Semalam Dira rela tidur larut malam hanya untuk menggeledah seluruh rumah mencari gantungan kelinci itu. Namun, tak dapat ditemukan.
Entah ada dimana, mungkin jatuh di suatu tempat.
Pagi ini Dira tampak lesu, tak menghabiskan sarapannya di meja makan.
"Dir... Rotinya habisin. Udah bunda kasi banyak itu coklatnya" Ucap bunda mencuci piring di wastafel.
"Gak selera bun, gantungan kelinci Dira gak ketemu" Ujar Dira yang masih enggan menghabiskan roti di depannya ini. Mungkin baru ia makan dua gigit.
Bunda paham apa yang dirasakan Dira. Bunda selesai mencuci piring dan menghampiri Dira duduk di sampingnya.
"Dira jangan sedih ya. Nanti bunda cariin di kafe, siapa tau jatuh di sana" Ucap bunda menenangkan Dira dengan mengelus pelan kepala Dira.
"Beneran bun?" Tanya Dira mengangkat kepalanya yang semula tertunduk lesu.
"Iya. Kalau ketemu, nanti bunda kabarin"
"Makasih bun" Ujar Dira memeluk bunda Kirana, bunda pun membalas pelukan Dira.
"Udah sana, sekolah, nanti bunda cariin sampai ketemu" Ucap bunda melepaskan pelukannya dan memberikan senyum indah pada Dira.
Dira sekarang gak sedih lagi, ia sudah tersenyum semangat.
"Dira pamit dulu ya bun" Ucap Dira menyalami bundanya.
"Hati-hati di jalan yaa"
*
Dira hari ini kebagian piket siang. Sekarang sudah ada Mira dan Bayu yang menyapu kelas.
Sebenarnya pagi ini Bagas piket, namun ia belum terlihat. Ah, pasti dia gak masuk sekolah lagi.
Nanti siang Dira piket bersama Yuda mengepel kelas.
"Rajin banget Mira sama Bayu. Capek banget jadi nyamuk" Ucap Dira meletakkan tasnya di kursi.
"Eh! Lo jangan sembarangan ya Dir, ogah banget gue mau sama ni preman sekolah, najiss" Ujar Mira tak terima dikatai Dira seperti itu.
"Idihhh kalo beneran nanti gimana" Ujar Bayu si playboy SMA Pelita Jaya.
"Dihh amit-amit cabang bayi" Ujar Mira bergidik ngeri.
"Lo sih Bay, punya pacar langsung lima cewek diembat" Ucap Dira yang segera ke luar kelas.
"Eh! Lo mau ke mana Dir?!" Teriak Mira masih memegang sapu melihat Dira ke luar kelas.
"Kantin! Mau beli air mineral!" Teriak Dira melanjutkan langkahnya ke arah kantin.
"Tunggu!" Teriak Mira tapi tangannya ditahan Bayu.
"Eh apa pegang-pegang?! Lepasin gak!" Ujar Mira yang berusaha melepaskan genggaman tangan Bayu.
"Mau kemana lo? Belum selesai main tinggal-tinggal aja, noh tong sampah penuh buruan buang" Ucap Bayu akhirnya melepaskan genggaman tangannya dari tangan Mira.
"Lah? Kok gue?" Tanya Mira karena merasa lelah telah menyapu seluruh sudut kelas. Ralat, seperempat ruangan kelas karena sebagian telah Bayu bantu sapu.
"Bagas kan gak ada, jadi lo gantiin dia buangin sampah yang numpuk tuh" Ucap Bayu menunjukkan ke arah tempat sampah yang memang sudah penuh.
"Gue lagi, gue lagi"
*
Dira baru saja menginjakkan kaki di kantin sekolah ini. Tempat dimana dikerumuni oleh manusia-manusia yang kelaparan.
Kalau pagi memang sepi, namun pagi ini sangat gaduh. Ada apa gerangan??
Cewek-cewek terlebih kakak-kakak kelas tampak bergerombolan berlari.
"Tunggu ganteng! Kenalan dulu!!"
"Anak baru ya? Kok ganteng banget!!"
"Udah ada pacar belum?!"
"Ganteng banget sihhh jadi pengen dipacarin"
"Pokoknya dia punya gue!"
"Enggak! Dia punya gue!"
Begitulah kira-kira seruan mereka. Entah dimana objek yang mereka tuju. Dira berusaha mencari dan melihat objek yang menjadi perhatian cewek-cewek se-SMA Pelita Jaya pagi ini.
Adalah seorang cowok yang berjalan tergesa-gesa menuju ruang guru.
"Oh... Anak baru. Seganteng apa sih sampai direbutin kayak gitu" Ujar Dira tak peduli lalu kembali fokus ke tujuan awalnya ke kantin.
Setelah membeli air mineral, Dira kembali ke kelas karena sebentar lagi bel masuk kelas akan berbunyi.
Tapi ada yang aneh, langkah Dira bukan menuju ke arah kelas, namun ke arah ruang guru.
"Kepo dikit dulu gak sih"
Hadeuhh Dira, Dira.
*
Setiba di ruang guru, Dira mengintip melalui jendela.
Tampak jelas anak baru itu berdiri membelakangi arah pandang Dira.
Cowok itu kelihatan sedang berbicara pada Pak Budi, walikelas XII IPA 1.
"Ngadep sini dikit dong, gak kelihatan tau" Ucap Dira pelan.
Tiba-tiba bel mengagetkan Dira dan segera berjongkok karena cowok itu berbalik badan.
Pasti ia akan ke luar. Dira segera pergi berjalan cepat, namun masih dengan posisi jongkoknya. Duhh kek dihukum kagak ngerjain PR waktu SD aja.
Setelah melewati banyak jendela ruang guru tersebut, Dira berdiri dan segera berlari ke kelas.
*
"Akhirnya nyampe" Ucap Dira dengan nafas terengah-engah.
"Lo dari mana Dir? Kek dikejar penculik aja lo" Ujar Lily sahabatnya dan teman sebangkunya.
"Gue habis dari ruang guru" Ucap Dira lalu meneguk air mineral yang ia beli tadi.
"Ngapain? Lo kena kasus ya?!" Ujar Lily kaget sebab Dira pantang ke ruang guru kecuali mengumpulkan buku-buku tugas.
Lily dengan sabar menunggu jawaban dari Dira, sebab Dira masih sibuk meneguk air mineral tersebut hingga habis.
Setelah habis, Dira meremas botol tersebut hingga menjadi gepeng seperti husbumu, lalu melakukan rutinitas rutinnya yaitu melempar sampah dari kursinya. Ya dipastikan selalu tidak masuk dong hehe.
"Yahh gak masuk terus" Ucap Dira kecewa.
"Lo ditanyain malah kagak di jawab" Ucap Lily yang kesal malah dikacangin.
"Oh itu, sorry, gue tadi ngintipin anak baru" Ujar Dira.
"Astaga Dir! Lo mulai gak benar nih" Ujar Lily malah mengada-ada.
"Otak lo tuh negatif mulu Li, orang gue ngintipin tu cowok di ruang guru" Ujar Dira membenarkan.
"Udah heboh pagi-pagi kedatangan tu cowok" Lanjut Dira.
"Pasti ganteng banget ya?!" Ucap Lily berubah ekspresif sebab dia anak K-Popers, pasti dia akan mencari-cari cowok yang seperti di Korea sana.
"Kayaknya biasa aja" Ucap Dira menyadarkan Lily yang mulai dengan haluannya.
"Lah, kok kayaknya"
"Gue mana ada lihat tuh mukanya" Ucap Dira menyiapkan buku di atas meja.
Ekspresi wajah Lily datar menatap Dira.
"Bisa gak lo kalau ngintip tuh dengan jelas"
*
.
.
.
.
.Selasa, 21 Maret 2023
To be continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
Library
Teen FictionMenceritakan tentang cewek dengan segala kelakuan randomnya dan mood yang selalu berubah-ubah. Namanya Dira, lengkapnya, Anindira Wijaya. Permasalahan kisah hidup Dira seperti suku-suku yang ada di Indonesia, beragam. Mulai dari keluarga, persahaba...