    

Sekitar enam tahun yang lalu...

Seorang pemuda tampan yang memiliki banyak pengagum dari kalangan bawah hingga bangsawan atas, putra dari salah satu keluarga pemilik pertambangan terbesar di wilayah kekaisaran.

Wajahnya begitu rupawan, memiliki banyak harta serta banyak teman ditambah lagi dengan keluarga yang harmonis membuat pemuda itu selalu diliputi kebahagiaan.

Hingga suatu hari,sosok gadis yang sering mendapatkan bullyan dari teman-temannya itu datang menghampirinya dengan memberikan sebuah amplop putih kepadanya.

Awalnya pemuda itu bingung dan tidak dengan segera mengambil surat yang berada ditangan gadis itu,hingga dia melihat bagaimana kedua tangan gadis itu bergetar akhirnya dia mengambil surat tersebut.

Dibukanya secara perlahan surat itu hingga kedua matanya terbelalak terkejut ketika mengetahui gadis itu menyatakan cinta kepadanya.

Teman-temannya pun menertawakan dirinya karena perbuatan gadis itu, membuat Max kesal dan akhirnya merobek surat itu hingga menjadi kecil kecil.

Tentu gadis itu yang tidak lain adalah Evelyn terbelalak terkejut kemudian menundukkan kepalanya tidak berani menatap wajah max yang tidak bersahabat.

Sampai Evelyn merasakan kepalanya diangkat paksa oleh max membuat kedua matanya berkaca-kaca.

"Dengarkan aku, aku memiliki selera dalam memilih seorang gadis dan kau!! tidak masuk dalam kriteria itu.kau tau kenapa? Karena kau hanyalah gadis yang berasal dari desa kecil dan juga miskin!! Tidak sederajat denganku" ucap Max dengan nada yang penuh penekanan.

Membuat air matanya tanpa diduga terjatuh kemudian dia menundukkan kepalanya dan memundurkan langkahnya meninggalkan tempat itu.

"Hei Max, perkataanmu tadi.. tidakkah itu sangat keterlaluan?" Ucap Mark Ketika menyadari perubahan wajah dari Evelyn membuat dirinya sedikit iba.

"Biarkan saja, gadis seperti itu memang harus diberikan perkataan seperti itu supaya sadar diri " balas Jordy dengan santai.

Disisi lain

Evelyn berlari sekuat tenaga untuk keluar dari academy tersebut berusaha mati matian untuk menghentikan air matanya.

"Astaga,jika aku menjadi dirimu aku akan sangat malu.." ucap seseorang yang berada disisinya tiba-tiba membuat Evelyn semakin menundukkan kepalanya dalam-dalam.

"Hei anak bodoh!! Esok hari jika kau ingin kembali kesini jangan lupa tutupi wajahmu itu dengan nampan atau mungkin menggunakan kantung plastik agar kau tau diri!" Imbuh seseorang yang tidak lain adalah teman-teman Rosalin.

"Astaga Evelyn..ckckck jika aku menjadi kau, aku akan sadar diri untuk tidak menyukai seseorang yang begitu tinggi untuk dicapai bukankah harusnya seperti itu teman-teman?" Ucap Rosalin yang dengan sengaja dikeraskan mengundang tawa dan ucapan merendahkan dari anak-anak yang lain kepada Evelyn.

Evelyn pun segera berlari dengan menutup kedua telinganya rapat rapat mengabaikan tatapan mencela dari orang-orang yang berada pada setiap koridor yang dia lewati

Dimana letak kesalahannya? bukankah dia berhak jatuh cinta? Jika saja.. teman temannya yang sering membully  itu tidak memaksanya pasti harga diri Evelyn tidak akan terinjak-injak seperti ini.

Ini semua dia lakukan demi mendapatkan kembali ketenangan untuk menimba ilmu,

awalnya Evelyn heran mengapa Rosalin tiba tiba berkata akan membantunya agar tidak dibully lagi dan ternyata kecurigaannya benar bahwa Rosalin tidak akan pernah mengentikan tindakannya itu walaupun dengan persyaratan agar Evelyn harus menyatakan perasaannya pada pangeran academy.

"Aku sudah tidak kuat lagi.." lirih Evelyn yang berada diluar sekolah.

Hujan deras disertai angin yang kuat tidak menghalangi langkahnya untuk pergi dari tempat terkutuk itu, sekarang Evelyn benar benar menyerah memang tidak akan pernah dia dapatkan kebahagiaan karena fisik serta ekonominya yang tidak seperti orang lain.

Semenjak itulah, Max tidak pernah melihat sosok Evelyn di academy setelah dia berusaha menggali informasi dan mengetahui bahwa Evelyn dibully oleh seluruh masyarakat sekolah Max pun semakin diliputi rasa bersalah.

Berkali-kali dia mencoba mencari Informasi tentang tempat tinggal Evelyn tetapi tidak bisa dia temukan karena rupanya seseorang sedang menutupi nya dan yang pasti orang itu bukanlah orang biasa.

Sedangkan Evelyn yang kembali ke desanya pun menjalani hari dengan membantu sang nenek bertani dan berjualan untuk menghidupi mereka sehari-hari.

Saat sedang berjualan samar samar Evelyn mendengar pembicaraan seorang wanita paruh baya dengan temannya.

"Kudengar putra dari pemilik tambang itu akan bertunangan dengan putri dari Viscount Jeffry" ucap wanita paruh baya itu membuat Evelyn tersenyum tipis.

'mereka memang cocok, Rosalin yang memiliki reputasi dan derajat yang tinggi serta Max yang juga sama-sama memiliknya, aku harusnya sadar diri..aku tidak akan bisa menjadi seperti mereka' batinnya kemudian berusaha mengalihkan pandangannya ke atas langit untuk menahan air matanya yang hampir terjatuh.

'jika aku tau bahwa jatuh cinta akan se-menyakitkan ini maka aku tidak akan pernah jatuh cinta kembali..aku tidak ingin diinjak injak oleh orang lain lagi ' batinnya dengan yakin.

Flashback end

"Aku..aku mencari keberadaan mu selama ini..kau berada dimana?"Max mengawali perbincangan diantara mereka yang saat ini berada disebuah rumah makan,sedangkan Zayn hanya menunggu diluar tanpa ingin ikut campur masalah pribadi Evelyn karena Zayn mengerti batasannya.

"Saya rasa,hal itu tidak terlalu penting bukan?" Jawab Evelyn dengan tersenyum tipis menatap teh yang berada dihadapannya.

"Bagiku itu penting, kau tau aku diliputi rasa bersalah karena kau yang tiba-tiba menghilang seperti ditelan bumi" penjelasan Max membuat Evelyn menggenggam erat cangkirnya.

"Bukan salah anda, itu semua adalah salah saya karena saya yang waktu itu tidak sadar dengan bagaimana keadaan saya sendiri..bisa bisanya gadis rendahan seperti saya menyatakan cinta kepada seorang putra dari salah satu Duke ternama" ujarnya diakhiri tawa kecil diakhir.

Membuat Max semakin diliputi rasa bersalah saat akan menggenggam telapak tangan Evelyn dengan segera gadis itu menariknya menyembunyikannya diatas pangkuannya yang tertutup meja.

Max yang terkejut pun hanya bisa terdiam kemudian menarik tangannya berusaha menghalau perasaan aneh dihatinya.

"Maafkan aku, aku tau aku pasti sudah memberikan luka yang dalam untukmu" ucap Max dengan nada getir sedangkan Evelyn hanya mengigit bibir bawahnya dengan raut wajah sendu.

"Lady.." ucap seseorang mengentikan Evelyn yang akan membuka suaranya sedangkan Max segera berdiri untuk memberi salam pada orang tersebut.

"Salam yang mulia, semoga kejayaan selalu bersama anda" salamnya dengan hormat yang sayangnya diabaikan oleh orang itu karena fokusnya saat ini adalah pada gadis yang menundukkan kepalanya dengan kedua tangan yang saling meremas jarinya gugup.

"Lady..saya mencari anda yang tiba-tiba saja pergi dari istana" ucap orang itu yang tidak lain adalah Ravizzele berhasil membuat Max terkejut karena tidak mengetahui hubungan diantara mereka berdua.

"Maafkan tindakan saya,yang mulia.." cicit Evelyn tidak berani menatap wajah Ravizzele yang datar kemudian tanpa aba aba Ravizzele menarik pergelangan tangan Evelyn pelan dan membawanya keluar dari tempat itu.

Meninggalkan Max tidak kebingungan dengan hubungan antara mereka berdua.

"Tidak mungkin mereka memiliki hubungan kan?" Ujarnya bertanya tanya








Bersambung..

halohaa aku update lagi nih, moga² bisa update tiap hari YESS 😗

Maaf ya kalo gak jelas alurnya 😔🙏🏻
Jangan lupa untuk votmen nyaa 💓

Secret marriage with the emperor- ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang