Distance - Bab 13

1.9K 243 64
                                    

.




.



.

🍁🍁🍁🍁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍁🍁🍁🍁


Kediaman Uzumaki
Malam di mana Hinata mengantarkan tiramisu.

.

Shion tertawa mendengar setiap cerita lucu yang Naruto Uzumaki ceritakan, di kamar lelaki itu yang sangat rapi dan tertata. Semua koleksi yang menakjubkan dari seragam basket dari salah satu pemain ternama di Jepang, selain itu poster penuh tanda tangan ditempel hampir penjuru dinding kamarnya, juga foto bersama sang pemain.

Namun daripada apa yang ditemukannya di kamar Naruto, Shion lebih terpaku pada foto masa kecil Naruto Uzumaki bersama seorang gadis.

“Dia?” dagu Naruto terangkat, lalu dia menunjuk jendela di kamarnya. “Gadis yang kamu ceritakan itu?” tidak sekali hari ini Naruto menyinggung nama seorang gadis, sementara Shion membungkuk untuk mencermati foto-foto masa kecil Naruto yang terlihat menggemaskan.

“Dia dari kelas sebelah,” Shion melirik ke belakang. “Aku berusaha menghindarinya.”

“Kenapa? Apa yang terjadi?” mencoba menyimak, Shion duduk di kursi belajar Naruto, merasa penasaran dengan masalah yang baru didengarnya itu. Apakah ada semacam pertengkaran di antara mereka. Tapi melihat raut wajah Naruto, sepertinya tidak begitu. “Ah, aku tahu apa yang kamu pikirkan sekarang.”

“Gadis itu sama sekali tidak punya sopan santun,” kata Naruto, seolah mencibir, tetapi sebenarnya dia tidak berniat seperti itu. “Dia selalu bersikap seenaknya, aku ini laki-laki—normal, sudah dewasa, dan sebentar lagi bukan anak SMA, meskipun masih ada satu tahun lagi untuk bisa masuk ke perguruan tinggi. Tapi sikapnya benar-benar menganggap kalau aku ini cuma tetangga dan anak laki-laki biasa.”

Shion terpingkal-pingkal, dia kira Naruto itu adalah pemuda tertutup yang hanya memikirkan basket melebihi apa pun, tetapi dia sebenarnya adalah pemuda polos yang tidak menyadari bagaimana perasaannya sangat meluap-luap kalau menyangkut gadis yang disukainya.

Bagi Shion, dia tidak sekali menemukan pemuda seperti Naruto yang tidak peka akan perasaannya, alih-alih mencoba merasakan semua perasaan yang baru itu, dia malah menyalahkan seorang gadis yang disukainya.

“Kamu suka pada gadis itu, ‘kan?”

Wajah Naruto langsung memerah. “Tidak!” dia tiba-tiba saja merasa kurang nyaman ketika Shion menggodanya seperti yang lainnya. “Tidak. Aku tidak suka dengannya,” katanya, berusaha menolak apa yang dia rasakan.

“Aku pernah mengenal orang sepertimu,” ujar Shion. “Apa yang sebenarnya kamu takutkan? Berpikir semua hubungan itu bukan cinta? Apa yang kamu rasakan dan apa yang dia rasakan bukan cinta?”

Distance ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang