Unpopular Girl 6: Sun

216 17 2
                                    

Seperti kata Bang Gabby hari ini Rei libur kerja. So pasti ia sangat gembira, hari ini Rei mau me time, gitulah kata anak gaul sekarang.
Setelah selesai membersihkan diri, ia merehatkan sejenak badannya, rencanaya ia akan ke toko buku untuk membeli buku yang sudah menjadi wishlistnya sebulan lalu. Ia pecinta buku dan suka membaca buku apalagi buku tentang pengembangan diri. Maklum saja, ia harus melakukan apapun sendiri termasuk belajar dan bersosialisasi maupun menyembuhkan diri.

Belum sempat ia memejamkan mata, terdengar langkah kaki mendekati kamarnya.

"Tidur mulu lo gembrot!", hardik kakak perempuannya Naina.

Rei tak menghiraukan Nai, ia pura-pura tidur. Rei sungguh malas berdebat dengan kakaknya. Apalagi sekarang, paling kakaknya sedang bertengkar sama pacarnya. Kenapa ia tahu?, ya emang gitu kelakuan kakaknya, tiap ada masalah pasti melampiaskan ke Rei. Bahkan, Nai sampai mengadu ke Papa dan Mama mereka kalau ia dicuekin Reina, padahal Nai saat itu tak mengajak Rei ngobrol.

"Heh denger gak sih loh!", ulang Nai, masih saja Rei abai.

"Noh ada Juan, didepan, tumben lu punya temen cowok, lu pasti...", belum sempat Nai melanjutkan pembicaraannya, Rei bangun dari tempat tidur dan melewati kakaknya.

Nai mendengus sebal diacuhkan Rei. Ia tak terbiasa diacuhkan, kalau kata Rei, Nai itu si attention seeker, caper lah bahasa gampangannya.

"Cih, kurang ajar banget lo!", Nai keluar dari kamar Rei, sambil menutup kasar kamar Rei.

.
.

Rei berjalan menuju lantai bawah, ia sedikit merapihkan penampilannya.
'Anjir ngapain Juan kesini, tau darimana coba rumahku', batin Rei heran. Setelah sampai, ia tak menemukan keberadaan Juan, malah ia yang celingak-celinguk kek maling dirumah sendiri. Rei berjalan keluar siapa tahu ia didepan. Emang iya sih, itu motornya Juan, tapi tu bocah kemana. Saat Rei membalik badan ia terjengit kaget, Juan tepat dibelakangnya.

"Astaga gilak!", pekiknya spontan.

"Hehehe dari kamar mandi kaget yaaa", juan tersenyum konyol.

Sedang Rei terperangah melihat Juan nyengir.
Rei memperhatikan Juan ia bertahyadalam hati ini Juan atau Juan yang lain, sangat berbeda sekali saat disekolah. Rei segera menyadarkan diri dan berdehem singkat untuk mengurangi rasa canggung diantara mereka.

"Ada apa lo kesini? Tau darimana rumah gua? Maaf yaa kita ngga terlalu kenal, jadi...", oceh Rei bertubi-tubi.

Sebelum berlanjut langsung saja Juan menyomot bibir Rei dengan tangannya. Juan tersenyum girang, melihat ekspresi Rei, pacarnya. Pacar kan? Yaiyalah wong Juan sendiri yang publish kok. Rei mencoba melepaskan diri, la mosok bibir e monyong kek bebek, (masa bibirnya monyong kaya bebek)

"Satu-satu dong sayaaaang, kan aku bingung", jelas juan lembut sambil tersenyum ganteng uhukss.

Sedang Rei sibuk mencibir dalam hati kelakuan Juan 'sayang gundule peyang', batin Rei. Juan yang paham Rei berontak pun melempas tangannya. Ia langsung saja duduk di sofa tanpa susah payah menunggu Rei mempersilakannya. 'Woooooo ra due dugo cah iki' (wooo ga punya sopan santun anak ini). Lagi, Rei mengutuk Juan dalam hati. Ia berjalan menghampiri Juan sambil merengut.
Juan yang melihat Rei merengut, terkekeh geli. Menjahili Rei mungkin nanti jadi favoritnya.

"Oh ya aku tuh kesini mau ketemu pacar gembul ku, tau dari kakakmulah kan dia bestie nya kakakku", jelas juan sambil menyek-menyek mengucapkan kata "bestie".
Rei agak ngelag, siapa kakak yang dimaksud Juan.

"Kakak kembarku Jean, kalau kamu bingung", jelas Juan tau Rei yang lagi nge-lag bingung dengan maksudnya.

'Oh My God, jadi Juan anaknya Pak Christ, mati reeeekk', spontan Rei menepuk dahinya cukup kencang. Ia semakin takut berhubungan dengan Juan. Segera Juan mengelus dahi Rei yang dipukul.

"Jangan kek gitu, merah nih", omel Juan pada Rei.

"Eh Juan", seru Mama Rei sambil menutup pintu rumah. Sepertinya Mamanya juga pulang cepat hari ini.

"Selamat siang tante", sapa balik Juan Ramah pada Mama Rei.

Sepertinya Mamanya dan Juan sudah kenal lama dan cukup dekat. Mama Rei melihat Rei sekilas dan kembali pada Juan. Juan yang memperhatikan itu, merasa agaknya Rei kurang dekat dengan Mamanya. Rei yang terbiasa diperlakukan sepert itu santai aja.

"Dibikin minum lah Rei, masa dibiarin ada tamu dateng", ucap Mamanya sedikit ketus tanpa memandang Rei.

"Nggak usah tante, ini kita mau keluar kok, ya kan, sayang?", jawab Juan pada mama Rei, sambil menekankan kata 'sayang' dan memandangi Rei. Rei melototkan matanya, 'gilak', umpatnya.

"Sayang?", tanya Mama Rei sedikit ragu.

"Oh iya tante lupa, Juan pacar Rei", Juan dengan bangganya memperkenalkan diri sebagai pacar Rei. Mama Rei agak kaget, sejak kapan Rei mau pacaran, boro-boro pacaran dianya aja suka ngerem kek ayam dikamar.

"Oh iya ya, yaudah kalau gitu tante keatas ya", pamit Mama Rei.

Juan mengangguk, merespon. Ia menoleh kepala ke Rei. Ia menemuka Rei yang memrengut kesal. Ia menepuk-nepuk kepala Rei.

"Daaah gausah ngambek yok keluar, cepetan ya", ucap Juan sambil menyeret Rei berdiri dan menggiringnya ketangga.

Mau tak mau Rei mengiyakan ajakan Juan. Setelah dipikir-pikir lumayan juga sih nanti minta anterin Juan aja kan hemat ongkos hehehe.

.
.

Setelah bersiap Rei segera menghampiri Juan. Cukup simple, hoodie putih dengan Jeans navy dengan sneakers putih kesayangannya. Rambutnya yang pendek berponi, hanya ia kuncir setengah kebelakang dihiasi pita hitam berdot mutiara. Wajahnya yang ia bedakjn tipis dan pakai liptint. Tak lupa totebag serbaguna kesayangannya.

Juan yang mendengar langkah kaki, langsung mengarahkan pandang, 'cantik', pujinya dalam hati. Lekas ia berdiri menghampiri Rei, ia tertawa.

"Ih kenapa lo?", heran Rei.

Juan yang mendengar kata 'lo' seketika mendatarkan wajah.

"Kamu, bukan lo sayang", jelas Juan lempeng.

"Eh iya maap", sahut cepat Rei. Nah kan, manut kan Rei sama Juan.

"Kita couplean nih, nanti aku beli baju couple deh biar lebih kerasa", ujar Juan girang.

Rei melihat penampilan dirinya sendiri dan Juan, 'astagaaa iya juga ya'. Juan dan Rei sama-sama pakai hoodie, celana jeans dan sneakers, bedanya punya Juan pake brand mahal. Sekarang ia paham maksud Juan.

"Ih ngga usah, norak!" sela Rei tak setuju.

Juan hanya acuh, bagus juga idenya untuk beli barang couple. Mereka berdua keluar dan menghampiri motor Juan. Juan menaiki motor sportnya, ia memberikan helm lain pada Rei tak lupa ia membantu Rei memakaikannya. Rei yang diperlakukan manis seperti ini sedikit deg-deg an apalagi posisinya juan didepannya cukup dekat, mungkin jika ada orang lain yang melihat mereka akan salah paham, mengira mereka sedang berciuman.

Nah sama persis seperti sudut pandang yang diperhatikan Mama Rei dan Naina yang melihat sejoli itu dari balkon kamar Nai. Mereka sempat terpekik kaget melihat Juan yang menciun Rei. Juan tahu kalau saat ini ia dan Rei sedang diperhatikan oleh keduanya. Justrua ia merasa senang.

"Dah selesai", ucap Juan sambil mencoba mendekatkan kepala Rei pada dirinya. Rei manut saja ketika kepalanya ditarik kearah Juan. Langsung saja Juan mengecup singkat bibir Rei. Rei spontan memukul Juan karena kaget disosor anak bebek. Juan tertawa senang melihat Rei merengut.

"Dah ayok naik, jangan ngambek nanti aku sun (cium) lagi, yang lebih hot juga boleh", goda Juan sambil menaik turunkan alisnya.
'Waaaasuuuuw', batin Rei.

.
.
.

Tak kasih yang manis-manis gais
Mon maap baru up ya temen-temen
segini dulu, nanti lagi ya...
Seperti biasa, voment, kritik dan saran boleh drop kebawah
See u....
😀👇


Unpopular Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang