Unpopular Girl 11: Rei Yang Malang

182 19 4
                                    

Kini kedua sejoli itu sudah sampai didepan kelas Reina. Seperti biasa kelas Rei ramai meskipun sudah jam masuk tiba, kelihatannya Pak Alex belum datang. Rei mengucap syukur dalam hati setidaknya ia tidak akan diomeli. Oh ya Rei sering kali kena semprot Pak Alex karena Rei yang lemot saat diajar dan sering ketiduran saat jam pelajarannya. Mereka berdua sedikit terengah-engah...

"Dah masuk, nanti kita ngobrol pas istirahat, jangan kemana-mana, aku jemput oke? bye sayaaang", kata Juan sambil mendorong pelan Rei, tak lupa Juan mengusak poni milik Rei . Rei belum sempat berkata apa-apa tetapi Juan sudah berlari kalang kabut menuju kelasnya sendiri.

Rei memasuki kelasnya, keadaan menjadi hening, entahlah Rei merasa sedikit gugup fan gelisah. Ia yang ditatap intens oleh teman-temannya hanya acuh berjalan menuju mejanya. Setelah sampai ia menarik kursinya dan mulai duduk. Ia mengambil beberapa buku yang akan digunakan untuk pelajaran nanti, saat ia mulai memasukkan bukunya kedalam loker nampak ada sesuatu yang mengganjal. Ia mengeluarkan benda itu bekas air mineral, bungkus chiki, kertas, tak hanya satu tapi banyak menyumpal dilokernya. Ia menghela napas pelan, ini semua bukan bekas jajan miliknya.

Dengan penuh telaten ia mengutip sampah-sampah itu, ia memasukkan kedalam kantong plastik besar bekas belanja snack miliknya kemarin. Ia mulai bangkit dari kursinya, ia agak kesusahan seperti ada sesuatu yang menyangkut, ia melongokkan kepalanya kebelakang mendapati roknya menempel pada kursi, ia mencoba memisahkan kain roknya. tetap tidak bisa. Sedang sibuk dengan kegiatannya, tiba-tiba San si ketua kelas berteriak...

"PAK ALEX WOY PAK ALEX", teriaknya heboh. Semua murif berbondong-bondong duduk kembali ketempatnya masing-masing.
Rei juga kelabakan, ia bingung harus bagaimana apalagi disampingnya ada gumpalan kresek besaryang beljm sempat ia buang, bisa-bisa ia dimarahi nanti.

"Selamat pagi semua", suara Pak Alex yang masuk melangkah ke meja guru. Pak Alex megeluarkan beberap buku dan kertas absen.
Rei yang melihat Pak Alex sudah datang dengan terpaksa kembali duduk, tak mungkin dia izin keluar dengan keadaan seperti ini kan.

Sepertinya Dewi Keberuntungan tidak berpihak kepada Reina. Pak Alex mulai memperhatikan muridnya satu persatu.

"Yang dipojokan bungkusan apa itu? Mau pimdah rumah kamu?", suara tegas milik Pak Alex.

Mendengar pertanyaan yang dilontarkan Pak Alex membuat Rei terkesiap 

"Anu pak enggak, ini sampah bekas jajan", jawab Rei takut-takut.

Pak Alex mengernyitkan dahinya. Ia berdehem dan membenarkan letak kacamatanya. Kemudian ia menyahut...

"Pantas badanmu besar, hobi makan ternyata, harusnya kalau badan besar otakmu juga besar semestinya,  la ini apa? badan gede otak malah mengekeret. Badanmu itu besar tapi otakmu kecil saat ulangan selalu remidial, remidial pun harus mengulang tiga atau empat kali baru lulus, padahal yang dengar saudara kembarmu itu pintar lo, model pula coba dicontoh saudarimu itu", sarkasnya.

Sekarang sudah tau kan Pak Alex seperti apa, ya seperti ini bermulut tajam, namun disisi lain Pak Alex adalah salah satu guru berprestasi dan disegani, ia salah satu jajaran eksketif disekolahanya. Meskipun terkenal sebagai huru yang tampan, pintar dan kaya, namun ia punya sifat buruk. Bahkan yang  Rei dengar dari teman-temannya, Pak Alex dulu juga seorang pembully dan suka meremehkan orang lain. Satu lagi, ia benci orang gendut, Pak Alex menganggap orang gendut adalah orang yang malas dan jorok.

Rei hanya diam sambil menunduk. Ia paling tidak suka jadi pusat perhatian. Sementara temman-teman nya yang lain menahan tawa.  Termasuk salah satunya Kinan dan Albert.
Reina yang mendapati Albert menertawainya  kecewa, ternyata Albert sudah tidak seperti dulu ketila mereka SMP. Ia dulu selalu membelanya saat orang lain mengejeknya termasuk gurunya sendiri.

"Ya sudah buang sana ganggu pemandangan aja", perintah mutlak Pak Alex.

'Baik pak", Jawab Rei, Ia sebenarnya ragu, ah sudahlah lebihbaik ia segera membuangnya. Ia beranjak dadi kursi namun salah satu kakinya terjebak dikaki kursi yang ia duduki, karena pergerakan yang tiba-tiba ia jatuh.

'BRAKKK'

Suara bedebum keras mengagetkan seluruh kelas dan disusul tawa membahana kemudian. Sedangkan Rei, dahi dan hidungnya langsung membentur lantai, Ia jatuh tertelungkup dan kursinya yang menempel menimpa dirinya. Sekarang ia persis seperti paus besar yang terdampar, Rei malu.

"HAHAHAAHA GILA NYRUNGSUP", sahut San sambil terbahak-bahak.

"GEMPA REI KALO LO JATOOH HAHAHAHA", Sahut Michelle, dan diikuti oleh ejekan-ejekan yang lain. 

Rei sedang kesakitan bahkan hidungnya berdarah namun semu orang yang ada disana hanya sibuk tertawa, dan brengseknya Pak Alex juga sama, ia tertawa kencang hingga memeteskan air mata.

Rei mencoba bangkit sendiri, setelah mampu, ia mulai melangkahkan kaki tertatih karena pergelangan kakinya yang terkilir. Ia keluar dari kelas sambil membawa kursi yang menenpel di roknya sambil membawa katong kresek besar tanpa pamit, ia sudah tak peduli dicap sebagai murid yang tak sopan.

Ia berjalan menuju tempat sampah didepannya ia menaruh kresek itu disamping bak sampah. Rei berjalan menuju toilet. Setelah sampai ditoilet ia berusaha melepaskan kursi yang dilem itu sambil menangis.

.
.
.

yap yap yap!!!
segini dulu ya temen-temen
nanti disambung lagi..
terimakasih untuk temen-temen yang udah baca dan nunggu cerita ini, dan makasih juga untuk kalian yang selalu vote dan comment
oh ya satu lagi Mai mau minta maaf karena sering update tapi ga sesuai jadwal ya temen-temen...
see u...

Unpopular Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang