13

3K 198 13
                                    

Beberapa hari setelahnya, kondisi kesehatan Evelyn menurun. Beberapa kali kerap jatuh tak sadarkan diri. Membuat beberapa pelayan menjadi khawatir akan kesehatan gadis itu.

"Bagaimana kondisinya?" Tanya Zayn dengan menatap cemas kearah dokter yang memeriksa tubuh lemah Evelyn.

Saat ini mereka tengah berkumpul di dalam kamar milik gadis itu. Sedangkan Ravizzele, pemuda itu tidak berada di istana dalam jangka waktu yang cukup lama sebab harus menuju ke negeri sebrang untuk urusan politik.

Sang dokter pun yang telah selesai memeriksa kondisi dari Evelyn sejenak terdiam menatap wajah pucat gadis itu. Sebelum akhirnya tersenyum menatap wajah Zayn yang khawatir.

"Jangan tersenyum! Kau jelek jika tersenyum!" Sarkas Zayn. Membuat Deondra memutar bola matanya jengah pada perkataan dari sahabatnya.

"Untuk seusia pria yang normal, Kau cukup subur dan sehat juga ya" ujar Deondra dengan nada mengejek. Membuat Zayn mengerutkan keningnya bingung.

"Apa maksudmu?"

"Gadis itu tengah mengandung dan usia kandungannya sudah memasuki bulan kedua" jelas Deondra membuat Zayn terkejut bukan main.

"Mengandung?" Dalam hati Zayn bertanya-tanya, siapa ayah dari bayi ini? Apa hubungannya dengan Evelyn? apakah dia pria yang baik? Sungguh hatinya hancur mendengar berita itu.

"Tetapi kondisi psikologisnya terlihat tidak baik-baik saja. Sepertinya dia terlalu banyak pikiran hingga tertekan dan itu yang menyebabkan dia mudah lelah, selain faktor karena mengandung juga"

Zayn kembali tersentak mendengar itu, memang jika Zayn amati terdapat perubahan yang tidak terlalu besar pada gadis itu. Contohnya tubuhnya yang sedikit kurusan dan wajahnya yang tirus bahkan tatapannya pun sangat kosong.

' apa yang selama ini kau sembunyikan dariku, Evelyn.' batin Zayn.

Karena sudah tidak ada yang perlu dijelaskan lagi, Deondra memutuskan untuk berpamitan pulang. Sebelumnya pria itu sudah memberikan beberapa obat pada Zayn untuk pasiennya.

Sepeninggalnya Deondra, Zayn duduk didekat ranjang milik Evelyn. Tangannya terulur untuk menyentuh punggung tangan milik gadis yang tertidur lelap itu.

"Jangan seperti ini. Apakah lelaki itu bukan pria baik? Katakan siapa dia. Aku akan membunuhnya karena telah memberikan penderitaan padamu" lirihnya menatap sendu wajah Evelyn.

"Andaikan, andaikan pria itu tidak mau mengakuinya maka katakan padaku. Aku akan menikahi mu sesegera mungkin" Zayn mengecup punggung tangan milik Evelyn lama. hingga akhirnya sebuah gerakan dari pemilik tangan membuat Zayn tersentak.

"Eungh" erang gadis itu kemudian berusaha membuka matanya perlahan-lahan.

"Evelyn.."

Evelyn membuka matanya menatap sekitar dan kemudian menyadari terdapat Zayn yang berada disana. Menggenggam erat tangannya.

"Sir Zayn.." lirihnya.

Zayn tersenyum sejenak sebelum akhirnya menarik nafasnya dan mengusap lembut punggung tangan milik Evelyn.

"Selamat, untuk kandunganmu" mendengar ucapan dari saya Zayn, Evelyn dengan segera langsung mengubah posisinya menjadi duduk dengan menatap wajah Zayn tidak percaya.

"Aku? Mengandung?"ulang Evelyn yang dibalas anggukan oleh Zayn.

Evelyn tertawa tak percaya. Namun, Zayn dibuat terkejut kala melihat kondisi dari gadis itu yang begitu memilukan.

"Kenapa?" Evelyn menatap lirih perutnya yang sedikit menggembung itu.

"KENAPA?! KENAPA KAU HARUS HADIR!!" Evelyn benar-benar bertindak diluar ekspektasi Zayn. Bahkan dengan brutal, gadis itu memukuli perutnya dengan keras membuat Zayn segera menahan pergerakannya.

"EVELYN!! Sadarlah! kau akan menjadi ibu dari anakmu" ucap Zayn dengan kuat. Membuat Evelyn menatap nyalang wajah pria itu.

"Aku tidak ingin menjadi ibu dari anak ini, TIDAK MAU!!"

Melihat reaksi dari Evelyn, membuat Zayn memikirkan bagaimana nasib anak itu setelah lahir ke dunia. Terlebih jika mengetahui ibunya begitu membenci kehadirannya.

Zayn menatap sendu kearah Evelyn yang menangis histeris itu. Dalam hati bertanya-tanya siapa pria brengsek yang menghancurkan hidup gadis pujaannya itu.

"Siapa ayahnya?" Ujar Zayn bertanya dengan nada tidak bersahabat membuat tubuh Evelyn menegang.

Benar. Evelyn baru ingat bahwa setelah dia dan Ravizzele 'melakukannya' pria itu setiap malamnya selalu menghampirinya di kamar.

' apa mungkin karena itu?dia hadir disini?' batinnya bertanya-tanya. Evelyn menggenggam erat tangannya hingga memerah merasakan amarah dalam dirinya.

'brengsek!' umpatnya didalam hati. Kemudian seakan tersadar dengan sesuatu dirinya segera menolehkan wajahnya pada Zayn.

"Aku membutuhkan bantuanmu" ujar Evelyn dengan cepat membuat Zayn mengerutkan keningnya bingung sebelum akhirnya mengangguk.

"Akan aku bantu semampuku"

....

"Dimana Evelyn?" Tanya Ravizzele yang baru saja tiba itu kala menyadari tidak ada sosok Evelyn diantara orang-orang yang menyambut kedatangannya.

Salah satu dari mereka yang merupakan dayang pribadi dari Evelyn itu maju dan membungkukkan tubuhnya.

"Mohon ampun Baginda Kaisar. Tetapi kami tidak bisa menemukan keberadaan lady sejak beberapa hari yang lalu. Beberapa kstaria sudah diarahkan untuk mencari keberadaan lady" jelas Vivian membuat amarah Ravizzele tersulut.

"BAGAIMANA KALIAN BISA SEBODOH INI, HUH?!" Ujarnya marah membuat seluruh orang yang ada disana menundukkan wajahnya tak berani menatap sang Kaisar.

"Cepat kirim pasukan untuk mencari keberadaan gadis itu, Sekarang juga!" Perintahnya pada ajudannya.

"Baik. yang mulia"








Bersambung..

Segini dulu ya untuk hari ini hehe..

Jangan lupa votmen nya 😉

Secret marriage with the emperor- ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang