46

92 13 0
                                    

BnHA © Kohei Horikoshi

46
Penyamaran

Distrik Kamino.

Aku memandang sekeliling, menikmati pemandangan jalan yang penuh akan orang. Suara obrolan tumpang tindih, kilatan lampu neon dari plang-plang toko, dan aroma parfum orang-orang yang bercampur dengan aroma makanan di udara. Setiap senti area ini penuh akan berbagai hal, terlalu banyak untuk bisa kuterima hingga membuatku pusing.

"Oke, cepat katakan kita harus ke mana, Yaoyorozu!" seru Kirishima dengan penuh semangat.

"Tunggu dulu!" Momo menahan laki-laki yang sudah siap berlari itu. "Kita harus waspada mulai saat ini! Jangan lupa, para villain sudah mengenali wajah kita!"

"Itu benar! Ini adalah misi rahasia!" sahut Midoriya sambil menyilangkan tangan di depan wajah, melirik sekeliling dengan kewaspadaan yang berlebih.

"Tapi kalau begitu, mengintai pun kita tidak bisa." kata Iida.

Wajah semangat nan berseri Momo membuatku kebingungan. Ketika dia menunjuk salah satu toko, barulah aku mengerti seburuk apa rencana ini. Sayangnya tidak ada yang menolak rencana Momo, sehingga aku mau tidak mau berganti pakaian dengan pakaian yang jelas-jelas bukan style-ku.

Memandangi pakaian baruku, aku bergidik jijik. Jangan sampai orang tuaku, apalagi Ran melihat ini. Aib ini akan selalu diungkit sampai aku tua jika merela melihatnya.

Rambutku dikuncir dua tinggi dengan pita besar yang mengganggu. Pakaian santaiku yang nyaman sudah berubah menjadi kaos panjang yang menutupi rok yang karena terlalu pendek membuatku harus memakai legging hitam di bawahnya. Untung saja, Momo setuju untuk mempertahankan sepatuku sehingga aku tidak perlu terjebak dengan berbagai macam alas kaki berhak yang diusulkan wakil ketua kelasku itu.

"O-Okey.... Berangkat...!" Midoriya berkata kaku, berusaha keras terdengar seperti preman.

"Tidak, tidak," ralat Kirishima. "Kamu harus menonjolkan dagumu!"

"OWKEYY!"

Melihat pemandangan menggelikan itu aku hanya bisa tertawa kecil, kembali teringat akan penyamaranku yang tidak lebih baik sebagai cewek nakal yang sering kulihat di gang belakang stasiun dekat rumahku, "Ara ara~ Mereka semangat sekali."

"Oh, lihat! Wanita berdada besar di sana!" Kali ini yang menjadi murid Kirishima adalah Iida yang lolos dalam sekali uji coba, mendapat acungan jempol apresiasi dari si surai merah.

Melirik ke sisi yang lain, terlihat Momo yang bersemangat dan Todoroki yang tetap tenang. Kulirik pakaian Momo yang terlihat seperti yang paling normal. Aku memainkan kuncir dua tinggi, berharap setidaknya aku masih bisa mempertahankan model rambut kesukaanku sayangnya ide itu ditentang Momo karena tidak cocok dengan image murid nakal ini.

"Kita sedang berada di distrik pertokoan malam, sekelompok anak tentu saja akan menarik perhatian!" jelas Momo dengan bangga.

"Yaoyorozu... Bukankah kita tidak perlu membeli jika memakai quirkmu?" tanya Todoroki.

Momo membelalakkan mata, "I-Itu melanggar aturan! Kalau aku memakai quirkku untuk semua yang kumau, sirkulasi mata uang akan... Benar! Sebagai warga negara, aku harus berkontribusi dalam hal ekonomi!"

"Oh, begitu..." sahut Todoroki.

Melihat teman sekelasku kelabakan itu membuatku tersenyum kecil, "Ara ara~ Bukankah Yaoyorozu-san hanya ingin mencoba masuk ke toko itu?"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 23 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ShadowWhere stories live. Discover now