Sebuah motor berhenti di depan stasiun bus.
Seorang cowok dengan jaket kulit dan helm full face menutupi wajahnya.
"Dira lebih takut ini daripada petir ya Tuhan"
Cowok itu segera menghampiri Dira untuk ikut berteduh dan membuka helmnya.
Sedari tadi Dira hanya menunduk sambil memeriksa apa yang dilakukan cowok itu.
Saat Dira melirik cowok tersebut yang sudah membuka helmnya, cowok itu telah lebih dulu menoleh padanya.
"Mampus gue"
Nathan yang melihat Dira langsung membuang muka lantas ia bingung.
"Kenapa harus dia sih"
Dira masih saja membatin, enggan untuk berbicara.
Mengapa Nathan ikut berteduh juga di sini.
Apakah dia tidak membawa jas hujan?
Mengapa harus dirinya berdua di sini bersama Nathan. Seperti tidak ada tempat berteduh lainnya.
Kini Dira hanya berharap kedatangan satu orang yang berteduh di stasiun bus ini agar ia tidak merasa canggung.
Bila perlu hujan ini langsung berhenti saja.
"Hujan, berhentilah!"
_____---_____
Sudah berapa lama Dira dan Nathan saling diam seperti ini.
Mereka sama-sama memandang hujan dan berharap segera berhenti.
Dira yang lelah duduk, memilih berdiri dan mengulurkan tangannya menyentuh rintik hujan.
Dira senang bila ia bisa menyentuh rintik hujan seperti ini.
Biasanya Dira akan berlarian di tengah hujan, bermain bersama hujan dengan jas hujannya.
Tapi kali ini Dira harus tahan, jika ia bermain hujan basah-basahan mengenakan seragam sekolahnya, pasti bunda marah.
Fisik Dira lemah, jika kehujanan, Dira bisa langsung flu.
"Nanti lo demam"
Dira kaget.
Nathan mengatakan itu sambil menarik tangan Dira dari rintikan hujan.
Genggaman itu, Dira merasakannya.
Bahkan, tatapan matanya yang tertuju pada Dira mengingatkan dirinya pertama kali bertemu dengan Nathan di Perpustakaan.
Untuk beberapa detik, mereka seperti mematung.
Tangan Dira masih Nathan genggam, dan keduanya pun masih saling pandang.
Seperti enggan untuk membuang muka ataupun melepas genggaman tangan Dira, Nathan akhirnya melepaskan genggaman tangannya pada Dira.
"Sorry" Ucap Nathan yang terlihat gugup langsung membuang pandangannya.
Dira akhirnya tersadar dan ikut membuang mukanya.
"Bodoh banget Dir, jangan baper!"
Acara diam-diaman pun kembali lagi.
Dira bersusah payah menahan keinginannya untuk berbicara pada Nathan.
Dira memang rindu bisa bertemu kembali lebih lama dengan Nathan seperti ini.
Alasan Dira menjauh ya karena Nadya. Sekarang pun ia memikirkan Nadya bagaimana jika ia tau bahwa dirinya dan Nathan berduaan di sini sampai Nathan yang menggenggam tangannya tadi. Sudah dipastikan Nadya akan cemburu dan salah paham.
![](https://img.wattpad.com/cover/334992734-288-k611200.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Library
Genç KurguIni tentang seorang cewek dengan segala kelakuan randomnya dan mood yang selalu berubah-ubah. Namanya Dira, lengkapnya, Anindira Wijaya. Permasalahan kisah hidup Dira seperti suku-suku yang ada di Indonesia, beragam. Mulai dari keluarga, persahabat...