06

2.9K 207 10
                                    

Saat ini mereka berdua yang tidak lain adalah,Evelyn dan Ravizzele diliputi keheningan karena tidak ada salah satu diantara mereka yang membuka suaranya sedari tadi.

"Yang mulia.."

"Evelyn.." ucap mereka bersamaan.

Berhasil, membuat keduanya terhenti dan saling menatap sebentar kemudian mengalihkan pandangannya kearah lain karena merasakan kedua pipi mereka yang memanas.

"Ekhem..kau saja yang duluan" ucap Ravizzele setelah meredakan kegugupan yang melandanya barusan.

"Anda saja.." cicit Evelyn pelan karena merasa tidak sopan apabila Evelyn yang lebih dahulu berbicara dibandingkan Ravizzele yang berstatus sebagai seorang Kaisar.

"Tidak apa-apa, bicaralah..aku tidak akan marah" ujar Ravizzele dengan tenang dan tatapan matanya yang terkunci pada wajah Evelyn yang terlihat gugup.

"Sebelumnya.. terimakasih karena anda telah membantu saya untuk pergi dari tempatnya itu tadi, hal itu membuat saya tidak enak karena anda menjadi tertimpa rumor yang tidak mengenakkan dari beberapa bangsawan" ucap Evelyn dengan ragu.

Raut wajah gugup dan Taku terlihat jelas dari wajahnya ditambah dengan gestur tubuhnya yang menggosok pelan salah satu lengannya membuat Ravizzele menerbitkan satu senyuman tipis.

"Tidak masalah, aku tadi hanya lewat saja dan melihat kau yang kurang nyaman bersama seorang pria" ucap Ravizzele kemudian mengalihkan pandangannya.

Begitu mengingat bagaimana dirinya yang panik ketika tidak menemukan keberadaan Evelyn diistana dan memerintahkan seluruh ksatria bayangannya untuk mencari posisi Evelyn hingga akhirnya berakhir dengan seperti ini.

'aku benar-benar gila, hanya karena takut dia pergi dan hilang dari pengawasanku ' batin Ravizzele lelah mengingat bagaimana kepanikan yang melandanya tadi.

"Setelah ini, aku harap kau tidak pergi tanpa izin dariku lagi" ucap Ravizzele tiba tiba membuat Evelyn menjadi merasa bersalah.

"Saya mohon maaf,yang mulia karena pergi tanpa izin dari anda.. karena waktu itu..anda berkata pada saya untuk bebas melakukan hal apapun yang saya inginkan, maka dari itu saya pergi tanpa izin yang mulia " ucap Evelyn menjelaskan secara detail pada Ravizzele yang menegang karena perkataan Evelyn.

'benar..aku yang mengatakan hal itu padanya tetapi kenapa aku tidak terima ya? ' batinnya menahan kekesalan karena sikapnya sendiri yang terbilang bodoh.

"Ya... tetapi jika bisa, saat kau akan keluar mintalah izin terlebih dahulu kepadaku agar aku tidak khawatir karena kau yang tiba-tiba tidak berada diistana " ucap Ravizzele membuat Evelyn terpaku karena perkataannya.

"Lagipula, saat ini aku masih berstatus sebagai suamimu .. seorang istri harus meminta izin dari suaminya jika ingin bepergian dan melakukan sesuatu " ucap Ravizzele dengan mengalihkan pandangannya.

"Maafkan saya.." ucap Evelyn menatap tidak enak kepada Ravizzele.

'benar..mau bagaimanapun aku tetap berstatus sebagai istrinya, kenapa aku tidak tau diri sekali..' ucapnya didalam hati merutuk pemikirannya yang sebelumnya berfikir bahwa dia bisa melakukan apapun dengan bebas.

"Tidak masalah, apa kau sudah makan?" Ujar Ravizzele mengganti topik yang dijawab gelengan lemah oleh Evelyn.

"Belum.." cicitnya pelan.

Hal itu berhasil membuat sebuah senyuman timbul tanpa sadar dari wajah datar Ravizzele membuat Evelyn termangu melihat sosok Ravizzele yang tersenyum untuk pertama kalinya.

"Baiklah, mari kita menikmati makanan yang ada disini " ujarnya kemudian dengan semangat membawa pergelangan tangan Evelyn kedalam genggamannya.

Ravizzele dan Evelyn menyusuri pasar dengan bergandengan tangan membuat beberapa pasang mata menatap penasaran kearah mereka namun yang namanya Ravizzele tidak akan peduli asalkan dirinya bahagia itu sudah cukup.

" Kau mau mencoba makanan ini?" Tunjuknya pada sebuah makanan yang terlihat begitu menggiurkan membuat Evelyn tanpa sadar mengangguk-anggukkan kepalanya dengan semangat.

Saat mereka berdua menikmati makanan dan waktu kebersamaan mereka tiba-tiba Evelyn berhenti membuat Ravizzele menatapnya kebingungan.

"Ada apa?" Ujarnya bertanya ketika mendapati raut wajah Evelyn yang panik.

"Yang mulia!! Saya meninggalkan sir Zayn sendirian ditempat tadi.. bagaimana ini!!" Ujarnya panik takut jika Zayn akan kebingungan mencari keberadaannya.

"Tenang saja, dia tidak akan hilang" jawab Ravizzele dengan nada yang terlihat seperti tidak suka.

"Tetapi..." Belum sempat Evelyn melanjutkan perkataannya tiba-tiba Ravizzele menariknya mendekat kearahnya.

"Biarkan saja..tidak ada yang ingin menculiknya.." ujarnya dengan menekan setiap kalimat yang keluar dari bibir tipisnya.

Hal itu membuat nyali Evelyn menciut karena melihat raut wajah milik Ravizzele yang menyeramkan kemudian menganggukkan kepalanya menurut yang mendapatkan usapan pelan disalah satu pipinya.

"Bagus..mari kita lanjutkan " ucap Ravizzele setelahnya.

Tanpa mereka sadari Zayn yang berada tepat dibelakang mereka  memandang punggung Ravizzele dengan bingung dan penasaran.

"Sebenarnya apa hubungan kalian.. kenapa yang mulia terlihat begitu menjaganya?" Ujarnya bertanya tanya pada dirinya sendiri.

Terlebih ketika melihat setiap tindakan dan perlakuan yang dilakukan oleh Ravizzele kepada Evelyn, terlihat seperti seorang suami yang takut bila istrinya menghilang.

'aku akan mencari tau hubungan mereka ' batinnya menatap tajam punggung Ravizzele.

Bersambung..
Holaa... untuk hari YESS 😗
Jangan lupa untuk votmen nyaa ya..

Secret marriage with the emperor- ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang