{15}. Kenyataan//

64 3 0
                                    

HAPPY READING📖

Tandai typo!!!!!!!

--Dermaga//--

Candra pergi ke rumah sakit untuk memeriksa apakah ada yang serius dengan tubuhnya karena hari demi hari tubuhnya semakin lemah dan selalu meringis kesakitan. Takut terjadi sesuatu yang serius pada tubuhnya. Suatu kenyataan membuat ia langsung merosotkan tubuhnya ke bawah, kenyataan yang sangat sulit ia terima.

Candra melamun di taman rumah sakit, di tangannya sudah ada sebuah kertas yang menunjukkan hasil test nya tadi. Tanpa permisi, buliran air mata jatuh di kedua pipinya, ia mendongak menatap langit untuk menahan air matanya untuk jatuh.

Dengan lemas, candra melangkah kan kakinya pergi dari taman dan segera pergi dari sana.

Dia berharap semoga hari ini hujan turun supaya dia bisa menenangkan hati dan mencoba menerima kenyataan bahwa ia.. Sakit. Penyakit inherited liver disease.

Inherited liver disease atau penyakit liver yang diturunkan adalah kondisi medis yang disebabkan oleh kelainan genetik sehingga dapat mengganggu fungsi hati dalam tubuh.

-

-

-

Ceklek!

Suara pintu itu terbuka dengan hati-hati tak ingin orang yang berada di rumah mendengarkan suara pintu yang terbuka.

Candra melangkah kan kakinya masuk ke dalam rumah dengan kaki yang sedikit berjinjit, ia takut jika catra menemukan nya dan bertanya ia habis dari mana.

" Woiy. "

" Akh! Anjing! " Candra jatuh saking terkejutnya yang diikuti oleh catra yang juga sama kagetnya dengan candra.

" Lo kenapa? Kaget banget ngeliat gw." Candra bangun dari jatuhnya kemudian menepuk menepuk baju nya yang terkena debu.

" Habis dari mana lo? " Lanjut pemuda berwajah bayi bertanya kepada pemuda berwajah yang lebih galak dan dewasa darinya, tapi sifat nya kayak hello kitty.

" Gw habis dari taman. " Bohongnya menjawab pertanyaan dari pemuda yang lahir lebih dulu darinya.

" Oh. " Setelah itu catra pergi meninggalkan candra yang juga mengikuti langkahnya, dan masuk ke kamar masing-masing.

Di dalam kamarnya, candra melihat kembali kertas yang di berikan oleh dokter tadi dan segera meremasnya Lalu membuangnya di bak sampah yang berada di dekat kamarnya.

Ia menidurkan tubuhnya yang terasa sangat lelah, jam masih menunjukkan 14:33 ia tidur untuk meredakan penatnya.

Tak peduli jam berapa ia akan bangun yang penting ia ingin istirahat.

**


Di kelas XI. MIPA 5, ruangannya sangat sepi, tak ada sama sekali yang bicara di kelas itu ketika guru matematika yang sangat terkenal killer itu mengajar di kelas itu.

Tapi, tak dengan pemuda yang satu ini, bisa-bisanya ia tidur dengan nyenyak tak menyadari lelaki yang satu bangku dengan nya sedang ketar-ketir melihat mimik wajah marah guru yang berada di samping candra menunggu pemuda ini bangun.

" Candra, cand, bangun cand. " Bisik ayyan ke candra yang masih nyenyak dengan tidurnya.

" Bangunin teman kamu. " Suruh bu matematika, panggil namanya bu marwa. Saking takutnya melihat wajah merah bu marwa ayyan mencubit paha candra di bawah sana, semua murid yang di sana hanya bisa menahan tawa melihat wajah takut ayyan dan candra yang masih tidur nyenyak.

Bu marwa memukul meja candra menggunakan penggaris kayunya membuat orang-orang yang di sana terjenggat kaget. Begitupun dengan candra yang langsung bangun kemudian melihat sekitarnya lalu menguap. Ayyan menyikut lengan candra agar melihat ke samping pemuda itu, candra melihat arah pandang ayyan kemudian terkejut dan kemudian tersenyum.

" Halo buk, apa kabar? " Telinga candra di tarik oleh bu marwa, candra berteriak kesakitan sembari meminta maaf kepada bu marwa. Ayyan dan semua yang berada di kelas itu tertawa ngakak.

" SAYA LAGI JELASIN KAMU MALAH ENAK-ENAK TIDUR. "

" BERDIRI KAMU! " Suruh bu marwa, candra menurut berdiri masih sedikit linglung.

" Baju kamu masukkin. " Candra memasuki seragamnya ke dalam.

" Tulis di papan itu apa yang saya katakan. " Candra berjalan ke papan tulis yang berada di depan, ia mengambil spidol dan menunggu bu marwa menyuruhnya untuk menulis sesuatu.

" 5-1+8-21× 9-7. Berapa? " Candra menulis angka yang di ucapkan tadi oleh bu marwa dan segera menghadap ke belakang meminta bantuan ke ayyan.

Ayyan berpura-pura tak melihat candra, karena ia tak tahu jawabannya.

" Hitung sendiri. " Peringat bu marwa ke candra ketika melihat laki-laki itu meminta bantuan ke mereka yang ada di sana.

" Saya nggak bisa bu. " Guru itu memijat pelipis nya.

" Cuman perhitungan pertambahan, perkurangan, perkalian, kamu belum bisa? Belajar lebih giat lagi jangan bolos mulu. " Omel bu marwa.

" Lagian, matematika materinya kemana-mana, otak saya nggak sampai lah bu. " Ucap candra berjalan kembali ke bangkunya lalu di stopkan oleh bu marwa.

" Anggi jawabannya berapa? " Tanya guru itu kepada perempuan yang sangat cantik.

" -184 bu, itu jawabannya. " Bu marwa mengangguk membenarkan jawaban dari anggi.

" Dengar kan kamu candra, " Candra mengangguk.

" Duduk, jangan tidur. " Candra kembali duduk dan menatap pemuda yang berada di sebelahnya ini dengan kesal.

" Apaan lo lihat gw kek gitu. " Candra berhenti menatap ayyan dan kembali menidurkan kepalanya.

--Dermaga//--

JANGAN LUPA VOTE, KOMEN, DAN FOLLOW AKUN KU.

DERMAGA// (TERBIT!) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang