Unpopular Girl 2: Ilfeel?

286 26 0
                                    

Yuk mari baca :)

.
.
.

Juan Christandito, anak tengah keluarga Chrstandito punya visual yang wah pake banget, jago akademik, jago sport, paket komplit cuy. Ia punya kakak kembar perempuan namanya Jean Christandito, versi cewek daei Juan plek-ketiplek + model kebanggan sekolahnya. Mereka sama-sama most wanted di sekolah masing-masing.

Juan memutuskan sekolah di sekolah milik keluarganya, lain halnya dengan Jean, ia bersekolah disekolah khusus putri tentunya sekolah yang terbaik dan bergengsi di negeri ini. Satu lagi, si bungsu Christandito, Jendra Chrsitandito, bocil ganteng nan comel yang baru masuk playgroup.

Sang kepala keluarga, Arnold Christanto bekerja meneruskan bisnis keluarga, di bidang properti dan perhotelan. Amanda Christandito, ia hanyalah seorang ibu rumah tangga yang dulumya bekerja sebagai guru di yayasan Christandito Fam.

Saat ini seluruh keluarga Christandito sedang sarapan di ruang makan di mansion besar itu. Seperti biasa keheningan menyelimuti suasana disekitar, tidak untuk Jendra, ia sibuk berceloteh sambil disuapin maminya. Bercerita ini itu tentang kegiatannya di sekolah.

"Mah, Pah, Juan berangkat duluan ya", ucapnya.

Papanya mengangguk, sedangkan Jean acuh tak peduli.

"Hati-hati yaa Juan", ucap mamanya sambil membereskan bekas makan Jendra
.
"Dadah, abaaang", dibalas teriakan nyaring Jendra sambil mengintili abangnya, maksudnya mengantar sampai depan.

"Udah masuk sana, Bye", ucapnya pada Jendra sambil mengelus kepalanya.

Jendra yang paham pun langsung kembali masuk kedalam rumah. Setelah memastikan adiknya masuk kedalam, ia bergegas mengendarai motornya menuju sekolah.

***

Juan tak langung menuju ke sekolahnya, biasanya ia akan nongkrong dulu di cafe milik Bang Chan, teman dari sepupunya Kak Richard, jaraknya lumayan dekat dengan sekolahnya butuh 15 menit saja.

Memang cafe ini baru buka jam 9 nanti, tapi sebenarnya yang ia datangi bukan cafenya gapi taman dekat cafe Bang Chan. Sudah sejak SMP ia rutin mampir. Taman ini indah dan sejuk, baginya menyendiri disini mampu melepas beban dan tekanan pikirannya.

Baru masuk SMA saja, ia sudah direpotkan dengan segalam macam printilan bisnis keluarga, karena memang pada nantinya mau tak mau ia harus memegang kendali atas bisnis itu. Dalam benaknya, Juan lebih berminat dalam seni dan olahraga tapi papanya menentang pilihannya.

Ia ditentang habis-habisan, tapi Jean malah didukung penuh seluruh minat. Memang benar papanya dari dulu agak sedikit apa ya, lebih menyanyangi kakak kembarnya ketimbanng dirinya, pun begitu oma dan opanya, sedangkan ia, ia menganggap dirinya hanya sebagai sekedar mesin penerus keluarga.

Berbeda dengan Jean yang dekat dengan keluarga papanya, Juan justru lebih disayang oleh keluarga mamanya. Kakek dan neneknya selalu mendukung apapun yang ia mau. Karena ya, sebenarnya ia dari kecil memang diasuh oleh Kakek dan neneknya. Ia baru bergabung dengan keluarga Christandito saat ia kelas 1 SMP.

Memikirkan semuanya, membuat Juan sungguh penat dan muak. Meskipun memiliki image anak baik yang penuh prestasi, tapi ya namanya anak laki-laki ya mesti ada nakal-nakalnya. Ya salah satunya ini, meskipun jam sudah menunjukkan pukul 7.25 ia masih enggan berdiri untuk segera otw ke sekolah.

Ada hal lain yang membuatnya betah disini, yaitu kehadiran waitress gemuk di cafe Bang Chan. Cukup memghibur dirinya, terkadang ia menjumpainya sedang menari-nari, atau bernyanyi berpegang gagang pel. Sangat konyol si mengingat ia gemuk namun ia berlenggak-lenggok seperti itu.

Sepertinya sudah cukup lama pula ia selalu memperhatikan cewek gendut itu diam-diam. Kalau dibilang cantik ya gimana ya, tapi keknya orangnya asik, tak jarang ia memperhatikannya sedang mengobrol asik dengan teman sesama waiter dan waitress.

Ia juga tau cewek itu, juga salah satu siswi disekolahnya, ia berpikir ia salah satu sisw-siswi Beasiswa disana, mengingat tidak mungkin jika bukan anak beasiswa ia mampu bersekolah disana. Bukan bermaksud sombong tapi rata-rata yang bersekolah disana memang golongan kelas.

Setelah mengumpulnkan niat, ia memutuskan pergi kesekolah. Ia mendapat kabar dari temannya untuk hari ini, akan masuk jam 8 pagi, lebih lambat setengah jam dari biasanya karena hari ini hari perdana masuk tahun ajaran baru.

Berbeda ditempat lain yang mngadakan MOS dll. Disekolahnya hanya sekedar upacara pembukaan saja dan semakin membuatnya tidak mood, ia harus menjadi perwakilan OSIS menyampaikan pidato penyambutan.

Sebenarnya ia malas masuk OSIS, namun lagi-lagi karena embel-embel Christandito yang ia sandang, membuatnya harus mengikuti organisasi itu.
'Merepotkan' batinnya menggerutu.

***

Setelah acara penerimaan siswa-siswi baru, para murid berondong-bondong keluar dari hall, termasuk Rei, namun Rei tidak gegabah, ia masih nyantai ditempat duduknya. Biasanya ia bersama Gritte, tapi kali ini Ia sendiri karena teman dekat sedang ada perkumpulan ekskul.

Di hall tidak hanya Rei, tapi juga gerombolan genk Juan juga. Ada Juan, Arfigo, Max dan Albert. Mereka asik mengobrol sedangkan Juan sibuk memperhatikan Cewek gendut itu.
Lucu, ia memandangi ekspresi Reina kalau tidak salah namanya, itupun ia tahu dari Albert, karena dari tadi teman-temanya yang mebhasa gadis gendut yang duduk dipojokan, entah masalah apalagi yang ingin ia lakukan

Kembali kepada Juan yang mengamati Reina. Ia tersenyum tipis, melihat Rei tang menggoyang-goyangkan kaki dan kepalanya. Terlalu asyik mengamati Rei, tanpa sengaja tatapan mata mereka bertemu. Tidak ada ekspresi apapun, berbeda sekali dengan siswi disini yang selalu manatap memuja padanya.
'Apa aku kurang menarik?', batinnya penasaran.

Belum juga memutus pandang, mereka masih saling bertatapan, malah sekarang Rei melotot padanya, sambil mendecak sebal. Juan mengernyitkan kening tanda tak paham.
'Dasar cewek aneh', rutuknya dalam hati.

Karena tak terima ia juga melotot pada Reina. Sekarang jadi ajang melotot-melototkan mata antar keduanya.

Lalu diseberang sana Rei, yang tiba-tiba kaget dipelototi Juan si Ice Prince sekolah, langsung memalingkan mukanya sambil memonyongkan bibir. Ia sebal karena Juan mengahalangi arah pandangnya. Ia memperhatika Albert, cowok yang ia taksir.

Teman-temannya bilang kalau Juan itu kaku, dingin, cool, keren paket komplit. Tapi apa yang ia lihat sekarang, malah Juan yang melotot aneh padanya.
'Wah gendeng wong wi (wah gila tuh orang' batinnya menghina.

Kembali ke Juan, tanpa ia sedaru ia justru terkekeh, melihat Juan yang jarang tersenyum, membuat siswi yang ada disana berteriak hiseteris, tidak menyangka Ice Prince sekolah bisa tersenyum, karena selama ini yang mereka tahu kalau Juan adalah sesosok yang dingin tak mudah didekati.

"Aaakk Juan Gans bingitssss", ucap salah satu kakak kelas alay fans fanatik Juan, Brigitte. namanya.

Ia ngebet banget pengen jadi pacar Juan.

"Gilak Kak Juan senyum dong", heran salah satu siswi disana.

Disusul jeritan lain dari siswi yang masih disana. Pemandangan itu, tak luput dari pandangan Rei. Ia rasa harus segera kembali ke kelas, sebelum kupingnya pengang mendengar jeritan-jeritan fans anak pemilik sekolah. Ia berdiri sedikit merapikan pakaian, dan segera berjalan menuju pintu keluar hall.

Ia sedikit mengintip kebelakang dan menyeletuk,

"Idih serem rek", ujarnya lirih sambil bergidik ngeri melihat pemandangan itu.

.
.
.

Oke, see u then, bye-bye...
For Vomen, just go on, tap and type in below
👇

Unpopular Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang