HAPPY READING📖
Tandai typo!!!
" Rumah tidak hanya berbentuk bangunan saja, "
--Dermaga//--
Malam ini, malam yang sangat sendu. Malam yang sangat sesak.
Dekapannya sangat hangat untuk malam ini.
Bolehkah meminta ini selalu?
Gadis itu mendongak menatap wajah laki-laki yang sedari tadi menenangkannya dengan memberikan sebuah pelukan.
" Udah baikan? " Tanya pemuda itu, kepada gadis yang masih memeluk tubuhnya.
Perempuan itu melepaskan pelukan tadi dengan sedikit malu, karena sudah memeluk laki-laki yang berstatus menjadi sahabatnya ini.
Menghapus jejak air mata di pipinya, gadis itu memukul tangan sahabat cowoknya dengan kepalan tangannya.
* Dua jam yang lalu. *
Setelah mengantar candra ke rumahnya, lilya mengendarai mobil nya dengan hati-hati karena tinggal beberapa langkah lagi, ia sudah sampai di rumahnya.
*kalau lupa ada di part 29, ya.
Lilya memasuki mobil itu ke garasi dan berjalan menuju pintu utama rumahnya. Ia menganga melihat adegan yang tak semestinya ia tonton.
Baru saja masuk, ia langsung di suguhkan oleh adegan yang tak senonoh.
Tak sengaja ia berteriak ketika melihat mamahnya dengan seorang pria yang tak dikenali lilya. " AK-Astagfirullah!! " Mendengar teriakan itu, kedua orang yang di lihat lilya tadi langsung memberhentikan kegiatan itu dan langsung melihat ke lilya dengan sedikit was-was.
" Mamah.. " Lirihnya. Tangannya terkepal menahan amarah.
" Anda siapa? Anda tidak tahu, jika wanita itu sudah mempunyai suami dan satu anak? " Tanya lilya masih dengan sopan. Afifa dan pria itu berdiri dan mencoba mendekati lilya berusaha menjelaskan.
Bagi lilya, ia tak perlu mendengarkan penjelasan keduanya, sebab ia melihat dengan mata kepalanya sendiri jika mamahnya berselingkuh.
" Nggak bisa begini mah! Mamah lupa, mamah punya suami dan anak yang sudah besar di sini?! " Tunjuk gadis itu kepada dirinya sendiri.
" Lilya, biarin mamah jelasin semuanya. " Lilya mundur ke belakang keluar dari pintu ketika mamahnya maju ke arahnya.
" Penjelasan apa sih mah, hah?! Udah jelas mamah selingkuh dari papah, " Afifa menarik paksa tangan lilya dan membawanya masuk ke dalam. Wanita itu menunjuk wajah wajah lilya dengan jari telunjuk nya dengan amarah yang terlihat jelas.
" Kamu nggak tahu apa-apa, mending kamu diam. Pembunuh kayak kamu itu gak pantas hidup, kerjaannya cuma bikin malu aja. " Lilya diam, Lagi-lagi membahas itu. Kapan selesai nya? Ia sudah muak ketika mamah dan keluarganya memanggilnya dengan sebutan pembunuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
DERMAGA// (TERBIT!)
Teen Fiction𝘾𝙚𝙧𝙞𝙩𝙖 𝙞𝙣𝙞 𝙨𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙩𝙚𝙧𝙗𝙞𝙩 𝙙𝙞 𝙏𝙚𝙤𝙧𝙞 𝙠𝙖𝙩𝙖 𝙥𝙪𝙗𝙡𝙞𝙨𝙝𝙞𝙣𝙜!! 𝙈𝙚𝙣𝙜𝙖𝙥𝙖 𝙨𝙚𝙤𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙖𝙮𝙖𝙝 𝙗𝙚𝙜𝙞𝙩𝙪 𝙩𝙚𝙜𝙖 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙖𝙣𝙖𝙠𝙣𝙮𝙖? " Aku selalu menyayangimu ayah. " Cerita ini mengisahkan tentan...