13. -Sepeda-

7 4 0
                                    

Pagi ini Dira akan mengembalikan jaket milik Nathan.

Sudah Dira cuci bersih dan wangi.

Betapa senangnya Dira bisa mencuci jaket milik orang yang ia suka.

Ya, Dira merasakan bahwa ia suka pada Nathan. Soal perasaan cinta, mungkin Dira pikir-pikir dulu.

Dira berada di teras rumahnya, mengikat tali sepatu untuk segera pergi ke sekolah.

"Dira!"

Dira menoleh pada orang yang memanggilnya. Ya, benar saja, itu Nathan.

Emm Nathan pakai sepeda??

"Hai kak" Ujar Dira tersenyum melambaikan tangannya. Sontak Nathan pun membalas lambaian tangannya dan tersenyum juga.

Oh Tuhan... Senyuman Nathan membuat Dira meleleh. Pagi hari yang begitu manis bagi Dira.

Dira dengan cepat mengikat tali sepatunya. Aduhhh, sungguh merepotkan bagi Dira mengikat tali sepatu ini, besok-besok mungkin Dira akan memakai sepatu boat saja.

"Tumben kak pakai sepeda?" Tanya Dira.

"Biar cepat datang ke sekolah" Ujar Nathan.

"Ohhh" Ucap Dira sambil mengangguk.

"Naik"

"Hah naik?" Bingung Dira.

"Mau sekolah gak? Ni sepeda kan ada boncengannya, jadi lo bisa sama gue kapan aja" Ucap Nathan.

Dira masih terdiam, mengerjapkan matanya.

"Gue udah bangun dari tidur kan? Masa ini mimpi??" Batin Dira.

"Ayo naik" Ujar Nathan menyadarkan Dira.

"Ah, ternyata ini beneran, yesss" Sorak Dira dalam hati.

Dira naik ke sepeda Nathan.

Sepeda antik dengan boncengan yang cukup nyaman untuk diduduki menurut Dira. Ingin sekali rasanya setiap hari ia pergi berdua bersama Nathan ke sekolah.

Dira memakai rok, jadi ia duduk menyamping. Kurang rasanya jika tidak berpegangan pada Nathan, hehe author malah ikut halu.

Nathan pun mulai mengayuh sepedanya menuju sekolah.

"Ini sepeda punya kakek gue, sayang kalau gak dipakai, masih bagus juga"

"Tadi pagi tiba-tiba aja suruh gue pakai, katanya nanti habis berkarat di gudang" Ucap Nathan di tengah perjalanan.

"Beruntung banget masih punya kakek" Ujar Dira.

"Lebih beruntung lo Dir" Ucap Nathan.

Dira diam saja, Dira bingung, makanya dia mencerna kata-kata Nathan.

"Orang tua gue baru aja pisah, papa nikah lagi dan mama kerja di luar negeri"

"Akhirnya gue pindah ke sini tinggal sama kakek nenek gue" Ucap Nathan menceritakannya pada Dira.

"Jadi kakak pindah sekolah gara-gara ini?" Tanya Dira.

"Iya, gue awalnya sempat stress bakal jauh dari orang tua apalagi yang udah pisah"

"Makanya gue sering ke perpustakaan, baca buku buat hilangin pikiran-pikiran itu" Ujar Nathan.

Dira paham yang terjadi pada Nathan.
Dira harus bersyukur, ayahnya mungkin kerja di sana, tapi ayahnya selalu ada untuknya. Walaupun jarang pulang.

"Untung di sini gue dapat banyak teman, pertama kali di sekolah, gue dijadiin kapten tim basket" Ucap Nathan membuat Dira kaget.

"Yang bener kak? Kok gak pernah lihat" Ujar Dira.

"Mainnya cuman sore aja, pas ekstra" Ucap Nathan.

"Kok gak bilang! Tau gitu gue nonton" Ujar Dira.

"Hehe, sorry, gue kira lo bakal sibuk setiap sore di kafe" Ucap Nathan.

"Ya gak setiap hari juga sih ke kafe" Ucap Dira.

"Kalau sore ini lo mau nonton? Ada pertandingan lawan sekolah lain nanti" Ujar Nathan.

"Mau!, jam berapa kak?" Ujar Dira bersemangat.

"Jam tiga nanti kayaknya baru dimulai" Ucap Nathan.

Dira pokoknya harus nonton! Dira bakal semangatin kak Nathan!!

_____---_____

"Oke udah sampai" Ucap Nathan memberhentikan sepedanya di parkiran.

"Makasih kak udah diboncengi" Ucap Dira berterimakasih tidak lupa dengan senyum lebarnya.

"Santai aja, lo gak berat kok jadi bisalah gue bonceng tiap hari" Ujar Nathan terkekeh melihat reaksi Dira langsung berubah kesal.

"Kemarin naik satu kilo, gue harus diet nih biar diboncengi tiap hari" Batin Dira dengan polosnya.

"Oh iya kak, ini jaket lo kemarin udah gue cuci" Ucap Dira memberikan totebag berisi jaket milik Nathan.

"Oh thanks" Ujar Nathan mengambil totebag tersebut.

"Kalau gitu, gue ke kelas dulu ya" Ujar Nathan.

"Iya kak"

"Padahal kak ke kelasnya bisa bareng, orang searah kok" Batin Dira sedikit cemberut.

"Gak apa-apa Dir, kan udah diboncengi" Ucap Dira tersenyum kembali lalu lekas pergi ke kelas.

_____---_____

"Morning Lily cantikkk" Ujar Dira pada Lily yang tengah menyalin tugas milik Mira.

"Lo kemana aja sih, gue baru aja minta PR ke Mira nih" Ya, Lily memang malas jika mengerjakan tugas. Menconteklah pekerjaannya.

Jika biasanya Lily meminta pada Dira, pagi ini ia minta pada Mira saja karena lama menunggu si nenek sihir ini.

"Rajin banget nyonteknya" Ujar Dira lalu duduk di kursinya mengeluarkan buku-buku yang dipelajari hari ini.

"Lo tau gak Li?" Ucap Dira.

"Ya gak tau bego! Orang lo belum kasi tau" Ujar Lily kesal memutuskan fokus pada aktivitas menconteknya.

"Gue pergi sekolah tadi dibonceng sama kak Nathan"

"Astaga Dir! Lo kok gak ngasi tau dari tadi! Gue kan jadi iri diboncengin pakai motor sama cowok ganteng seganteng Nathan" Ujar Lily berhenti menulis.

"Pakai sepeda Li, bukan motor" Ucap Dira dibalas tatapan datar Lily.

"Kagak modal amat, minimal motor kek, mobil kek" Ujar Lily lanjut menulis.

"Lo belum tau Li sensasi diboncengi sama kak Nathan pakai sepeda" Ucap Dira sambil membayangkan kejadian tadi.

"Serah lo deh Dir" Ujar Lily.

"Oh iya Li, lo nanti sore sibuk nggak?" Tanya Dira.

"Enggak sih, palingan gue sibuk bikin konten" Ujar Lily.

Inilah Lily, seorang gadis selebgram yang aktif di media sosial. Kerjaannya bikin konten terus. Gak heran sih, karena dia punya sepupu yang katanya seorang aktor. Yang sudah berperan di berbagai film.

Ah, Dira tidak percaya akan hal itu. Sebab, kau terlalu indah...
Salah cuy! Hehe maapin author ya karena lagi terkomang-komang.

Dira sering tidak percaya pada Lily, ya sebab Lily suka berbicara semau hati. Entah benar atau tidaknya, ia bicarakan saja. Apalagi soal rahasia, jangan sekali-sekali percaya pada Lily. Bisa saja akan ia beri tau rahasia tau. Oke, lanjut gesss

"Mau gak ikut gue nanti sore nonton pertandingan basket?" Tanya Dira.

"Dimana?" Tanya Lily yang sepertinya tertarik.

"Di sekolah kita, kak Nathan nanti tanding lho" Ujar Dira tak sabar untuk nanti sore.

"Nathan lagi, Nathan lagi"

"Kak Rehan ikut tanding juga kan?!"

.
.
.
.
.

Sabtu, 8 April 2023

LibraryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang