Happy reading📖
Tandai typo!!!!
--Dermaga//--
.......
Hari rabu, jam 21:25." Ngapain lo kesini, Cand? " Tanya laki-laki yang sedang berdiri di pintu sambil memandang seseorang yang berada di depannya dengan ber-sedekap dada. Laki-laki itu Rio. Rio memandang Candra dengan penuh tanda tanya, sedangkan laki-laki satunya lagi, Candra menggendong sebuah tas berwarna hitam yang biasa ia bawa ke sekolah memandang Rio dengan tatapan memohon.
" Gw diusir dari rumah. " Jawab Candra dengan lesu.
Rio tertawa mendengarkan jawaban sahabat nya ini, tak heran lagi jika Candra sering mengungsi ke rumah Rio, ralat rumah orang tua Rio.
" Yaudah. Masuk, gih. " Rio mempersilahkan Candra masuk ke dalam, mengingat suasana malam itu sangat dingin.
Candra menaruh tasnya di sebuah sofa dan menduduki dirinya di benda yang lumayan empuk itu. Rio juga duduk disebelah Candra sembari mengehela nafas.
" Lo buat masalah apa lagi sih? "
" Hm, gw gak sengaja pecahin gelas. Itu aja. " Candra menyandarkan punggungnya di sandaran sofa.
" Tante Anila mana? " Sambung Candra bertanya.
" Belum pulang. Palingan lagi dijalan." Candra mengangguk kan kepalanya mengerti.
Jam 20:00.
Terlihat, seseorang sedang duduk di sebuah meja belajarnya, berkutik dengan buku dan ingin menjadikan buku itu sahabatnya. Tapi, tidak bisa. Sekeras apapun ia mencoba tetap tidak bisa. Hanya satu dipikirannya--- ' ia tidak boleh menyerah. Sesulit apapun itu, ia harus berusaha. '
Candra menaruh bolpoin nya lalu menghela nafas. Kemudian, mengacak rambutnya frustasi, ia tak bisa.
" Ekhem, tenggorokan gw kering banget. " Ia pergi ke dapur untuk mengambil segelas air putih, meninggalkan buku yang sudah terpenuhi oleh coretan angka-angka yang ia buat.
Sesampainya di dapur, pemuda itu mengambil gelas berukuran sedang dan menaruhnya di bawah sebuah selang yang terbuat dari besi, ia menekan tombol otomatis dispenser air galon yang ada di sana.
Meminumnya dengan pelan sambil duduk. Tetapi, ketika ia ingin membilas gelas yang sudah ia pakai, tidak sengaja ia menyenggol sebuah gelas yang berada di samping nya dengan siku kirinya, menyebabkan benda yang ia senggol jatuh kemudian pecah.
Ia takut, dengan segera ia mengambil pecahan gelas itu sebelum papa nya melihat itu.
" Catra, itu suara apa." Candra menengok ke asal suara, dengan cepat ia mengumpulkan pecahan itu. Tapi tetap saja... Kurang cepat.
" Candra!!! " Teriak Bastian melihat setengah pecahan di lantai dan di tangan anaknya.
Bastian menarik paksa tangan candra agar berdiri, pecahan gelas yang berada di tangannya itu berjatuhan ke lantai tak beraturan. Paruh baya itu memandang pemuda didepan nya ini dengan marah, emosinya sudah berada di ubun-ubun sambil melihat ke arah Candra yang sudah pasrah.
KAMU SEDANG MEMBACA
DERMAGA// (TERBIT!)
Ficção Adolescente𝘾𝙚𝙧𝙞𝙩𝙖 𝙞𝙣𝙞 𝙨𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙩𝙚𝙧𝙗𝙞𝙩 𝙙𝙞 𝙏𝙚𝙤𝙧𝙞 𝙠𝙖𝙩𝙖 𝙥𝙪𝙗𝙡𝙞𝙨𝙝𝙞𝙣𝙜!! 𝙈𝙚𝙣𝙜𝙖𝙥𝙖 𝙨𝙚𝙤𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙖𝙮𝙖𝙝 𝙗𝙚𝙜𝙞𝙩𝙪 𝙩𝙚𝙜𝙖 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙖𝙣𝙖𝙠𝙣𝙮𝙖? " Aku selalu menyayangimu ayah. " Cerita ini mengisahkan tentan...