02

4.1K 242 7
                                    

Matahari mulai terbit bersamaan dengan suara kicauan burung yang berbunyi tepat dihadapan jendela balkon dikamar Evelyn, membuat sang empu terbangun dari tidur lelapnya dengan mengucek pelan kedua matanya dengan pelan dia bangkit dari posisinya sembari merenggangkan tubuhnya yang kaku.

Setelah itu perlahan dia mulai menatap disekelilingnya dan tersadar bahwa kejadian kemarin bukanlah mimpi, dengan menghela nafasnya pelan diapun bangkit untuk mandi namun tertahan ketika mendengar ketukan dari pintu kamarnya yang tertutup itu.

" Yang mulia, ini saya vivian" ucap seseorang itu dari depan pintu yang tertutup membuat Evelyn membuka pintu dan melihat kehadiran Vivian yang merupakan teman pertamanya disini beserta beberapa pelayan yang tidak dikenalnya.

" Vivi.. sudah kukatakan agar tidak memanggilku seperti itu" ucapnya kecil tidak berani menatap ketiga pelayanan yang datang bersama dengan Vivian.

" Mau bagaimanapun anda harus terbiasa yang mulia, karena ini adalah perintah dari yang mulia kaisar agar bisa membantu keperluan anda dengan sebaik mungkin" mendengar ucapan dari vivian pandangan Evelyn tentang Kaisar sedikit berkurang.

'ternyata dia masih memiliki tanggung jawab 'batinnya dengan tersenyum tipis.

Kemudian membukakan pintunya dengan lebar mempersilahkan Vivian beserta para pelayan untuk masuk.

"Kalian tunggulah disini aku akan membersihkan diriku terlebih dahulu" ucap Evelyn yang hendak menuju pemandian segera dihentikan oleh Vivian.

"Tugas kami adalah melayani anda mulai dari membantu anda untuk membersihkan diri serta merias anda, yang mulia" ucap Vivian yang mendapat tatapan terkejut Evelyn.

"A-APA? T-tidak perlu aku bisa sendiri, justru akan memalukan jika kalian membantuku untuk membersihkan diri" ucapnya dengan nada gugup dan kedua pipi yang merona.

"Anda akan terbiasa nantinya, yang mulia.. terlebih ini adalah perintah langsung dari kaisar dan jika kami tidak menjalankannya maka yang mulia kaisar akan memberikan hukuman kepada kami" ucap Vivian memelas,membuat Evelyn dengan berat hati mengizinkan mereka untuk membantunya membersihkan diri.

Setelahnya mereka merias Evelyn dengan begitu cantik,karena pada dasarnya Evelyn memiliki paras yang cantik hanya diberi pewarna bibir saja sudah terlihat sangat cantik. kemudian mereka membantu Evelyn mengenakkan pakaian yang tidak terlalu berlebihan karena tidak ingin orang lain mengetahui status Evelyn.

Walaupun sebenarnya orang lain dapat melihat Evelyn sebagai seorang bangsawan tetapi yang terpenting adalah tidak ada yang mengetahui statusnya sebagai istri dari kaisar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Walaupun sebenarnya orang lain dapat melihat Evelyn sebagai seorang bangsawan tetapi yang terpenting adalah tidak ada yang mengetahui statusnya sebagai istri dari kaisar.

Kaisar hanya memerintahkan seluruh penghuni istana yang tidak mengetahui status Evelyn untuk mengatakan bahwa, Evelyn adalah salah satu putri yang dititipkan di kekaisaran hingga keluarganya yang sedang berlayar ke negeri sebrang kembali jika ada seseorang yang bertanya mengenai Evelyn.

Sebenarnya tidak ada yang tau alasan sebenarnya dibalik perintah dari kaisar itu karena Kaisar hanya berkata agar Evelyn tidak menjadi incaran dari para musuh kekaisaran dan karena perkataan yang begitu menyakinkannya itu semua orang percaya.

Saat ini Evelyn berhadapan dengan Raviz yang berada dimeja hadapannya itu tengah memakan sarapannya dengan nyaman, tanpa mengeluarkan suara berbeda dengan Evelyn yang berkeringat dingin ketika berhadapan dengan Raviz.

"Makanlah" perintah Raviz. ketika menyadari Evelyn yang sedari tadi tidak menyentuh makanan yang telah dihidangkan dihadapannya.

Mendengar ucapan Raviz yang memerintahnya untuk segera makan itu, membuat Evelyn dengan ragu memakan sarapannya dengan takut.ruangan kembali hening sebab, kedua pasangan suami istri itu sama-sama sama fokus untuk menghabiskan sarapan mereka.

"Setelah ini datanglah ke ruang kerjaku" ucap Raviz begitu dirinya selesai menghabiskan sarapannya.kemudian mengelap sisa makanan yang menempel disudut bibirnya menggunakan sapu tangan dan bangkit untuk meninggalkan Evelyn yang sedang menatapnya.

Sepeninggalnya Raviz, Evelyn menatap sendu punggung Raviz yang meninggalkan dirinya sendirian diruang makan.

'lagi lagi aku ditinggalkan sendirian ' lirihnya nya didalam hati kemudian menghembuskan nafasnya pelan.

Setelah itu dengan cepat Evelyn menghabiskan sisa sarapannya takut jika nanti Raviz akan menunggunya lama.

.....

Ruang kerja

Setelah Evelyn mengetuk pintu ruang kerja milik Raviz dan mendapatkan izin masuk dari sang pemilik ruangan. Akhirnya Evelyn  duduk berhadapan dengan Raviz yang meletakkan sebuah dokumen diatas meja yang menjadi jarak pemisah mereka.

"Bacalah dengan teliti setelah itu jika ada yang ingin kau tanyakan, bisa kau tanyakan padaku lalu segera tanda tangani. agar kau bisa cepat bebas dari ikatan ini" Raviz menjelaskan hal tersebut dengan tampan tidak pedulinya.

Dengan menyenderkan tubuhnya pada bantalan kursi serta salah satu kaki yang disilangkan dengan kedua tangan yang bersendakap dada.menatap tajam wajah Evelyn yang gugup.

Evelyn mengangguk kemudian mengambil dokumen itu membukanya dengan perlahan dan membaca setiap deret kalimat yang tertulis disana antara lain.

***
1. Pernikahan hanya akan dijalankan selama kurang lebih dua tahun

2. Dilarang membongkar status pernikahan kepada orang lain

3. Masing-masing memiliki hak untuk berdekatan atau memiliki hubungan dengan orang lain yang dicintainya

4. Setelah perceraian pihak kedua akan mendapatkan kompensasi pemenuhan biaya untuk seumur hidup

5. Jika salah satu melanggar maka akan dikenai ganti rugi sesuai dengan keinginan pihak yang dirugikan

***

Evelyn membaca setiap deretan kalimat itu dengan serius, sesekali mengangguk mengerti setelah dia membaca keseluruhan isi dokumen tersebut.

akhirnya dapat disimpulkan bahwa sebenarnya tidak ada yang merugikan untuknya selagi dirinya menurut dengan perjanjian.

"Bagaimana?" Tanya Raviz bertanya pada Evelyn yang dijawab anggukkan setuju dari gadis itu.

Melihat itu Raviz tersenyum samar kemudian menyiapkan sebuah pena dan memberikannya pada Evelyn, sembari menunggu Evelyn yang menandatangani dokumen itu.

Raviz sibuk dengan pikirannya tentang Evelyn sebenarnya penilaian Raviz selama ini tentang Evelyn adalah,dia gadis yang penurut dan juga pendiam.

terlebih ketika melihat laporan anggaran biaya yang diberikan oleh tangan kanannya, Evelyn sama sekali tidak menggunakan uang pemberian Raviz sepeserpun karena Evelyn tidak pernah keluar sama sekali dari istana.

Raviz sama sekali tidak mempermasalahkannya,selagi Evelyn tidak bertindak diluar batas selebihnya adalah hak dari Evelyn.

yang terpenting adalah Raviz merasa lega karena Evelyn ternyata tidak banyak memberinya beban dan tuntutan,itu adalah hal yang menyenangkan baginya.

....

Bersambung...
Jangan lupa votmen nya yaa 🥰

Secret marriage with the emperor- ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang