Unpopular Girl 4: Albert

203 20 1
                                    

Kelas Sains 1-1 dikenal sebagai kelasya orang kaya raya nan jenius. Dilengkapi fasilitas yang super mewah. Kursi putar dengan meja kayu sebagai pelengkap, percis dengan tempat duduk bos besar diperusahaan. Desain Interiorpun tak main-main, rancangan arsitek ternama Indonesia.

Depan tengah adalah tempat duduk khusus milik Juan, jelas karena ia calon penerus bisnis ternama Christandito, dan memang seharusnya ia diperlakukan istimewa bukan?
Bukanmya senang Juan justru merasa risih akan perlakuan berlebihan ini. Ia terbiasa hidup dengan kakek dan nenek yang sederhana. Ia masih ingat betul perkataan kakeknya "Buat apa uang banyak kalau kehidupanmu hanya berisikan ambisi, hidup itu untuk dinikmati dan diresapi ora mikir dunyo tok" (ngga mikir urusan dunia aja)

Kembali ke Juan, saat ini sedang jamkos, karena adanya rapat guru, entah apa yang mereka diskusikan. Momen seperti ini sangatlah langka bagi St. Laurent, kalau memang sampai jamkos pasti ada suatu hal krusial.

"Diem mulu lo, noh join ama yang lain", ujar Albert yang tiba-tiba menepuk pundak Juan.

Juan yang merasakan pundaknya ditepuk pun menoleh pada Albert dan mengikuti arah pandangnya ke arah Max dan Figo yang heboh sendiri dengan mabar game online-nya.

"Mager", ujar Juan sekenanya.

Bukan hal lumrah jika Albert bisa keluar masuk kelas ini, nyatanya mereka Juan, Albert, Max dan Figo adalah sahabat kecil, ya meskipun sempat beda sekolah dan akhirnya berkumpul disini. Meski sama-sama anak Laki-Laki yang nantinya menjadi penerus bisnis keluarga, Albert lebih beruntung, tak seperti Juan yang selalu dituntut ini itu, orang tua Albert membebaskan anaknya asal tidak sampai berbuat aneh yang bisa mencoreng nama keluarga, termasuk soal asmara. Keluarganya menerima siapa saja kelak yang akan mendampingi putranya.
Bahkan sempat ada niatan mamanya untuk menjodohkan Rei dengan Albert saking gemesnya mama Albert pada Rei. Karena sewaktu SMP bisa dibilang cukup sering Rei main, bukan main sih waktu itu ada kerkel untuk ujian praktik kelulusan.

"Lu deket banget ama tu cewek gendut ya?", Juan yang semula diam bertanya pada Albert. Albert masih mencerna pertanyaan Juan, ia mengerutkan dahi dan berujar riang.

"Oohh Rei temen kelas gua?", tanyanya balik sambi menyengir konyol.

"Iye", ada nada jengkel dari Juan karena kesal Albert yang bertele-tele.

"Hu um, temen gua dari SMP juga si, sekelas pula, kenapa? Sukak lu?, tapi setau gua dia udah naksir cowok lain", jelasnya pada Juan sambil bermain ponsel.

Mendengar jawaban Albert, nampaknya sedikit membuat Juan kecewa. Hening sejenak, ia bimbang haruskah ia tanya ke Albert tentang Rei?. Dengan pertimbangan yang matang akhirnya ia memutuskan untuk mengorek sedikit informasi tentang Rei.

"Siapa?", lanjut Juan.

"Ha?", tanya Albert cengo, ia menggeleng-gelengkan kepala heran dengan teman satunya ini. 'Wah kampret singkat pol nek ngomong' rutuknya dalam hati.

"Ck, ya itu cowok yang ditaksir si gendut, siapa??", jelasnya emosi.

"Dih tumben kepo lu?", balas Albert Julid.

"Bacot! Gc!", Juan semakin mendesak Albert untuk segera menjawab pertanyaanya. Sangatlah Christandito sekali bukan?, apa yang ia mau harus ia dapat.

"Gua", dengan entengnya Albert memjawab.

"Ha?", kali ini gantian Juan yang bego.

"Iya gua, tapi gua sukanya sama yang lain". Jelas Albert lebih lanjut.

'Sialan', Juan mengumpat dalam hati, kenapa keadaan ini terulang, bedanya dulu mereka berdua sama-sama menyukai orang yang sama Clarita namanya ia teman SD Juan bisa dibilang bersahabat, tapi ngga ada yang namanya sahabat antar cowok dan cewek pasti salah satunya memendam rasa termasuk Juan sendiri. Namun Clary harus pindah ke Inggris karena orang tuanya dipindah tugas kesana.

Albert memperhatikan keresahan Juan, dulu sewaktu SMP ia tau kalau juga naksir dengan Clary, Juan selalu crita tentang Clary pernah ia diajak Juan untuk menemui Clary, waktu itu saat study tour kelas dua. Ia berniat untuk menjadikan Clary kekasihnya, tapi sayangnya Clary udah jadi pacarnya duluan sejak kelas pertama SMP.

"Heh Su uno nyokk", ajak Max dengan sangat bersahabat.

"Yow", itu Albert. Ia lekas berdiri sambil menyeret Juan yang ada disampingnya. Juan yang pasrah hanya mengikuti keduanya. Sampai di bangku Figo mereka mulai.

"Yang kalah harus ngelakuin dare dari yang menang pertama kali", usul Figo.

"Deal", seru Albert dan Max bersamaan.
Disana juga ada Arnold rival abadi Juan yang sifatnya pun mirip sebelas dua belas, cuma lebih ramah Arnold sih. Kalo kalian nggak sama-sama kenal dan ngajak ngobrol gabakal digubris ama dia cuma dicuekin cuy.

.
.

Selang berapa kemudian akhirnya Albert kalah, Max sebagai pemenang pertama langsung mengusulkan ide gilanya

"Lu harus pacaran cewek terjelek dikelas lo selama tiga bulan kalo berhasil motor sport gua yang terbaru bakal gua kasih deh", ujar Max tengil pada Albert.

"Sape cok? temen gua banyak yang cantik". Selak Albert, kemudian ia beralih menatap Juan.

"Noh Si gembul Rei", ucap Arnold tiba-tiba. Juan yang mendengar pun seketika memandang sengit Arnold. Arnold yang ditatap pun semakin berusaha untuk memprovokasi Juan. Sepertinya dugaannya benar kalau Juan ada rasa sama Rei.

"Goblok, lu mau di emplok maung" balas Max.
Ia menatap ngeri kearah Gritte yang sibuk membaca novel. Gritte yang merasa ditatap menoleh kearah gerombolan Juan. Ia melotot sambil mendumel tak jelas.

"Deal" putus Albert. Mereka berseru senang. Sedangkan Juan tak terima apa ia harus mengalah lagi, apa ia akan kalah lagi?. Segera ia beranjak dari tempat duduknya.

"Kemana lo?", tanya Figo.

"Toilet", singkat Juan

Albert yang memandangi tingkah Juan hanya terkekeh geli akan tingkahnya.
'Panik kan lo muehehehe' batinnya

"Iki yo melu-melu edan" (ni ikut-ikutan gila), tuduh Max pada Albert. Albert yang di julidi oleh Max malah tertawa ngakak.

"Behhh, ngeri bosku" gumam Figo.

.
.
.

Juan tak pergi ke toilet namun menuju kelas Rei. Masih sama seperti keadaan saat ia kemari tadi, malah justru semakin kacau akibat tingkah anak-anak liar ini. Anak kelas pun memandang heran dan bertanya-tanya akan kedatangan Juan. Bukankah Albert ada dikelasnya? Juan tak menghiraukan tatapan dari penghuni kelas ini. Ia semakin memantapkan langkah menuju bangku pojok belakang tempat Rei berada.

Sedang si puan masih mengerjakan proyek milik kliennya, ia tak sadar jika si Ice Prince Most Wanted sekolah menghampirinya

"Reina jadi pacar gua sekarang!", pertanyaan atau pernyataan tegas itu membuat seluruh kelas terkejut. Termasuk Kinan. Rei seketika berhenti dari kegiatannya. Ia mendongak menatap horor pada Juan

"Jadi pacar gua sekarang titik ga pake koma dan gaada penolakan", sambung Juan.
'Wah kalimat terpanjang' gumam salah satu cewek disana. Rei semakin melototkan matanya dan sedikit membuka mulutnya. Tentu saja pemandangan itu membuat tersenyum geli, ingat tersenyum gaess.
'Ya tuhaan pen gue unyel-unyel", batin Jaun menjerit.

.
.
.

Segini dulu ya
See u
Voment in below, thanks :)
👇




Unpopular Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang