BAB 5

225 99 47
                                    

Pagi harinya kediaman keluarga Ansel kedatangan tamu,tamu yang sangat di tunggu atas kehadiran mereka.

Yang paling bersemangat adalah istri dari Ansel Rasendriya yaitu Gisella Anastasya Rasendriya, dari pagi sang istri sudah heboh di dapur.

Sang suami hanya bisa menghela nafasnya dengan kasar, kesal tentu saja. Bahkan dirinya sudah di abaikan dari pagi.

Pukul 08.00 tamu yang sudah di tunggu - tunggu akhirnya datang dan di sambut dengan wajah yang senang saat tamu itu sudah memasuki rumah mereka.

"Gisella, kamu apa kabar" tanya sang tamu

"um, aku sangat baik, kau bisa lihat sendiri kan?" jawab Gisella

"wahh, senang sekali aku bisa berjumpa denganmu lagi" ucap wanita itu

"me to, ku dengar kau hamil lagi Difa?" tanya Gisella dan di jawab dengan anggukan oleh wanita yang bernama Difa.

"kamu benar, kau mengenal suami ku bukan" sinis Difa menatap suaminya, gara - gara suami nya dia harus mengandung lagi. Padahal mereka sudah tua, harusnya mereka yang mendapatkan cucu bukan anak.

"hei, ingat Difa kau juga menikmati hasilnya bukan, terlihat kau mengandung anak Ku lagi bukan hahaha" tawa sinis yang di lontarkan oleh suami Difa, sukses membuat Difa malu dan melemparkan bantal sofa ke muka suami laknatnya.

"kalian ini, tidak berubah dari dulu" tengah Ansel. Karena dia sudah jengah dengan perkelahian antara wanita hamil dan suami mesumnya itu.

"ck. tidak bisakah kalian membahas lain hal saja, kupingku panas kalian berbicara seperti itu" itu suara Aaraf. Terlihat dari mukanya bahwa dia sangat kesal dengan tingkah para orang tua ini.

Akhirnya mereka menurut dengan ucapan Aaraf, karena tidak baik berbicara seperti itu di depan orang yang belum menikah.

/ Lo ngejek gua
/ Ga sii, cman klau sdar Alhamdulillah
/ Mati sno Lo
/ Sblum gua mti, Lo udah gua matiin ya raf

*********

"assalamualaikum"salam gadis yang berpakaian sangat anggun, gamis yang berwarna coksu dan di padukan dengan hijab yang sama.

"waalaikumsalam" jawab mereka serempak dan menolehkan padangan mereka ke arah pintu masuk.

Azarin yang di tatap seperti itu, langsung menundukkan kepalanya karena malu di tatap seperti itu.

Azarin berjalan dan menghampiri bunda dan ayahnya untuk Salim, tak lupa dengan tamu itu.

"ini anak kamu sel" tanya Difa dan di angguk i oleh Gisella

"cantiknya, nama kamu siapa" tanya Difa. Azarin yang di tanya namanya langsung menoleh kepada bundanya dan segera meminta tolong, bundanya yang paham pun merespon anaknya.

"Azarin Rasendriya Quine, anak kedua aku fa" jawab Gisella dan membimbing agar putrinya duduk di sebelahnya.

"panjang banget, kamu ngga keberatan nak?" pertanyaan yang di lontarkan oleh Difa membuat gelak tawa mereka.

"ini bukan zaman nenekmu fa, mau panjang atau pendek nama seseorang yang penting maknanya bukan?" jawab Ansel. Tidak tahukah nama yang dia buat sungguh melelahkan di mana dahulunya sang istri tidak mengizinkan nama itu dan akan di nama i Hanun Rasendriya

"tanyakan pada ayahnya fa" jawab Gisella

"lagi pula nama panjang, biar kalau dia nikah ntar suami nya sulit kalau dia ngafalin nama anakku" jawab Ansel

"masih lama kali" jawab mereka serempak

*****

Hari Senin , hari di mana semua orang memulai aktivitas baru di pagi hari. Hari yang sangat - sangat tidak di sukai oleh banyak orang termasuk para anak - anak sekolah.

Your Imam [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang