Menjaga Salim

2.4K 183 24
                                    

Di pagi hari para santri sedang setoran hafalan. begitu juga dengan Salim, ia tampak sedang melantunkan hafalannya di hadapan seorang ustadz. Yang namanya manusia tak luput dari kata lupa, sesekali Salim pun begitu. ia lupa dengan hafalannya tapi ustadz nya tidak memberitahu kan ayat yang ia lupakan itu. Jadi para santri yang setoran hafalan kepada ustadz ini terkadang harus benar-benar sudah hafal dengan setoran yang ingin mereka setorkan. Karena jika sedikit saja ada kesalahan maka akan di anggap belum menyetorkan apapun dan harus mengulang lagi keesokan harinya.

Salim yang sedang setoran pun melupakan beberapa hafalannya. ia tampak kebingungan untuk melanjutkan ayat yang baru saja ia bacakan. Ustadz nya sudah menatap dengan sinis dan itu malah membuat Salim semakin panik karena nya. Ustadz itu hendak memberhentikan bacaan Salim yang sudah ngelantur, tapi tiba-tiba seseorang membisikkan sesuatu kepada Salim.

"اَحۡيَآءً وَّاَمۡوَاتًا"

"Artinya: bagi yang masih hidup dan yang sudah mati?"

Salim pun mulai mengingat kembali ayat yang seharusnya ia bacakan. Hingga akhir ia melantunkan ayatnya tanpa kesalahan lagi.

"Alhamdulillah.." ucapnya

Salim pun telah selesai menyetorkan hafalannya, tapi ia tampak tidak puas dengan hasilnya. Kini Salim sedang makan sendirian di kantin dengan wajahnya yang sedikit cemberut.

"Kenapa tadi antum bantuin ana?" Tanya Salim kepada hantu kecil itu. Ican si hantu kecil yang kini selalu mengikutinya kemanapun, saat setoran tadi ican yang membantu Salim dengan setorannya. Beberapa kali Salim tampak kesusahan ican pun membantunya membisikkan ayat yang Salim lupakan.

"Ehh, emangnya salah ya ican bantuin?" Tanya ican dengan wajah polosnya.

"ngga, ngga salah kok. Cuman lain kali antum ngga usah bantuin ana kalo soal setoran. Ana ngga mau nantinya malah keenakan dan malah jadi males buat menghafal lagi. Padahal kan ana belum bener-bener hafal." Ucap Salim menjelaskan, ican pun mengangguk setuju dengan ucapan Salim.

Dari kejauhan sedari tadi ada yang memperhatikan Salim, itu Ahmad teman dekatnya. Melihat tingkah temannya yang aneh karena berbicara sendirian Ahmad hanya geleng-geleng kepala dan menghampirinya.

"Assalamualaikum.." ucap Ahmad menyapa Salim.

"Waalaikumsalam"

"Wihhh makan bakso ngga ngajak-ngajak.."

"Hehe, nihh antum mau? Sisa kuahnya" tawar Salim sambil menyeruput minumannya, yang di respon dengan datar oleh Ahmad.

Ahmad pun ikut duduk dan memesan bakso, "oh iya Lim, tadi antum ngobrol sama siapa?" Tanya Ahmad tiba-tiba,

"Eh ngga kok, dari tadi ana cuman sendirian di sini"

"Nahh itu maksud ana, antum dari tadi sendirian tapi kaya orang lagi ngobrol..." Mendengar jawaban Ahmad membuat Salim menjadi gelagapan. Ican yang sedari tadi ada di sana hanya memperhatikan mereka dan ikut panik karenanya.

"......."

"..............."

"Emm.. anu, itu... A-ana lagi..hafalan. yaa hafalan-hafalan, ana kalo lagi hafalan suka pura-pura kalo di depan ana tuh ada ustadz nya, biar lebih serius ngehafalnya..hehehe"
Jelas Salim mengelak akan pertanyaan dari Ahmad.

"Hmmm...." Ahmad masih dengan tatapan menyelidik nya

"Ouhh gitu, kirain antum udah gila ngomong sendiri.. HAHAHAHAHAH"

"Ah..hahha hahh ha ha a" Salim pun ikut tertawa walau hanya pura-pura. untung saja Ahmad gampang percaya Pikir Salim.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Santri Indigo [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang