Benih yang Kau Tanam

490 42 25
                                    


[Kembali ke masa sekarang]


Setelah berhasil membantu hantu wanita itu mengingat kembali masa lalunya, Salim, Ican, dan hantu wanita itu pun terdiam sejenak. Angin malam yang sejuk menyapu wajah mereka, memberikan sedikit rasa tenang setelah ketegangan yang baru saja mereka alami. sejenak mereka pun menikmati momen langka di mana semua tampak begitu damai. Namun, Salim tahu bahwa tugas mereka belum selesai.

"Kita sudah tau sedikit tentang masa lalu mu, tapi masih ada hal yang harus kita ungkap," kata Salim dengan suara pelan. "Kematianmu dan siapa yang mengirim pelet ini masih menjadi misteri. Kita perlu tahu lebih banyak."

Hantu wanita itu mengangguk perlahan, tatapannya penuh dengan rasa terima kasih. "Terima kasih atas bantuan kalian. Aku merasa lebih tenang sekarang"

Ican, yang sejak tadi diam, akhirnya angkat bicara. "Kita harus lebih hati-hati, Kak. Ada sesuatu yang lebih besar di balik semua ini. Kita ngga boleh gegabah."

Salim mengangguk setuju. "emm, tenang aja"

"pertama kita harus cari tahu siapa aja yang sering berinteraksi dengan Kang Dzai," ucap ican sambil merenung. "Mungkin ada petunjuk di sana yang bisa membantu kita."


mereka pun mulai mengawasi setiap orang yang berinteraksi dengan kang dzai. tapi setelah sekian lama mereka memantau kang dzai, tak ada satupun petunjuk darinya. pasalnya kang dzai ini tampak tak banyak berinteraksi dengan santri lainnya. ia sering bertemu dengan banyak orang namun orang-orang yang ia temui selalu berbeda setiap harinya.

"hahhh...masih belum ada petunjuk" keluh salim tak semangat. hantu wanita itu pun sama, ia tampak kelelahan dengan semua penyelidikan ini. mereka lantas terduduk sejenak untuk beristirahat.

ican dengan tenang masih memantau keadaan di sana, ia melihat seorang santri yang mendekat ke arah kang dzai dengan membawa sebuah bungkusan hitam. interaksi mereka sangat singkat, santri itu hanya menyerahkan bungkusan nya pada kang dzai dan pergi begitu saja. setelah melihat itu ican pun ikut bergabung bersama salim dan hantu wanita.

dari pertemuan singkat itu ican pun mulai paham dengan situasi sekarang.

"kak salim ingat ngga beberapa hari lalu pernah di suruh ustadz dias nganter makanan ke kobong ma'had aly?" tanya ican. salim pun mengangguk karenanya. [pernah gw bahas di chap "3 tahun kemudian"]

setelah mengawasi kang dzai cukup lama, ican merasa walau orang yang di temui nya selalu berbeda, namun ada kesamaan di antara mereka. mereka selalu memberikan sesuatu pada kang dzai. namun karena barang-barang yang di bawa juga random, mereka jadi tak menyadari hal itu.

ican pun teringat akan salim yang belum lama ini juga pernah di mintai bantuan oleh ustadz dias. ada kemungkinan orang-orang yang di temui kang dzai dan memberinya semua barang itu juga adalah suruhan ustadz dias.

"Ustadz Dias... kenapa dia begitu perhatian kepada Kang Dzai?" gumam Salim, mencoba menghubungkan titik-titik informasi yang ada.

"Apa mungkin ada sesuatu di antara mereka?" tanya ican curiga

Hantu wanita itu mengangguk, merasa ada sesuatu yang janggal. mereka pun memutuskan untuk menyelidiki lebih jauh. Mereka tahu bahwa satu-satunya cara untuk mendapatkan jawaban adalah dengan mencari tau tentang Ustadz Dias.

_________________________________




Santri Indigo [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang