17

2.5K 141 8
                                    

"WAHH, AYAH!! lihat-lihat!! ada banyak sekali makanan disana!" ucap anak itu dengan bersemangat menatap sekelilingnya penuh binar. Sedangkan yang dipanggil ayah itu hanya menanggapinya dengan senyuman tipis dari balik jubahnya.

"Kau suka?" anak itu mendongak kemudia menganguk cepat. "Suka! sangat suka! apalagi jika itu berkaitan dengan ayah, aku menyukainya sangat!"

Ravizzele tersenyum mendengar rentetan kalimat yang keluar dari bibir kecil putranya. kemudian pria itu berjongkok menyamakan tingginnya dengan sang putra. "Nikmatilah festival pertamamu. Ingat! jangan terlalu jauh!" pesannya pada Arghes mengingat hari ini mereka sedang dalam penyamaran.

"Baik ayah!" 

Ravizzele mengangguk kemudian bangkit dan menggandeng tangan kecil milik putranya. "Ayo." ajaknya kemudian kedua pasang ayah dan anak itu berjalan menyusuri tempat itu. Sayangnya karena hari sudah malam , tempat itu menjadi semakin ramai membuat mereka dengan terpaksa harus saling berdesak-desakan.

Karena hal itu menyebabkan Arghes harus terpisah dari sang ayah, netranya bergetar mencari sang ayah disekitar tempatnya berada. Namun, karena tidak menemunkannya Arghes semakin takut hingga akhirnya berjongko dan menyembunyikan wajahnya pada tumpukan lengannya.

"Ayah.." lirihnya, berharap agar sang ayah dengan cepat bisa menemukannya.

Entah sudah berapa lama dia berada di posisi itu, namun yang pasti tubuhnya semakin kedinginan karena suhu pada malam hari sangatlah dingin.

"Hei, nak? kau tidak apa-apa?" tanya seseorang sembari mengelus pelan pucuk rambutnya. Membuat Arghes mendongak menatap wanita dihadapannya yang sedang menatapnya khawatir.

Arghes terdiam membeku, sebab seumur hidupnya baru kali ini. Seorang wanita mengelus lembut pucuk rambutnya memberikan euforia yang sangat menyenangkan dan menenangkan pada sudut hatinya.

'Hangat.' Batinnya kemudia memejamkan matanya. Sedangkan wanita itu terbelalak terkejut, takut bila anak yang berada dihadapnnya saat ini jatuh sakit.

Wanita dihadapnnya itu tampak jelas khawatir kemudian tanpa berlama-lama membawa Arghes kedalam dekapannya dengan erat. "Hei, tenang saja. Kau ada bersamaku, jangan takut."

 Arghes terdiam sebelum akhirnya tangannya terangkat membalas pelukan dari wanita dihadapnnyan dan tanpa sadar menumpahkan air matanya disana. Sedangkan, wanita itu hanya tetap diam sembari mengelus punggung kecil yang begetar itu.

"EVE!"panggil seseorang pria yang berlari kearah mereka bersama gadis kecil yang berada didalam gendongannya.

"Kau membuat kami khawatir." ujar pria itu begitu sampai dihadapan mereka. kemudian menurunkan sosok gadis berwajah sembab itu yang masih seseguka dihadapan mereka.

"Jangan menangis, kemarilah." kata Evelyn kemudian membuka salah satu tangannya dan kemudia tanpa berlama-lama Arnetta masuk kedalam dekapannya.

"Hiks, Arnet takut ibu hilang dan meninggalkan Arnet sendirian. Jangan pergi, Arnet janji akan menjadi anak yang baik." pecah sudah tangisannya membuat Evelyn harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk menenangkan kedua anak itu.

Sedangkan, Zayn hanya tersenyum tipis melihat adegan di depannya. "Bagaimana jika kita jalan-jalan?" ajaknya berhasil menghentikan tangisa  kedua anak yang kemudian menengok kearahnya dengan wajah sembab itu.

"Bagaimana jika ayahn Arghes datang mencari Arghes?" tanya Arghes dengan hidung memerah, menatap polos pada wajah Zayn. "Tidak akan." jawab Zayn singkat membuat Evelyn serta kedua anak itu menatap terkejut kearahnya. 

"Kenapa?" tanya Arghes berhasil membuat Zayn menampilkan senyum licik miliknya.

"Karena pasti dia sudah meninggalkanmu sendirian disini, coba kau fikir-E-EHHH!!" belum sempat Zayn menyelesaikan perkataanya, tiba-tiba saja anak lelaki yang ada dihadapannya menangis kuat membuat Evelyn serta Arnetta menatap tajam kearahnya.

"Dasar kau ini!" geram Evelyn dengan suara tertahan membuat Zayn meneguk ludahnya kasar.

"EYYYY, aku kan hanya berrcanda. Hei, sudah-sudah jangan menangis. Nanti kau jadi jelek, ahh tidak maksudku, nanti ayahmu tidak akan mencarimu." ajaibnya, setelah mendengar itu, Arghes berhenti menangis membuat ketigamya dapat bernafas lega.

"Nah, berhubung Arghes sudah diam, ayo jalan-jalan!" ajak Evelyn pada Arghes yang dijawab anggukan semangat darinya namun tak lama wajahnya berubah menjadi murung.

"Tapi..ayah Arghes bagaimana?" ujarnya sedih sembari  menautkan jemarinya membuat Evelyn serta Zayn menahan gemas.

"Nanti diperjalanan, kau bisa sambil menceritakan ciri-ciri ayah,u pada kami, agar kami bisa dengan mudah menemukan keberadaanya." sahut Zayn membuat Arghes menatap ragu kearahnya sebelum akhirnya mengangguk setuju, "Baiklah."


~~~~

Seorang pria berjubah hitam itu nampak kelelahan mencari seseorang yang terpisah jauh darinya karena kondisi jalanan yang sempit dan berdessak-desakkan.

"Sial, dimana Arghes." ujarnya risau sebab tak menemukan keberadaan sang putra sebelum akhirnya memutuskan untuk kembali menelusuri jalanan itu.

Lain halnya dengan Ravizzele yang khawatir, sosok yang dicarinya saat ini justru tertawa bahagia bersama sosok gadis kecil disampingnya.

Mereka berempat saat ini tengah berada di sebuah rumah makan sederhana yang tidak tetrlalu ramai itu, tampak sekali bahwa mereka seperti keluarga yang harmonis. Membuat siapapun yang melihatnya akan merasa iri.

"Hahaha, bentuknya seperti kumis panjang milik paman penjaga!!" tawa anak itu pecah melihat Arnetta yang tengah menempelkan mie panjang itu diatas  bibirya. Sedangkan kedua orang dewasa itu hanya melihat mereka denga tersenyum lembut.

BRAK!

"ARGHES!!" panggil seorang pria yang baru masuk kedalam rumah makan itu membuat Arghes menatapnya bahagia lain halnya dengan Zayn dan Evelyn yang nampak terkejut dan diam membeku.

Pria itu belum menyadari terdapat sosok lain disana karena dirinya hanya berpusat pada sosok Arghes yang berada didalam pelukannya dan sosok gadis kecil yang memiliki bentuk mata yang familiar baginya.

Setelah melepaskan pelukannya dia dengan segera berdiri untuk mengucapkan terimakasih pada dua orang dewasa seusianya namun dirinya dibuat tersentak kala menyadari. Bahwa, dihadapannya saat ini, terdapat sosok yang selama ini dicari oleh dirinya, mati-matian.

"Evelyn.." lirihnya tak percaya sedangkan Evelyn diam tidak menjawab, seketika dirinya dibuat tersadar saat merasakan pelukan erat dari pria dihadapannya.

"Aku merindukanmu.., sangat." ucap pria itu memecah keheningab.


Bersambung...

Jangan lupa votmennya guys, makasih buat yang udah nungguin dan gercep kasih votmennya ><

Secret marriage with the emperor- ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang