Hantu kecil

2.4K 171 16
                                    

'kakak...Bisa lihat aku ya?'

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

GUBRAKK

Aku terpeleset dan terjatuh karena kaget.

Dug dug dug
"Salim antum kenapa? Buka pintunya..." Suara kang adi yang sepertinya mendengarku terjatuh.

"Euhhh... Gapapa kang cuman kepeleset doang, kaget ada tikus" ucapku berbohong

"Ohhh hati-hati dong!"

"Iya kang iyaa.." aku pun menyalaka kran air, dan kembali berbalik melihat hantu kecil itu masih ada di sana

"Kaka gapapa? Sakit ngga?" Ucap hantu itu. Namun aku masih mengabaikannya, tapi... Aku tersadar bahwa aku hendak mandi namun masih ada hantu itu di sini. Terpaksa aku harus berbicara kepadanya.

"Hahhhh.. iya aku bisa liat kamu, sekarang keluar dulu yaa aku mau mandi" ucap ku pada hantu kecil itu. Dia tampaknya sangat senang dan pergi melewati ku.

'huhhhh akhirnya pergi juga' pikir ku

Aku pun bergegas melakukan mandi pagi. Dan setelah itu kembali ke kobong untuk membawa tas sekolahku.

..........

Di kelas seperti biasa aku duduk bersama ahmad. Memperhatikan ustadz yang sedang mengajar, namun aku tidak bis fokus belajar karena sedari tadi ada sesosok hantu kecil yang menghalangi penglihatanku. hantu itu duduk di atas meja dan terus memandangiku.

'jangan duduk di meja, antum ngalangi ana belajar'bisik ku pada hantu itu.

"Hahh? Ana ngalangin yaa lim, maaf maaf" ucap santri yang ada di bangku depan, dia pun langsung menunduk

'Ehh..ngga maksudnya...' Ahh sudah lah, aku tidak mau membuat kerusuhan hanya karena perkara sepele

Hal Itu pun sukses membuat hantu kecil itu berpindah. tapi sekarang dia malah duduk dipangkuan ku, seketika badanku menegang karena ketakutan. Untungnya aku bisa mengontrol diriku agar terlihat biasa saja.

Walaupun wujud hantu kecil ini tidak terlalu menakutkan, dia seperti seorang anak kecil berusia 10 tahun. Matanya berwarna hitam pekat sama seperti rambutnya, dengan bibir mungil dan bulu mata yang lentik, wajahnya aga seperti ke arab-araban. Dia mengenakan baju gamis putih dan hanya itu saja benda yang melekat pada dirinya. Kulitnya juga sangat putih dan lebih putih dari kulit ku. Padahal aku termasuk santri yang paling putih di sini tapi ternyata hantu ini lebih putih dari ku.

Hingga jam pelajaran berakhir hantu itu tetap duduk di pangkuan ku, walaupun tidak ada rasanya tapi kaki ku tetap keram karena tegang di buatnya. 'bukan tegang yang itu yaa, aku tegang karena takut'.

Waktu istirahat pun tiba, tepat dengan jam shalat dzuhur.

"Ke masjid yuk lim" ajak ahmad padaku.

"Hm iyaa nanti ana nyusul, antum duluan aja" pintaku pada ahmad, pasalnya sekarang kaki ku masih keram dan sulit untuk bergerak namun aku tidak mau memberi tau ahmad soal hal ini.

"Ouhh oke ana duluan yaa" ucapnya yang aku respon dengan senyuman saja.

'huhhhh' aku pun dapat bernafas sedikit lega. "Kakak..." Bulu kudukku berdiri saat mendengar suara itu. Aku ingin sekali mengabaikannya tapi aku takut jika ku abaikan terus menerus dia akan berprilaku yang tidak-tidak, apalagi sekarang dia tau bahwa aku bisa melihatnya.

"Hmm.." hanya itu respon yang ku keluarkan.

"HUWAAAH HAHAHAHHAHAH... KAKA BENERAN BISA LIHAT AKU, INI BENERAN YEEEEE HAHAHAH..." Hantu itu tertawa dan berlarian kesana kemari, persis seerti sikap seorang anak kecil yang kegirangan karena mendapatkan mainan baru.

Santri Indigo [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang