Ahmad Balik

936 78 28
                                    


~~~~~~~~~~~~~~~~~

Next ini mah nyeritain second couple dulu lahh yang si ahmad x mada yaa, Ok ngerti lahh yaaHappy reading daksss

~~~~~~~~~~~~~~~~


Satu bulan kemudian setelah ahmad selesai dengan hukuman skorsing nya. Ahmad kembali ke pesantren bersamaan dengan ustadz mada. Ahmad membuka pintu kobongnya itu dan terkejut melihat 2 pria di depannya. Yang satu dengan wajah ceria nya seperti menyambut kepulangannya, dan satu lagi dengan senyum menawannya.


"AHMAAADDD" salim lantas melompat kearah ahmad dan memeluknya untuk melepaskan rasa rindunya. Dari balik pintu yang sedikit terbuka ustadz mada yang tengah membawa tas milik ahmad menatap salim dengan tajam.

"Ehem, ohok ohokkk OHOK " Suara itu berasal dari ustadz mada, ia seperti sengaja batuk secara berlebihan agar semua orang menatap ke arahnya.

"Eh ada ustadz mada juga"

Salim seketika melepaskan pelukannya dari ahmad ia lantas menyalami ustadz nya itu dan di ikuti pula oleh ahsan yang juga berada di sana. sedikit kaget ustadz mada saat menyadari pria kedua yang menyalaminya adalah orang yang ia kenal.

"Ehh, gus kenapa gus ada di sini?" Ustadz mada terkejut saat melihat ahsan.

Seketika salim dan ahmad juga ikut terkejut karenanya. 

"Hah, gus?"

 Ucap salim dan ahmad bersamaan.

[Panggilan Gus dan Ning merupakan sebutan bagi anak keturunan kiai. Sebutan Gus untuk putra kiai dan Ning julukan putri sang kiai.]

_________________________________

Singkat cerita mereka berempat duduk sambil mengobrol di dalam kobong, ustadz mada menjelaskan bahwa ahsan adalah anak dari pemilik pesantren ini. Namun ia dulu tak tinggal di sini dan hanya sesekali pulang kemari jadi hanya sedikit orang yang mengetahui identitasnya.

"Kenapa antum ngga pernah bilang san kalo antum anak kiai?" Tanya salim sedikit kesal

"Salim ngga pernah nanya kan?" Jawab ahsan seadanya

"Bener sii, tapi kan..."

"Udah udah, ngga penting juga kan kalian tau kalo saya anak kiai" Sanggah ahsan

"Penting dong, kan di ajarkan sama ustadz juga 'Termasuk dari memuliakan guru adalah dengan memuliakan anak-anaknya, dan orang yang masih memiliki hubungan dengannya, baik hubungan secara nasab atau secara sebab'." Kali ini ahmad yang ikut menjawab sanggahan ahsan.

"MasyaAllah kak ahmad kok jadi aga bijak gini yaa?" Tanya ican yang tentunya berada di sana juga, namun dengan wujudnya yang transparan.

"Hushh jangan gitu" Bisik salim memperingati ican.

"hmm, bener itu kata ahmad, penting untuk kita mengetahui keluarga dari guru kita agar kita mendapat keberkahan" jawab ustadz mada

Ahsan seketika terdiam, perlu kalian ketahui bahwa mereka ini masih anak SMP yang berada dalam tahap remaja awal. dalam tahap ini mereka cenderung mulai mencari jati diri yang bisa membuat dirinya merasa nyaman. Mulai membutuhkan privasi dan terlihat membatasi interaksi dengan orang tua mereka. ahsan pun begitu ia yang masih remaja ini sedang mencari kenyamanan untuk dirinya sendiri.

Sebenarnya Semua orang yang mendekati nya selalu bersikap baik padanya namun saat mereka tak bersama dengannya malah banyak yang menjelek-jelakkan dia, mengatainya ini dan itu. Ia juga beberapa kali di cap takabur hanya karena ia tak banyak berbaur dengan semua nya dan hanya beberapa teman dekatnya saja. Padahal itu karena ia yang tak nyaman terlalu dekat dengan keramaian hingga hanya dekat dengan beberapa orang saja. 

Santri Indigo [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang