02

614 83 0
                                    

BnHA © Kohei Horikoshi

02
1-A

Lorong benar-benar panjang, agak lelah terus berjalan sedari tadi mencari kelas 1-A. Ya, aku lulus dengan nilai yang lebih bagus dari yang kuduga. Berada di peringkat kedua dengan total poin 76, 60 poin villain dan 16 poin rescue.

Langkahku berhenti di depan salah satu pintu. Aku mendongak dan memandangi pintu di depan. Pintu kelas memiliki tinggi yang berlebihan, tulisan 1-A tertera di pintu dan tulisan itu terlalu besar juga. Kenapa sekolah ini suka sekali sesuatu yang berlebihan?

Membuka pintu, terlihatlah kelas yang berisi anak-anak yang sekali lihat juga sudah tahu bahwa mereka aneh. Ada cowok pemarah waktu ujian juga. Melewati beberapa anak, aku duduk di belakang seorang cowok berambut kuning dengan sedikit warna hitam.

"Kaminari Denki, siapa namamu?"

Aku tidak menyangka akan diajak bicara secepat ini. "Kagehira (Y/n). Yoroshiku, Kaminari-san."

Seorang gadis dengan bentuk telinga unik bergabung dalam obrolan dari tempat duduknya. "Jiro Kyoka, yoroshiku."

"Aah... Baik, Jiro-san." kataku dengan senyum tipis.

Keributan terjadi setelah si cowok kikuk masuk. Ia langsung dihampiri oleh cowok yang sedari tadi menegur si cowok pemarah. Meski tidak ada perundungan, tapi dari jauh adegan di depan pintu itu agak terlihat seperti perundungan hingga cewek bermuka bulat datang.

Masuknya seorang laki-laki dengan kantung tidur kuning yang mencolok membuat suasana kelas menjadi hening. Ia tampak berantakan dengan rambut gondrong yang tampak kusut, mata mengantuk, kumis dan janggut tipis. Ia tampak seperti gelandangan, tapi karena ini Yuuei berarti dia pro hero dan karena ini hari pertama berarti dia adalah wali kelas 1-A.

"Hmm... Butuh 8 detik hingga kalian diam. Hidup itu singkat, Nak, jangan sampai lupa. Aku wali kelas kalian, Aizawa Shouta. Senang bertemu kalian," Pria satu itu mengacungkan seragam olahraga. "Pakai ini. Cepat. Lalu, segera ke lapangan."

Oho... Sepertinya akan terjadi sesuatu.

Berjalan ke lapangan bersama Jiro, aku sengaja memperlambat langkah. Berdiri di belakang, akutidak ingin menjadi barisan terdepan yang rentan dipanggil untuk melakukan sesuatu.

"TES KEMAMPUAN DASAR?!"

Yuuei sama sekali tidak bersantai, eh? Aku sudah dihadapkan pada ujian lain setelah lolos dari ujian masuk. Ini agak melelahkan, di sisi lain juga agak membuat bersemangat.

"Bagaimana dengan konselingnya?!" Si muka bulat, Uraraka Ochako, membuka suara.

"Kalau ingin menjadi pahlawan, tidak ada waktu untuk itu. Kalian pasti sudah tahu tentang reputasi sekolah ini mengenai kebebasan. Yah, itu juga berlaku bagi para guru.

Lempar bola, lompat jauh, lari 50 meter, lari jarak jauh, tes kekuatan cengkraman, lompat samping, latihan tubuh atas, jinjit kaki. Normalnya, itu adalah kegiatan yang sudah kalian tahu sejak SMP. Tes fisik dimana kalian dilarang menggunakan quirk. Masih belum ada standar mengenai catatan atau level performa quirk yang dapat ditunjukkan. Itu juga kelalaian perintah, sih.

Bakugo, seberapa jauh kamu melempar bola softball saat SMP?"

Si cowok pemarah yang kini diketahui namaya, Bakugo Katsuki, menjawab. "67 meter."

"Coba pakai quirkmu. Selama tidak keluar lingkaran, apapun juga boleh. Tidak perlu menahan diri."

Melangkah ke samping, aku agak tertarik dengan cowok di peringkat pertama itu. Selain sifatnya, aku menganggap cowok itu cukup menarik untuk dipelajari, tidak akan mengecewakan rasa penasaranku.

ShadowWhere stories live. Discover now