Failure

112 18 0
                                    

Peter POV's

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Peter POV's

Aku dan Eustace membisu seketika melihat Sheeka terhantam ombak.

" Where is she?! " Ujar Eustace panik.
Tak lama terlihat Sheeka menaiki tangga dan sampai di atap rumah tersebut.

Dia langsung merebahkan dirinya disana.

" ARE YOU OKAY?! " Tanyaku sambil berteriak.

" YEAH! I'M A FINE! I JUST NEED TO CATCH MY BREATH! " Ujar nya dari sisi sana.

" TRY TO WAKE HER UP! " Lanjutnya.
Aku pun kembali kepada Millie dan Eustace

" Millie.. hey... Wake up... " aku mencoba membangunkannya.

" No! I don't want to... " Dia seperti sedang bermimpi mungkin karna itulah dia tidak bisa mengontrol ini.

" Millie... It's okay... " ucapku sambil terus membangunkannya.

Tak lama Millie membuka matanya dan seketika air laut pun normal kembali.

" It's okay, take a breath... " ucapku kepadanya.

" Did i make a mistake? " tanyanya kepadaku

" No, it's not your fault " ucapku untuk menenangkan nya.

" Eustace! You okay? Millie? " tiba-tiba Sheeka sudah berada di atap kami sambil mengatur nafasnya.

" We're fine " jawab Eustace.
Sheeka mengangguk dan tiba-tiba badannya terhuyung.

" Pete... I can't breath " ujarnya pelan dengan bingung.

Aku langsung melihatnya bingung .

" Is it your anxiety? " Tanya ku bingung.

Dia menggeleng sambil mencoba mengatur nafasnya. Aku menitipkan Millie kepada Eustace dan berjalan cepat kearahnya.

Aku melihat seluruh badannya. Saat aku melihat pinggangnya terlihat besi yang tertancap disana, bagaimana dia tidak merasakan ini.

" What's...wrong?... " tanya Sheeka sambil terengah-engah.

Eustace yang melihat itu panik sambil menatap ku.

" No, it's okay... " aku meniup pluit untuk memanggil Toulus.

" Your Majesty... " Toulus terkaget melihat keadaan Sheeka.

" Which Cair Paravel is still safe? " tanya ku kepada Toulus.

" Western woods and Eastern Mountain, Sire... " jawabnya.

Aku melihat kearah Sheeka, belum saat nya untuk dia kembali ke Eastern Mountain.

" Take us to Western Wood, now! " tegasku.

Aku panik melihat Sheeka yang tidak merasakan sakit itu. Tapi dia tidak bisa bernafas.

Kami berpegangan satu sama lain dan sampai di Western Wood.

" Your Majesties... " ucap seseorang yang kami kenal sambil membungkuk.

" Mr. Carl! " ujar ku sambil menunjuk Sheeka.

Mr. Carl panik dan langsung memanggil para dokter Cair Paravel. Aku menidurkan nya di kamarnya dan menggenggamnya.

Sedangkan Eustace aku suruh menemani Millie ke taman Cair Paravel ditemani satu pelayan.

" Peter..? " Sheeka memanggil ku dan masih terbingung.

Dia hendak melihat pinggangnya tapi aku menahannya.

" Just look at me.. " ucapku sambil menggenggam tangannya.

Para dokter sudah mengkode untuk mencabutnya. Saat ini kami tidak memiliki obat bius atau obat untuk menghilangkan rasa sakit seperti ini.

" 1... " ucap salah satu dokter.

Aku terus menggenggam tangan nya dan menatapnya sambil menahan tangisku.

" 2... 3.. " mereka mencabut besi itu. Sheeka teriak kesakitan.

Air mata ku tumpah tidak terbendung. Lagi-lagi dia terluka untuk menyelamatkan rakyatnya.

Sheeka menggenggam tangan ku sangat keras sambil mengatur nafasnya.

" My Queen, forgive us... We will stitch it up and it will be very painful... " ujar salah satu dokter.

Sheeka mengangguk dan menggenggam tangan ku lebih keras.

" Just...do it " ujar nya.

Para dokter mengangguk dan mulai menjahitnya. Sheeka teriak dan menangis. I can't see her like this.

Tanpa aku sadar tangan ku terluka karna Sheeka menggenggam ku dengan keras. Tapi aku tidak memperdulikannya, yang dia hadapi sekarang pasti lebih menyakitkan.
Setelah selsai dijahit
Sheeka mengatur nafasnya dan pingsan. Aku panik melihatnya.

" Her Majesty is fine, My King... Queen is shocked and tired. Fortunately, Your Majesty didn't pull out the iron[besi], if you pull it out, The Queen will lose a lot of blood. Again... " jelas dokter itu kepadaku.

" Thank you... " Ujarku kepada mereka semua.

" My pleasure, Your Majesty... " mereka pun keluar dari kamar.

Aku menatap dirinya dan menggenggam tangannya.

" I'm sorry... I failed again and again.. " tak lama pintu terbuka dan terlihat Eustace disana.

" Can i? " tanya nya meminta izin untuk masuk, aku mengangguk mengizinkan.

" Will she be okay? " tanya nya kepadaku.

" She will recover soon... She is a tough woman " jawabku sambil mencium tangannya.

" You should rest Eustace. You can use my room " ucapkan sambil tersenyum. Eustace mengangguk dan keluar.

Ga terlalu panjang yaaa

Narnia: The Savior Or The Destroyer Of Narnia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang