Ara menceritakan semua kejadian yang terjadi digudang beberapa hari yang lalu saat dia,lia dan rio bertemu dengan vano.
"Tapi ra,mama rasa lia nggak salah,dia malah baik loh ke ara terus lia itu sahabat ara masa Ara tega ngegituin lia"
"Papa juga ngerasa begitu sayang,ayo kamu minta maaf yah sama lia,kasian loh lianya"
"Tapi ma ara merasa bersalah banget sama lia,ara juga kecewa sama sifat ara saat diacara Austin tadi"
Mama dan papa ara saling menatap bingung ada apa dengan ara dan lia diacara Austin tadi?
"Emangnya kenapa diacara Austin tadi?"
"Ara..... bilang kelia kalau dia itu murahan" menunduk takut.
"Astaga ara mama nggak pernah loh ajarin kamu ngomong seperti itu" ucap mama ara sambil melebarkan pupil nya.
"Papa sama mama mohon sama kamu minta maaf sama lia, kasihan dia pasti kepikiran terus"
"Makanya sekarang Ara bersalah banget sama lia,ara juga baru tau kalau lia mengidap penyakit tipes yang sangat sudah parah ma,pa" entah sejak kapan air mata nya sudah mengalir deras.
"And...ara juga baru tau kalau tante Anggi meninggal malam ini" menangis sambil memeluk mamanya.
"APA!!,TANTE ANGGI MENINGGAL?"
"I-iya ma"
"Yasudah kamu nggak usah nangis,kita langsung aja kerumah sakit,tapi dirumah sakit mana?"
"Kata alfin sama vian rumah sakit genusa"
"Pas banget nggak jauh dari rumah,ayo cepat"
Mereka pergi menuju rumah sakit genusa untuk menemui lia sekaligus menemani ara meminta maaf kepada lia,biar bagemanapun bagi ibu ara dan bokapnya ara sudah keterlaluan.
"Lia" mendengar orang yang memanggil nya lembut dari arah pintu lia langsung berbalik.
"Tante" berlari memeluk nyokap nya ara.
"Nggak usah lari,muka lia masih pucet tuh"balik memeluk lia erat.
"Mama tante hiks.....mama lia" menangis sesegukan dipelukan ibu ara.
"Kamu yang sabar yah sayang ada tante disini kamu nggak sendiri" membelai pucuk kepala lia lembut memberi ketenangan.
"Li"tiba tiba seseorang yang dari tadi disamping ibu ara memanggil lia, otomatis lia berbalik untuk menatap orang itu.
"Li,gue minta maaf gue udah keterlaluan banget sama lo" tiba tiba air matanya mengalir lancar dipipi ara.
Lia menarik ara untuk masuk kedalam dekapannya.
"Lia maklumin ara,lia juga tau disitu pasti ara sedih banget karena kak vano ngebentak ara"
"Makasih li, makasih karena lo nggak pernah dendam sama gue sekalipun gue ngelakuin kesalahan yang besar lo selalu maafin gue"
"Sama sama ra" sehabis mengatakan itu Lia menatap rio yang entah apa cowok itu lamunkan seperti ada masalah diwajahnya masalah yang ia sembunyikan dari lia.
"Kak rio"
"Kak,kak rio"
"Eh,iya kenapa Li?"
"Kak rio kenapa ngelamun?"tanya lia
"Nggak papah,ayok tidur ini udah malam banget nanti besok kecapean emang nggak mau kepemakaman mama?"
"Iya kak" tersenyum kearah rio.
"Terus senyum kayak gitu kalo depan gue,gue suka kalo lo tersenyum karena gue"
Beberapa detik mereka bertatapan akhirnya lia memutuskan kontak mata itu dan berjalan kearah brankar dan berbaring disana dan tak lama dari situ dia sudah tertidur lelap sampai terdengar dengkuran halus.
KAMU SEDANG MEMBACA
RIO And LIA [ ON GOING ]
Ficção AdolescenteADELIA CALORINE adalah seorang gadis imut nan pintar dia menjadi salah satu anggota OSIS di SMA Lentera bangsa,dia menjadi salah satu siswi berprestasi disekolahnya karena kepintarannya itu membuat dia menjadi terkenal dikalangan guru dan menjadi pa...