Balas dendam

1.7K 135 14
                                    

Mari mulai membaca dengan menyebut

'Bismillahirrahmanirrahim'

Sok silahkan di baca jangan malu-malu, anggap we rumah sendiri ya...





"Kalo di lihat-lihat perilaku mereka emang udah kelihatan mencurigakan banget sihh" ucap salah satu santri yang tengah mengawasi Salim dan Ahmad

"Bener banget, tapi..gimana caranya kita buktiin ke ustadz kalo mereka itu sebenernya punya hubungan yang lebih dari temen" tanya santri lainnya yang juga sedang memperhatikan mereka

"Kita terus awasin aja mereka terus-terusan soalnya filing ana kuat mereka pasti punya hubungan yang lebih dari sekedar temen" mereka pun mengangguk setuju dan memulai misinya untuk mencari sesuatu yang mencurigakan diantara Salim dan Ahmad.

Sepanjang hari mereka selalu mengikuti Salim dan Ahmad kemanapun. Di kelas, Kobong, kantin,bahkan sampai kamar mandi. Salim yang memiliki kepekaan yang tajam ia sudah terbiasa merasa di ikuti

"Antum ngerasa ngga kaya ada yang ngikutin kita?" Tanya Salim pada Ahmad dengan suara yang sengaja di keraskan. Santri-santri yang mengikuti mereka pun panik dan segera mencari tempat sembunyi semampu mereka.

"Hmm, ngga tuh perasaan antum aja kali" jawab Ahmad dan melenggang pergi lebih dulu. Sedangkan Salim sekilas sedikit melirik dulu ke belakang dan ikut pergi menyusul Ahmad.

"Huhhh...hampir aja ketahuan!" Hela para santri itu

"Hmm, ketahuan sama siapa nihh!!"
BUGHH BANG BUGHHHH AKHH

belum sempat mereka bernafas lega, Ahmad sudah lebih dulu menemukan mereka dan memukulinya. Lalu pergi begitu saja setelah rasa kesalnya mereda. Ternyata Ahmad kembali lagi ke tempat tadi, bukan hanya Salim yang merasakan keberadaan seseorang yang selalu mengikuti mereka namun Ahmad juga merasakannya. Dan saat Salim yang lebih peka darinya mengatakan hal itu, ia pun lebih yakin lagi dengan perasaan tersebut.

"Ughhh awaaaw aww, pelan-pelan ege sakit nihh" sekarang mereka semua tengah saling mengompres luka akibat ulah Ahmad dengan es batu.

"DASARR AHMAD ANJING, GUE NGGA SALAH APA-APA MAIN DI PUKUL AJA" ucap santri lainnya

"Gue ngga terima yaa, kita kumpulin semua santri yang punya dendam Ama si anjing itu. kita keroyok dia bareng-bareng!!"

Sepertinya akan ada masalah besar yang menimpa Ahmad kali ini. Akankah Ahmad sanggup menghadapi nya sendirian? Wallahu alam, author juga belum tau┐⁠(⁠ ̄⁠ヘ⁠ ̄⁠)⁠┌

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Assalamualaikum, ini makanannya bang" ucap Ahmad kepada seseorang dengan perawakan yang lebih tua darinya. Orang itu terlihat sangat berwibawa dan juga tampan, dia mengenakan pakaian batik dan tak lupa dengan kopiah hitam di kepalanya.

"Waalaikumsalam.. hehh kan udah ana bilang kalo di sini antum harus panggil ana ustadz!" Jawab orang tersebut

"Ahh elahhh bang santai aja, kan ngga ada orang juga di sini" timpal Ahmad sembari duduk berhadapan dengan sang lawan bicara yang hanya geleng-geleng saja dengan tingkah laku Ahmad yang menggemaskan.

Orang tersebut adalah yang membawa  Ahmad untuk masuk ke pesantren, dia seorang ustadz pengabdi di pesantren ini. Ustadz Mada adalah panggilan akrab para santri untuknya. Hubungan di antara keduanya adalah teman masa kecil yang akrab karena kebetulan bertetangga. Ustadz Mada 5 tahun lebih tua dari pada ahmad.

Tanpa permisi sama sekali Ahmad membuka bungkusan makanan yang baru saja ia bawa. Ia lalu memakannya sedangkan pemilik sebenarnya dari makanan itu tak memperhatikan. Hingga terdengar suara krupuk yang di kunyah dengan suara nyaring, barulah ustadz Mada menyadari bahwa sedari tadi makanannya sudah habis sebagian.

Santri Indigo [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang