{19}. Terpikat Senyuman mu//

46 4 0
                                    

Happy reading📖

" Jangan hilangkan senyuman manismu. Tetap tersenyum sampai matamu terpejam. "
~Parelilya

Tandai typo!!!!

--Dermaga//--


Sang surya terlihat sudah menampakkan dirinya ke atas permukaan, burung-burung berkicau dengan merdunya tak memperdulikan makhluk lain yang terganggu ataupun candu dengan kicauan itu.

" TETAP HORMAT! PANDANG BENDERA ITU! " Suara menggelegar yang bisa memekakkan telinga itu berteriak memperingati kedua pemuda yang berada di tengah lapangan yang senantiasa berdiri sembari hormat pada bendera.

Setelah itu, paruh baya yang berstatus sebagai guru itu masuk kembali ke kelasnya di mana ia mengajar.

Kedua cowok itu memejamkan mata menikmati cahaya matahari yang menusuk ke mereka berdua.

" Panas banget. " Keluh cowok bermuka triplek tak sama sekali menurunkan tangannya di dahi.
Itu vano, pemuda itu telat datang ke sekolah setelah upacara selesai karena motornya mogok di tengah jalan.

Dan cowok kedua adalah Candra, sama seperti dengan vano hanya saja berbeda alasan. Ia telat karena angkutan umum yang ia tumpangi mogok juga, membuat ia memilih turun dari angkutan umum itu dan memilih berlari sampai ke sekolahnya, lihat saja wajahnya sangat pucat pasi sekarang.

" Nama lo siapa? Tumben gw liat lo? " Tanya candra.

" Gw vano, murid pindahan beberapa bulan lalu. "

" Nama lo siapa? " Lanjut vano bertanya

" Candra. " Kening itu mengerut tanda merasa tak familiar dengan nama itu.

Keduanya lebih memilih diam dan kembali hormat setelah mendengar suara menggelegar pak wawa lagi.

Matahari semakin panas dan semakin mengeluarkan cahaya yang di milikinya.

Candra menggigit bibirnya merasakan kepalanya sangat sakit, bulir-bulir keringat berjatuhan dari dahinya. Tangan yang berada di dahinya terlepas bersamaan dengan matanya yang langsung tertutup.

Tami memandang di luar jendela, menatap pohon-pohon yang menjulang tinggi beserta kedua punggung tegap yang berdiri sembari hormat di depan tiang bendera.

" PAK! ADA YANG PINGSAN! " semuanya menoleh ke tami dengan segera guru yang mengajar di kelas itu keluar untuk melihat apakah benar ada yang pingsan.

" Itu candra woiy?!! " Semuanya keluar dan berdiri di tiang pembatas untuk melihat.

" Vano ngapain si anjir, nggak ada peduli-peduli nya tu anak! " Celetuk salah satu siswi yang sebal ketika melihat vano tak melihat atupun sama sekali tak peduli dengan candra yang pingsan ia tetap saja hormat ke bendera.

" Lilya, " Panggil cewek blonde kepada cewek yang berada di sampingnya.

" Hm? "

" Candra pingsan tu, "

" Ya udah sih wir. " Seolah tak peduli, lilya kembali ke dalam kelas lalu diikuti dengan tami dan indi yang kebingungan atas sikap yang ditunjukkan oleh sahabatnya itu.

DERMAGA// (TERBIT!) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang