Perasaan itu muncul lagi, perasaan mencekam yang selalu ada di sekitarku. Namun kali ini berbeda. Selama tiga hari terakhir ini aku merasa selalu di ikuti lagi, oke itu hal biasa. Tapi sekarang kejadian-kejadian aneh mulai datang satu persatu.
Terkadang saat hendak mandi, peralatan mandi ku hilang entah ke mana. Aku juga jadi sering terlambat sekolah karena beberapa barangku menghilang secara tiba-tiba, uangku juga sering hilang dan entah siapa yang mengambilnya. Dan setiap ke manapun aku pergi selalu saja mendapat masalah.
Apa ini..sebelumnya aku tidak pernah mendapat masalah sebanyak ini hingga 3 hari berturut-turut. Awalnya aku bingung dan tidak tau siapa pelakunya, aku terpikir akan hantu kecil itu. Tapi ternyata pelaku sebenarnya malah mendatangiku lebih dulu sebelum aku menemukan nya.
Selesai shalat ashar di perjalanan menuju Kobong tiba-tiba saja ada seorang santri yang meminta bantuanku dan menyuruhku mengikutinya. Hmm aku tidak mengenal santri itu dia lebih muda dariku, dia membawaku ke sebuah bangunan di belakang gudang. Itu adalah bangunan kelas SMA yang mana sekarang sedang sangat sepi karena pembelajaran telah usai.
Santri itu memintaku menunggunya karena dia kelupaan sesuatu, alhasil aku menunggu nya hingga setengah jam berlalu. Seseorang datang menghampiri ku, tepatnya 2 orang senior yang menghampiriku. Aku berdiri dan hendak menyapa mereka, tapi salah satunya malah menendang perutku menggunakan lututnya. Itu cukup keras dan menyakitkan hingga aku terbaring ketanah.
Mereka memapahku dan menyeretku ke balik bangunan itu, lebih sepi dari sebelumnya ini sebuah gang yang ukurannya sebesar 2 orang dewasa. Sesampainya di sana aku mendapati orang yang saat itu tak sengaja ku tabrak. Sambil menahan kesakitan dia membenturkan tubuhku ke tembok dengan sangat keras.
"Hei kita ketemu lagi..." Ucapnya dengan seringai yang penuh arti.
"Antum mau apa..?" Tanya ku memberanikan diri padanya
"Ngga usah pura-pura bego! Lu yang ngelaporin waktu itu sampai kita kena razia kan!?" Tanyanya sambil membentakku tepat di depan mataku, jarak kami sangat dekat karena dia mencengkeram kepalaku dengan sangat erat seakan ingin menghancurkannya.
"Antum ngomong apa sih, ana ngga ngelaporin apapun.." tanpa mendengar penjelasan ku hingga selesai, sebuah pukulan melayang ke arah pelipis ku. Hingga aku sedikit tersungkur, kepalaku pusing dan pandanganku kabur. Aku hanya bisa melihat mereka yang menertawakan ku.
Tak cukup sampai di situ, aku di ajar oleh mereka semua tapi sebelum pukulan selanjutnya mengenaiku aku sempat menghindar yang mana membuat tangannya malah memukul tembok yang keras. Dia kesakitan karenanya dan ini kesempatan ku untuk kabur. Aku berlari menerobos mereka semua, tapi di pintu keluar ternyata ada seorang dari mereka yang berjaga. Yang tadinya aku ingin keluar dari kawasan ini ku urungkan dan malah naik ke atas gedungnya. Itu semua tindakan bodoh memang tapi hanya ini jalan satu-satunya yang bisa ku lewati.
Mereka terus mengejar ku hingga ke atas, karena tidak ada jalan lain lagi aku terpaksa masuk ke salah satu ruang kelas dan mengunci diriku di dalamnya. Nafasku terengah-engah ini melelahkan aku pun duduk bersimpuh di balik pintu yang terkunci. Merek datang dan menendangi pintu itu, aku takut lebih menakutkan dari pada di kejar oleh para hantu itu. Karena jika para hantu mengejar ku mereka tidak bisa menyekitiku.
"ANJGG BUKAA!!!" mereka terus menendangi pintu itu dan berkata sumpah serapah kepadaku.
"SUMPAH ANA NGGA PERNAH NGADUIN APAPUN KE USTADZ SETELAH KEJADIAN ITU..." Ucapku mencoba berdiskusi pada mereka
"BACOT..GUE NGGA PERCAYA,, BURUAN BUKA PINTUNYA BAGST!!" Itu tak berhasil, aku berharap seseorang datang padaku dan membantuku. Tapi siapa yang akan datang ke bangunan sepi seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Santri Indigo [BL]
RomanceSedari lahir ia sudah bisa melihat mahluk tak kasat mata itu. bukan sesuatu yang mudah baginya yang seorang penakut bisa menghadapi semua cobaan ini. terlepas dari semua itu ia hampir putus asa dengan keadaannya, namun ia berubah setelah bertemu den...