04

439 79 1
                                    

BnHA © Kohei Horikoshi

04
I vs B

Ini tidak bagus.

Ini akan sulit.

Aku sudah tahu akan hal itu. Aku menaiki tangga dengan lesu, berharap bahwa pertarungan ini tidak akan seintens milik Bakugo dan Midoriya.

"Kagehira-chan dan Ojiro-kun berjaga di sini saja! Aku akan melepas sepatu dan sarung tanganku, mengendap-endap dan menangkap mereka!" Hagakure langsung menyarankan strategi simpel itu.

Tapi, untuk saat ini aku tidak memiliki strategi yang lebih bagus dari itu. Kuputuskan untuk setuju dengan kedua timku sambil terus memikirkan strategi tambahan yang mungkin bisa membuat presentase kemenangan kami bertambah.

Membuat kupu-kupu dari bayangan, kubiarkan terbang sebagai perpanjangan dengan indra penglihatanku. Aku selalu tidak tenang jika tidak bisa melihat kekuatan dan posisi lawan.

Lokasi kami sudah ketahuan oleh Shoji. Firasat buruk membuatku agak mual saat melihat Shoji melangkah keluar meninggalkan Todoroki sendirian. Kalau sampai rekannya keluar berarti... Serangan berskala besar?!

Buru-buru, aku membuat burung dan melompat ke punggungnya. Burung itu terbang rendah, ia tidak peduli hal itu selama tidak menjejak di lantai maka baik-baik saja. Sebelum sempat Ojiro bertanya, es merambat dengan cepat membekukan seluruh sisi ruangan.

"Es?! Quirk-nya Todoroki?!" Ojiro tersentak saat kakinya tertahan es.

"Ojiro-san, tolong jangan bergerak! Kulit kakimu bisa terkelupas dalam suhu sedingin ini!" seruku, agak panik saat kupu-kupuku melihat Todoroki sudah semakin dekat.

Ketika pintu menjeblak terbuka, suhu dingin membuatku otomatis menelan ludah. Terlihat Todoroki melangkah masuk dengan percaya diri. Aah, kemenangan tim I sudah 0%.

"Kupu-kupu itu milikmu?" tanya Todoroki.

Aku hendak menyerah saat Ojiro berseru. "Lindungi senjatanya!"

Benar... Tidak keren kalau aku menyerah begitu saja. Lagipula aku mendapat peran villain, itu artinya aku diperbolehkan membuat hal-hal kejam kan?

Melompat turun, aku melirik khawatir pada es yang kuinjak sementara burung bayangan itu berubah menjadi anjing besar yang menggeram-geram. Aku mati-matian memasang senyum sombong yang sebenarnya tidak cocok dengan kondisi timku yang terpojok.

"Ya, itu milikku. Dilihatpun sudah tahu, kan?" Kupu-kupu itu menempel ke wajahku, mengepak-ngepak pelan.

"Menyingkir." perintah Todoroki.

"Kamu memerintah villain? Ternyata kamu agak bodoh, ya. Meski skill-mu luar biasa."

Cowok itu mengerutkan kening. "Kamu mau melawanku?"

"Tidak, aku akan menahanmu sebisa mungkin hingga waktunya habis."

Es merambat dengan cepat. Anjingku menerjang dan memecahkan es itu, memberi jeda waktu yang cukup untuk membuatku melompat mundur dan menyentuhkan punggungnya ke senjata yang harus kupertahankan.

Cowok dengan rambut dua warna itu hendak mengeluarkan esnya lagi. Aku tersenyum puas saat ia berhenti begitu aku memberi gestur yang membuatnya melihat senjata di belakangku.

ShadowWhere stories live. Discover now