14

2.9K 173 9
                                    

Lima tahun, kemudian..

"Ibu!! Ayah membelikan aku perlengkapan menggambar!" Ujar anak perempuan yang tengah berlari kearah seorang wanita yang sibuk membuat beberapa makanan itu.

Wanita itu hanya menatap sekilas kearahnya sebelum akhirnya melengos tidak peduli. Anak perempuan, yang tadinya tersenyum bahagia itu pada akhirnya harus melunturkan senyumannya karena melihat reaksi dari sang ibu.

"Evelyn." Tegur seorang pria yang baru masuk itu dengan tegas. Menatap penuh peringatan pada wanita yang tengah menatapnya datar itu.

"Kau terlalu memanjakannya. Seharusnya dia bisa menjadi lebih berguna lagi jika belajar" setelah mengatakan itu Evelyn akhirnya meninggalkan kedua orang berbeda usia ditempat tersebut.

Zayn menghela nafas sejenak sebelum akhirnya mendekat dan menyamakan tingginya dengan gadis cilik dihadapannya.

"Jangan dimasukkan kedalam hati perkataan ibumu. Dia hanya ingin agar kau memiliki nasib yang lebih baik dari dirinya." Jelas Zayn pada gadis kecil yang menghapus air matanya itu lalu tersenyum lebar.

"Tentu saja! Aku akan melakukan apapun untuk ibu, ayah."  Ujarnya penuh semangat. Membuat Zayn menatap iba pada gadis dihadapannya.

Sejak kelahiran putrinya, Evelyn berubah 180 derajat menjadi lebih dingin dibandingkan sebelumnya. Rautnya tetap datar hingga saat ini, seperti tidak memiliki tujuan untuk menjalani hidup.

Bahkan beberapa kali, Zayn kerap menemui Evelyn yang menatap kosong kearah bayi perempuannya yang menangis kelaparan. Sakit, itu yang Zayn rasakan kala itu. Walaupun bayi perempuan itu bukanlah putri kandungnya, tetapi bayi itu tidak bersalah.

Maka dari itu, Zayn yang membantu merawat bayi perempuan itu hingga saat ini. Bayi perempuan yang memiliki mata indah seperti milik Evelyn, bahkan senyumannya pun sama dengan milik wanita yang saat ini tetap menjadi pemenang hatinya.

Arnetta, gadis cantik yang memiliki banyak bakat namun tidak bisa memiliki hati ibunya. Bahkan, untuk sekedar berdekatan dengan ibunya sendiri-pun rasanya sangat sulit. Hatinya langsung berubah dalam sekejap ketika menatap netra dingin milik ibunya.

Anak mana yang tidak sakit, apabila diberlakukan seperti itu? Hanya saja, Arnetta tidak pernah menangis. Ataupun mengeluh sebab yang Arnetta tau, ibunya tidak suka dia menjadi gadis yang lemah. Pernah waktu itu, Arnetta menangis saat terjatuh dan Evelyn hanya menatapnya sekilas kemudian dengan acuh berjalan meninggalkan putrinya.

Namun sebelum benar-benar pergi, Evelyn mengatakan sebuah kalimat tanpa membalikkan tubuhnya. Yang hingga saat ini, dijadikan oleh putrinya sebagai semangat untuk menjalani hidup.

"Kau hanya terjatuh dan terluka. Kau masih bisa untuk berdiri dan berjalan walaupun tertatih. Lalu, lukamu akan sembuh dengan diobati secara bertahap. Namun akan berbekas. Seperti itulah, kehidupan yang akan datang padamu. Jadi, jangan menangis ataupun mengeluh. Karena, tidak ada yang peduli dengan itu. Selain dirimu sendiri." Kalimat terpanjang yang diucapkan oleh ibunya untuk pertama kalinya seumur hidupnya.

Walaupun usianya masih lima tahun. Arnetta, memiliki pola pikir dewasa sebelum waktunya jadi bukanlah hal yang sulit untuknya memahami perkataan ibunya. Itu bukanlah apa-apa. Asal ibunya mau berbicara padanya pun, Arnetta rela jika harus terus terjatuh seperti itu.

Untungnya, Zayn hadir didalam kehidupannya. Memberikan rasa hangat dan nyaman pada hatinya yang kedinginan dan penuh luka.

Sebenarnya, ingin rasanya gadis kecil itu menangis didalam pelukan ibunya. Memeluk erat tubuh sang ibu menumpahkan seluruh rasa sakit dihatinya. Seluruh kepedihan dihatinya, bagaimana sakitnya mendengarkan perkataan orang-orang tentang dirinya dan ibunya. Ingin menangis sekuat-kuatnya, berkata pada sang ibu. " Ibu sebenarnya aku tidak kuat. Aku terlalu banyak luka, sakit rasanya harus menjalankan hal seperti ini sendirian. Tanpa pelukmu, kehangatan dan kelembutan kasih sayang darimu, yang bisa menenangkan hatiku. Tetapi, kata ibu aku harus kuat. Jadi, aku akan kuat demi ibu."

Zayn mengelus lembut pucuk rambut milik Arnetta dan menepuknya pelan.

"Kau harus menjadi anak yang paling bahagia setelah ini, kau mengerti?" Ujarnya tepat menatap netra kecil nan indah milik Arnetta.

"Bahagiaku, ada pada ayah dan ibu. Setelah melihat kalian tersenyum bahagia, maka aku juga akan bahagia seperti kalian." Balasnya dengan raut wajah bahagia membuat Zayn tertegun. Sebelum akhirnya membawa gadis itu kedalam pelukannya.

"Tidak ada yang boleh, menyakiti kalian berdua. Ayah, akan menjaga kalian sepenuh hati ayah." Ungkap Zayn dengan tegas.

"Terimakasih ayah! Terimakasih sudah datang kedalam kehidupan kami. Aku beruntung memiliki ayah sepertimu, walaupun ayah bukan ayah 'asli' ku." Arnetta tersenyum tipis menatap kosong pintu yang terbuka itu.

Benar, tidak bisa dibohongi bahwa Arnetta dan Zayn tidak memiliki kesamaan sama sekali. Entahlah, Arnetta tidak memperdulikan hal itu. Yang terpenting adalah dia memiliki seseorang yang bisa menemaninya. Walaupun terkadang timbul didalam benaknya untuk menanyakan tentang ayah aslinya. Tetapi, dia tidak ingin menyakiti hati ibunya dan membuat ibunya membencinya.

Benar. Tidak semua hal tentang masa lalu harus dipertanyakan kejelasannya. Ada kalanya, dia harus diam berpura-pura tidak tau dan tidak peduli demi menjaga hati ibunya. Dia juga harus mempersiapkan dirinya untuk menerima fakta tentang keadaan keluarganya yang tidak sama seperti orang lain.

Zayn didalam hati berharap agar Kaisar bodoh itu tidak lagi mencari keberadaan Evelyn dengan Arnetta. Zayn tidak siap  kehilangan Evelyn untuk yang kedua kalinya. Zayn menikmati statusnya saat ini, walaupun bukan suami ataupun ayah dari Arnetta. Tidak apa-apa. Bukan masalah, asal dia bisa menjaga Evelyn dari Ravizzele.

Itu adalah janjinya, pada Evelyn saat itu. Seberapa banyak luka yang dimiliki wanita itu. Zayn ingin menjadi obat dari luka yang dirasakan oleh Evelyn. Zayn ingin agar Evelyn melihat dirinya disini sebagai seorang pria yang mencintai dirinya dengan tulus.

' apapun untukmu, asalkan aku bisa melihat kalian bahagia. Itu sudah cukup untukku.' batinnya Zayn dengan tersenyum tipis.








Bersambung...

Aku ngetiknya sambil denger lagunya budi Doremi - takkan hilang. Beuhh damagenya kehati sambil ngetik kyk ikut pen nangis 🥲

Segini dulu paipaiii. Jangan lupa votmen nya yaa 🥰 kalo ada typo tolong tandai ya!! Thank you 🙏🏻😊

Secret marriage with the emperor- ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang