Distance - Bab 8

1.8K 256 62
                                    

.





.





.


🍁🍁🍁🍁



🍁🍁🍁🍁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Kushina tidak melihat Hinata di mana pun, di rumah keluarga Hyuuga. Makan malam kali ini sungguh berbeda karena anggota mereka kurang lengkap. Kushina pun bertanya-tanya ke mana perginya Hinata. Apa ini ada kaitannya dengan seminggu lalu, saat Hinata datang ke rumah untuk mengantarkan tiramisu, tetapi berakhir dengan kesalahpahaman, mungkin saja ada masalah sejak saat itu mengingat Naruto tidak pernah membawa pulang anak perempuan.

“Hikari, di mana Hinata? Aku tidak melihatnya sekalipun,” dia melirik tempat duduk Hinata yang kosong, alat makan bahkan tidak disediakan untuk anak itu, sedangkan Naruto pun tak bersuara untuk mengomentari ketidakhadiran Hinata pada makan malam kali ini. Semua orang beranggapan kalau mereka berdua sedang bertengkar. “Apa dia ada acara bersama teman-temannya?”

Hanabi menahan tawa tiba-tiba, semua orang melihat ke arah anak itu, tidak terkecuali Naruto. “Apa Bibi Kushina tidak tahu kalau kakakku sudah punya pacar?”Kushina terpaku dengan kalimat Hanabi. “Pacarnya sangat tampan, dia juga jago bermain piano, Kak Hinata sering bilang begitu, karena itulah mereka sekarang pergi untuk melihat TSO.”

“TSO?” ulang Kushina, karena tidak begitu memahami istilah tersebut.

“Tokyo Symphony Orchestra, itu salah satu grup orkestra terbesar sejak tahun 1946, mereka sedang melakukan pertunjukkan untuk musim semi ini, Hinata pergi bersama temannya,” Hikari menekan bagian punggung tangan putrinya, Hanabi, agar tidak mengatakan lebih dari itu. “Meskipun anggota kali ini kurang lengkap, tidak akan jadi masalah, ‘kan?” Hikari tertawa, Hanabi masih saja takut ketika ibu melirik ke arahnya dengan tatapan seolah ingin berkata, berhenti untuk membuat ulah.

Sepulang dari makan malam di rumah sebelah, Kushina mulai mencari tahu apa yang terjadi pada Naruto dan Hinata. “Coba dengarkan ibu dulu, apa yang membuat Hinata malah tidak datang ke acara makan malam? Biasanya gadis itu tidak pernah absen, kalaupun absen, pasti ada masalah di antara kalian, 'kan?” Naruto tidak ingin berlarut untuk mengurusi masalah yang bukan masalahnya. Kalau Hinata punya pacar, kenapa ibunya harus marah. “Kamu pasti membuat Hinata marah.”

“Kushina, tenang,” suaminya mencoba menengahi. “Naruto, pergilah ke atas,” katanya kepada anak itu, saat melihat Naruto tiba-tiba saja berhenti melangkah. “Ini sudah malam.”

“Ini pasti ada kaitannya dengan gadis yang kamu bawa pulang beberapa waktu lalu itu, ‘kan?”

Naruto melirik ibunya setelah menghela napas berat. “Hinata mau pergi bersama siap pun tidak ada kaitannya denganku, bisa tidak jangan melibatkan orang lain? Kalau ibu marah padaku, marah saja, tapi kenapa harus bawa-bawa Shion segala? Memang dia salah apa?” Kushina tidak percaya mengetahui kenyataan bahwa baru saja dia seperti dibentak oleh putranya sendiri. “Bu, kami ini sudah besar, mengapa semua orang berharap kami harus punya hubungan? Aku maupun Hinata sama sekali tidak pernah menginginkan hal itu. Berhenti menjodohkan kami.”

Distance ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang