Distance - Bab 4

1.3K 217 38
                                    

.




.



.

🍁🍁🍁🍁

🍁🍁🍁🍁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Kelas sebelah kedatangan murid baru perempuan yang sangat cantik. Rambutnya panjang dan lurus. Kalau dilihat-lihat perawakannya mirip Hinata, tetapi tentu saja gadis bernama Shion jauh lebih menarik daripada gadis yang suka menghabiskan waktu hanya di depan piano di ruang musik seperti Hinata. Tidak suka dibanding-bandingkan, Hinata memilih menghindari anak yang membicarakan gadis baru itu.

"Dasar manipulatif," gerutu Sakura di tempatnya, dia tidak suka anak cewek seperti itu yang suka tebar pesona, kayak yang paling cantik saja, padahal tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Hinata. Hanya karena bilang Hinata tidak cantik, biasa saja, semua pemuda di sana kenapa harus mengatakan hal paling menyakitkan seperti itu. Untungnya Hinata tidak pernah termakan omong kosong itu. "Aku dengar dia mendaftarkan dirinya sebagai manajer klub basket."

Hinata jadi tertarik karena Sakura menyinggungnya, tetapi tak berkomentar, kecuali Ino yang jelas-jelas langsung berpendapat. "Dia dulunya atlet basket SMP di Fukuoka, jadi wajar kalau dia melamar sebagai manajer klub basket, pasti tanpa formulir dan seleksi pun gadis itu akan diterima."

Ino mungkin benar, setidaknya ada pengalaman yang jelas-jelas dibutuhkan untuk menjadi seorang manajer, daripada dirinya yang datang ke klub itu hanya agar bisa menempel dan mendukung Naruto secara penuh. Masih sampai sekarang bagi Hinata mempertanyakan saat dia tidak lulus dari seleksi yang diikutinya untuk menjadi seorang manajer klub. Tapi jika sudah tidak ada harapan, mengapa dia perlu sakit hati, mengapa dia perlu merasa iri hati kepada Shion yang beruntung.

Sepanjang hari di sekolah, semua orang membicarakan murid pindahan dari kelas sebelah. Anak itu ramah kepada semuanya, lebih energik dari Hinata, lebih dapat berbaur dengan siapa pun tanpa dibeda-bedakan. Apakah karena anak itu cantik dan punya bakat yang disukai dan dibanggakan oleh hampir seluruh orang di sekolah itu, yang membuat Hinata mulai menyadari, kalau dia tidak memiliki tempat di hati Naruto, ketika pemuda itu, teman semasa kecilnya, terlalu dekat dengan Shion.

"Apa kamu pikir Naruto dan Hinata sudah putus?"

"Memangnya mereka pacaran? Bukankah selama ini Hinata yang terus menempel pada Naruto?" anak-anak menertawakannya karena Hinata bersikap berlebihan dan memonopoli Naruto sendiri, lantas mereka senang gadis itu dijauhi. "Hinata mungkin saja cantik, tapi dia tidak terlalu cocok dengan Naruto. Mereka berdua hanya teman semasa kecil, ada yang bilang karena rumah mereka bersebelahan, itulah mereka tampak dekat."

"Siapa pun juga tahu kalau Naruto tidak suka Hinata."

"Benar juga, selama ini bahkan Naruto tidak merespons," saking menyebalkannya, Hinata malas untuk keluar dari kelas karena semua orang mulai membicarakan dia dan Naruto. Harusnya dia sadar, bahwa perasaannya hanya sebatas bahwa mereka tetangga, lalu Hinata terbiasa untuk berada di dekat Naruto sampai orang lain muak.

Distance ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang