Unpopular Girl 8: Dan Terjadi Lagi

182 16 0
                                    

Sudah hampir tiga hari, namun masih saja Rei bersikap cuek pada Juan. Bahkan pesan online yang ia kirim nampaknya tak pernah dibaca olehnya. Juan menyesal, ia terlalu terlena karena kehadiran Clary. Apakah ia masih berharap padanya? tentu saja tidak, ia hanya terlampau senang bisa bertemu kembali dengan kawan lama. Lagipula ia sudah melupakan masa lalunya.

Di jam istirahat ini, Juan hanya nongkrong dibase camp tempat genk-nya berkumpul. Hari ini dia ada kerkom dengan Gritte. Seharusnya dikerjakan dikelas tapi ia mager, jadi ia meminta Gritte untuk datang kemari.

Hampir lima belas menit Juan menunggu, sepertinya Gritte tak datang. Karena bosan akhirnya pergi dari ruang itu. Ia melangkahkan kakinya menuju cafetaria sekolahnya. Nampak didepan sana kawan-kawanya berkumpul dan berbincang seru dengan satu cewek, kalau tidak salah namanya Kinan.

'Cih bisa-bisanya dia cewek sendirian digerombolan cowok', hinanya dalam hati.

"Oooy Ju join gc", ajak Albert berteriak kepadanya.

Mendengar teriakan Albert, segera ia melangkahkan kakinya menuju meja tengah tempat biasa mereka berkumpul.

"Hai Juan", sapa riang Kinan sambil membetulkan anak rambutnya kebelakang. Juan masih sibuk membetulkan tempat duduknya dan membalas secara asal.

"Ya", segitu saja responnya.

Juan hanya sibuk mendengarkan ocehan teman-temannya. Ia mengedarkan pandangannya dan 'gotcha!' Ia menemukan Reina sedang bersama Gritte, nampak Gritte yang selalu mencerocos sana-sini nan heboh. Sedangkan gadisnya sibuk menertawakan entah lelucon apa yang dibuat si kaleng rombeng. Sesekali ia akan menunduk kikuk agak risih karena diperhatikan oleh sekitar karena Si gritte sudah terlalu over power bercerita.

Kegiatan mengamatinya terganggu oleh Kinan, yang sepertinya sibuk sendiri untuk mendapatkan perhatiannya.

"Juan mau pesen apa, sekalian aku bawain gapapa, oh kalian juga boleh nitip kok", tawar Kinan pada mereka.

"Nggak usah ki kita bisa pesen sendiri", tolak halus Albert.

"Ih gapapa aku bisa kok kuat, gak menye-menye kaya cewek lain", jelasnya.

Juan menoleh akibat perdebatan tak berguna antara si cewek ganjen dan teman-temannya. Ia agak risih sebenarnya karena Kinan terlalu sibuk memandanginya.

"Yaudah gua bantuin", tawar Albert, kemudian ia beranjak dan mengikuti Kinan. Sambil menunggu pesanan Albert dan Kinan ngobrol singkat.

"Cantik banget lu hari ini, natural banget pinter banget lo make up an", puji Albert pada Kinan.

"Ih apasih aku tuh gasuka pake make up tau, ini tuh cuma pake tinted sunscreen aja", jelas Kinan pada Albert.

Albert hanya manggut-manggut kan memang ia nggak paham sama begituan. Ia cuma sekedar basa-basi biar lebih deket ama calon pacar. Cukup lama mereka mengantri akhirnya pesanan masing-masing sudah sampai. Dibelakang pelayan cafetaria terlihat Albert dan Kinan yang masih sibuk ngobrol.
Mereka berdua akhirnya sampai dan mulai makan makanan masing-masing

"Wah ternyata meskipun lo model, porsi makan lo kek pada umumnya ya kin", ditengah kegiatan makan mereka, Arfigo bertanya pada Kinan, memang sedari tadi ia memeprhatikan porsi makan Kinan.

"Oh aku mah biasa aja kalo makan, ya gimana ya aku juga ga menye-menye kalau enak aku makan sih, cuma ya gitu gue orangnya emang makan banyak tapi gabisa gendut tau", cerocos Kinan. Semua cowok yang ada dimeja itu hanya manggut merespon ucapan Kinan.

Juan sudah mulai bosan mendengar obrolan tak berfaedah teman-temannya, ia beranjak dari tempat duduknya untuk menghampiri Reina. Ia berdeham guna mencuri sedikit perhatian Reina yang fokus berbincang dengan Gritte.

"Ekhem", deham Juan, dan yap berhasil, Reina menoleh padanya. Namun tak lama, kembali Reina palingkan wajahnya pada Gritte. Juan meringis, susah sekali membujuk gadisnya.

"Rei bisa bicara sebentar?", semoga kali ini berhasil.

"Apa? Langsung aja aku ada kegiatan ekskul habis ini", jelas Reina cuek.

"Oh gitu yaudah nanti pulang sekolah kita ngobrol dekat taman parkiran ya?", karena dirasa Rei sedang sibuk, akhirnya Juan mengusulkan ide itu.

"Oke", respon Reina. Reina dan Gritte yang sudah selesai makan akhirnya pergi dari kantin. Juan senang bukan main, akhirnya ia berhasil. Ia kembali ke mejanya dengan senyum sumringah.

***

Seperti janjinya kepada Juan saat istirahat tadi, sepulang sekolah Reina menunggu Juan ditaman dekat parkiran. Sambil menunggu Juan, Rei membuka kembali lembar formulir pendaftaran lombanya. Ia memandangi benda itu antar senang dan sedih. Kenapa sedih? tentu saja, ternyata harus ada persetujuan orangtua untuk mengikuti perlombaan ini dan Rei tak yakin kalau mama papanya akan setuju.

Rei berpikir apa mungkin nanti meminta bantuan abangnya untuk tanda tangan atau meminta abangnya untuk meminta tanda tangan ke orang tuanya.

Reina menggeleng-geleng untuk opsinya yang kedua, mungkin lebih baik ia memilih opsi pertama meminta abangnya untuk menandatangani lembar persetujuan orang tua.

Terlalu larut dalam berpikir, sampai tak sadar kalau Reina sudah duduk disini hampir dua jam. Sial, ia dibohongi lagi oleh Juan. Sudah gelap, tentu saja jam pulang Rei dihari Kamis ini terlambat karena ada jadwal les tambahan dari sekolah.

Sekarang sudah pukul delapan malam, untung saja hari ini ia suda izin tudak masuk part time ditempat Bang Gab. Akhirnya dengan perasaan dongkol akhirnya Rei meninggalkan tempat duduknya.

Hampir sampai di Gerbang, tiba-tiba tali sepatunya copot, Rei menunduk membenarkan simpul sepatunya. Ia mendengar tawa segerombolan orang, Rei mendongak dan membalikkan badan siapa tahu disekolahnya ada hantu, hih kan serem.

Sontak, raut wajah Rei semakin masam, didepan sana Juan ternyata Juan sedang bersenang-senang dengan perempuan kemarin. Nampak si cewek menaiki motor Juan dan akan pulang bersama.

'Cih Boyo (cih buaya)', umpatnya. Rei yang semakin sebal menghentakkan kaki kesal dan segera pergi sebelum ketahuan Juan.

Di ujung jalan kawasan sekolahnya, Rei mengehntikan langkahnya seperti kendaraan umum tidak akan lewat. Akhirnya ia memutuskan memesan ojek online untuk pulang.

***

Sementara itu dikamar luas milik Juan, ia merebahkan diri mengistirahatkan sebentar tubuhnya. Ia sangat senang karena Clary pindah disekolahnya dan satu kelas pula, tak hanya itu ia juga senang akhirnya berbaikan dengan Rei. Senyum manis diwajah Juan meredup, ia bangun dari tempat tidur dan melebarkan matanya...

"Goblooookkk", geramnya sambil mengacak-acak rambutnya. Ia lupa ia ada janji dengan Rei sepulang sekolah.

"Aaaaaaaargggh", ia kesal dan memukul tempat tidurnya kuat-kuat.

"Maaf Rei' lirih sesalnya kemudian.

.
.
.

Yuk yuk
Enjoy your reading gaiss
As usual please voment
See u...

Unpopular Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang