Hantu Wanita?

648 55 25
                                    


Mimpi buruk itu terulang kembali, rasa takut yang salim alami saat kecil mulai terbayang-bayang lagi di pikirannya. Dengan sekuat tenaga salim berlari dari sekian banyak mahluk menyeramkan yang mengejarnya. Tapi semua itu sia-sia. karena seberapa keras pun salim berusaha menjauh dari mereka, ia akan selalu tertangkap dan tak bisa sembunyi.

"ARRRGGGHHH...." Salim baru saja tersadar dari mimpi buruknya. 

"Hah hahh ha hah..." Nafasnya memburu seakan ia baru saja selesai lari maraton.

"Alhamdulilah, kak salim udah sadar" Ucap ican saat melihat salim yang baru terbangun. Masih dengan wajah setengah sadar salim menatap sekelilingnya. Dia sudah ada di kobong nya sendiri. Tak ada siapapun di sana hanya ican yang menemaninya hingga ia terbangun.

Salim masih memproses ingatan nya. Mengingat kejadian sebelum ia pingsan, saat ia melihat sosok hantu wanita itu. tampak Wajahnya yang pucat dan tatapannya yang sayu. terlihat seperti orang yang sangat kelelahan dan frustasi. Samar-samar dalam bayangan salim ia mendengar kata 'tolong' keluar dari suara serak hantu wanita itu. Salim pun memiringkan kepalanya bingung, 'apa yang sebenarnya terjadi?' Pikirnya

"Kak sebenarnya hantu wanita itu kiriman dari seseorang.." Ican yang memperhatikan gerak-gerik salim yang kebingungan pun mengerti, ican mulai menjelaskan apa yang sepertinya ia ketahui.

[Flashback waktu salim pingsan yang pertama, terus di bantuin ustadz mada sama ahmad. Tapi versi ican pov]

Semuanya berawal saat salim dan ican tengah berjalan untuk bertemu dengan ustadz dias. Saat itu salim tiba-tiba saja berhenti dan jatuh pingsan, saat ican panik dan mencoba membangunkan salim ia melihat sosok hantu wanita itu tengah berdiri tepat di depan mereka. Ican kaget tentunya, ia tak tau apa yang di inginkan hantu wanita itu dan mengapa dia bisa ada di dalam pondok ini.

Sebelumnya ican tak pernah melihat sosok hantu lain yang bisa berada di dalam pondok kecuali dirinya, karena ada semacam penghalang yang menyelimuti pondok itu yang membuat mahluk yang di luar tak bisa masuk dan begitu pun sebaliknya.

Hantu wanita itu hanya menatap mereka dan tak melakukan sesuatu, ican kebingungan. Ia ingin pergi mencari bantuan tapi ican khawatir jika ia meninggalkan salim, hantu wanita itu akan berbuat sesuatu padanya.

"Apa mau kamu?" Tanya ican, hantu itu tak merespon. Ican semakin geram melihatnya. Pandangan yang asalnya terlihat seperti bocah polos kini berubah menjadi tajam. Auranya berubah dan kabut hitam mulai mengelilingi tubuhnya, Ia tampak sangat mengintimidas. Ican memeluk tubuh salim dengan erat dan menatap tajam ke arah hantu wanita itu.

"Pergi!" Ucap ican, hantu wanita itu tampak sedikit tersentak setelah mendengar perintah ican. Dalam sekejap hantu wanita itu pun menghilang dari pandangan mereka.

Masih dalam posisi ican yang memeluk salim dengan erat, terkadang ican memang bisa menyentuh dan menggerakkan benda-benda kecil layaknya manusia. Tapi tak jarang pula di saat-saat tertentu semua barang yang ia sentuh akan melalui dirinya (menembus). Entah bagaimana menjelaskan nya yang pasti sosok ican ini seperti tak sepenuhnya telah mati.

Saat di rasa keadaan sudah cukup aman, ican kembali ke mode hantu kecil nan polosnya. Ia tak terlihat menyeramkan lagi. Perlahan ia turunkan tubuh salim yang berada di pelukannya dan membaringkannya di jalanan. Ican lalu bergegas pergi menuju sebuah ruangan di dekat sana. Tanpa permisi ican langsung saja masuk ke dalam ruangan itu dengan menembus temboknya. Tentu tak ada yang tau akan kehadirannya, tapi ican bisa melihat dengan jelas perilaku tak senonoh dari dua pemuda di depannya sekarang.

Kamar yang ican masuki adalah kamar ustadz mada, ican berniat untuk mencari seseorang yang ia kenal dan menuntun mereka agar menemukan salim yang sedang pingsan. Kebetulan lokasi ican saat itu dekat dengan kobongnya ustadz mada jadi ia pun pergi ke sana. Sesuai dugaan ican, ustadz mada ada di sana dan juga...ahmad?.

Santri Indigo [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang