~

11 0 0
                                    

Hari hari berlalu begitu cepat, sedangkan keadaan rio masih sama bertarung nyawa bersama alat alat kesehatan di dalam ruangan ICU.

"Suster,saya boleh temuin rio sekarang?"tanya Lia.

"Boleh,silahkan ambil dulu gaun protektif nya disana yah ka" suster itu menunjukkan gaun untuk bisa masuk ke ruangan ICU.

"Baik sus, terimakasih"

.............

"Selamat pagi kak,lia datang lagi"

"Kak rio cepat sembuh lia bawa banyak bunga buat kak rio.maafin lia karena lia kak rio jadi gini seandainya lia nggak mutusin kak rio,kak rio mungkin nggak disini" entah sejak kapan air matanya mengalir dari mata cantik nya.

"Kak rio harus cepet sembuh,kak rio pasti capek baring terus ditempat tidur iya kan?, apalagi diruangan ini pengap"

"Kak rio tau nggak,lia dapet juara 3 di lomba kemarin oh iya lia lupa bawa pialanya buat dikasih liat ke kak rio, nanti lia kesini lagi bawa pialanya dan nunjukin ke kak Rio"

"Lia berangkat ke sekolah dulu, pulang sekolah lia bakal kesini lagi.kak rio baik baik yah disini"

SETELAH MENGATAKAN ITU LIA LANGSUNG PERGI MENINGGALKAN RUANGAN ICU ITU.

"Gimana keadaan rio?" Tanya adrian setelah melihat lia datang.

"Masih kayak biasa" menghempaskan nafas khawatir.

"Lo nggak usah khawatir,gue yakin rio pasti sembuh" menenangkan isi pikiran lia.

"Ara mana?"tanya Lia

"Oh tadi Keluar bareng alfin"jawab adrian

"Kemana?"

"Nggak tau,coba lo cek di kantor guru"

"Kalo gitu,lia duluan ke kantor"

....................

"Lo udah ketemu sama Ara?"tanya adrian

"Udah" jawab lia "eh tapi rian,lia mau tanya" sambung Lia

"Nanya apa?"

"Kan waktu itu rian bilang mau kembali keluar negeri sehabis lomba olimpiade kemarin,Rian jadi perginya?"

"Gue nggak mungkin ninggalin Lo,dalam keadaan kayak gini Li" gumam adrian dalam hatinya.

"Kayaknya nggak jadi deh Li,bokap sama nyokap gue nyuruh gue netap sampai lulus.katanya gantung kalo harus pindah sekarang" alasan adrian.

"Bener, tadinya lia juga mau ngomong gitu. Oh iya rian udah makan?" Tanya lia tiba tiba

Sedangkan Rian hanya menggelengkan kepalanya yang tandanya belum

"Mau ikut nggak kekantin?,kalau mau bareng lia aja" ajak lia

"Yaudah ayo" menerima ajakan lia

Setelah beberapa menit menghambiskan makanan mereka dikantin,mereka kembali kekelas untuk mengikuti pelajaran kembali.

"Baiklah bapak akan membagikan hasil ujian matematika kalian"

"Aduh pak saya belum siap" ucap salah satu murid

"Itu kamu,kalo saya siap untuk membagikan nya" jawab pak guru matematika mereka

"Setelah saya memberikan hasil ujian ini, kalian membawa nya pulang untuk minta tanda tangan orang tua kalian dan kembalikan lagi kepada saya besok.mengerti?!"

"Mengerti pak!!" Jawab murid serempak.

"Ketua kelas kamu bertanggung jawab untuk mengumpulkan nya besok kepada bapak, kamu harus memastikan mereka semua memberikan kembali hasil ujian nya" ucap pak guru itu kepada seorang siswi berkacamata yang diketahui seorang ketua kelas.

"Baik pak" jawab murid itu.

Nama siswa sudah dipanggil kini tinggal lia yang sudah pasti mendapatkan nilai tertinggi lagi tahun ini.

"Lia!"

"Bagus,kamu selalu mempertahankan nilai kamu,tapi sedikit agak menurun apakah kamu ada masalah akhir akhir ini?" Tanya pria paruh baya itu kepada lia.

"Tidak pak,saya memang sedang beristirahat sedikit dari pelajaran" jawab Lia

"Oh begitu, baiklah kamu boleh duduk" mempersilahkan lia untuk duduk.

"Li,ara mana?" Tanya sekretaris kelas hendak mengabsen mereka.

"Oh tadi dia izin pulang kurang enak badan,dia udah izin juga kok sama wali kelas" menjawab pertanyaan sekretaris itu.

"Oh okey"

"LIA!!,AUSTIN NYARIIN LO NIH!" Teriak salah satu siswi dari pintu kelas.

"IYA!"

"kenapa stin?"

"Boleh bicara nggak sebentar?"

"Sekarang?"

Menganggukkan kepalanya mengiyakan ucapan Lia.

...................

Setelah mereka duduk di salah satu taman sekolah lia lebih dulu membuka suara.

"Mau ngomong apa stin?"

"Gimana keadaan rio?"tanya Austin balik.

"Yah gitu, masih sama" tersenyum getir.

"Gue turut sedih buat keadaan rio,oh iya gue ngajak lo bicarain soal pergantian osis baru"

"Lo bisakan ikut rapat sebentar di cafe seberang sekolah,sama anak anak osis lain juga" ujar austin

"Jam berapa?"

"Jam 4 sore,gimana lo bisa?"

"Bisa"

"Lo masih takut sama gue?"

"Kalo dibilang takut lia nggak mungkin berani ngomong berdua bareng austin disini,cuman trauma aja masih ada "jawab lia

"Gue bodoh banget yah Li?, nggak punya otak banget " tersenyum getir sambil menunduk

"Lia ngerti perasaan austin waktu itu"

"Lo baik banget li, kalau ada yang nyakitin lo bilang ke gue"

"Emang kalo bilang ke austin orang nya bakal diapain?"

"Gue cincang cincang"

"Ih austin ngeri hahaha"

"Hahahaha,kalo bilang lo nanti lo nggak ngizinin"

"Yaudah kalo gitu lia balik duluan kekelas "

"Bareng aja,gue juga mau ke kelas"

Selama perjalanan dikoridor banyak desas desus dari siswa dan siswi bagaimana tidak,austin itu adalah musuh rio sedangkan lia pacar rio bagaimana bisa mereka seakrab itu?

"Pengen jadi lia dikelilingi cogan"

"Minimal cermin kalo mau kayak Lia" jawab teman disebelah nya

"Mereka gimana bisa Deket?"

"Lia ngembat semua cogan woy"

Begitulah sekiranya desas desus dari para siswa dan siswi yang dapat didengar oleh Austin dan Lia.

..................

"Lo pulang bareng siapa?" Tanya Austin kepada lia.yang sedang merapikan bukunya untuk dimasukkan kedalam tas.

Belum sempat lia menjawab seseorang lebih dulu memanggil namanya "Lia" panggil orang tersebut dari depan pintu kelas.

"Duluan yah stin" jawab lia.

"Lo bareng adrian yah,abang udah bilang sama dia"

"Emangnya abang mau kemana?"

"Mau ketemu temen temen, nggak mungkin bawa lo.lo pasti jenguk rio dulu kan?"

"Yaudah iya"

"Lo langsung keparkiran aja,dia nunggu disana" ucap vian

Sebelum pergi lia berbisik ditelinga Lia "jangan terlalu deket sama Austin"

"Apasih bang"


Jangan lupa follow Instagram ku : _simplyalma

RIO And LIA [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang