SAUDARA JULID

1.5K 181 2
                                    


Ashel akhirnya menemani shani untuk belanja bulanan, kedua wanita itu pergi diantar oleh supir, awalnya zean yang ingin mengantar mereka tapi demam nya tambah parah sehingga dia harus istirahat total.

Shani begitu senang pergi dengan ashel, dia menggandeng menantunya yang sudah dianggap seperti anak sendiri dengan senyum yang mengembang.

Dia benar-benar begitu bahagia karena sudah tidak perlu lagi ditemani oleh asisten rumah tangganya untuk berbelanja, dulu kalau dia meminta zean atau aldo untuk menemaninya belanja pasti kedua anak laki-laki nya itu memiliki alasan yang tidak masuk akal agar tidak menemaninya belanja.

"sekarang untung sudah ada kamu, jadi mama udah gak perlu belanja sendirian lagi, kalau mama nyuruh zean atau aldo pasti ada aja alasannya untuk nolak "ucap shani kesal membayangkan kedua putra nya itu

"karena itu mama senang banget, pas aldo ngomong akan menikahi kamu, jadi mama sekarang punya anak perempuan yang bisa diajak untuk belanja bulanan dan shopping"

Ashel juga tersenyum bahagia kepada shani lalu menyandarkan kepalanya ke bahu shani, rasanya begitu menyenangkan karena shani menganggap nya seperti anak sendiri.

"anak perempuan mama yang cantik "ucap shani dengan sayang dan mengelus kepala ashel

Dua orang wanita yang berbeda usia itu kemudian mengambil troli belanja, ashel mendorong troli itu dengan senang disamping shani.

Sementara itu shani sedang mengecek daftar belanjaan, sebelumnya mereka sudah menulis tentang apa saja yang harus dibeli agar tidak melupakan satu benda pun.

"kita beli sabun-sabunandulu ya sayang, setelah itu baru kita beli makanan biar enak nyusun nya "ucap shani sambil mengarahkan ashel kearah rak sabun

Mereka mengambil sabun yang dibutuhkan, masing-masing orang memiliki kebutuhan sabun yang berbeda.

Ashel dan aldo saja memakai sabun yang berbeda karena jenis kulit mereka sangat berbeda satu sama lain.

"kamu juga ambil buat kamu ya sayang, mama gak tahu sabun mana yang kamu pakai, nggak usah ragu ya shel kalau belanja sama mama kita habiskan uang papa bareng-bareng"

Ashel langsung tertawa mendengar ucapan shani, gracio begitu berbeda dengan ayahnya yang hanya bisa berhutang, gracio begitu menyayangi keluarganya dan sangat pekerja keras sehingga bisa membuat keluarga nya hidup mewah.

"ambil juga yang ini shel, yang ini juga... yang sana juga deh "ucap shani sibuk menunjuk sabun-sabun yang ada di rak

Saat ashel ingin mengambil sabun yang paling murah shani langsung menghentikan nya.

"jangan ambil yang itu sayang, ambil aja yang bagus yang itu kurang bagus"

"tapi ma, ashel udah biasa kok pakai sabun yang itu"

"sekarang nggak boleh lagi pakai yang itu, itu nggak bagus buat kulit kamu makanya tangan kamu jadi pecah-pecah dan kering kayak gini "ucap shani mengelus tangan ashel, shani tidak tahu saja kalau tangan ashel itu pecah-pecah karena melakukan banyak pekerjaan berat.

Selain itu dia juga punya alergi terhadap sabun sehingga kulit nya gampang pecah-pecah dan kasar.

Setelah memilih sabun shani dan ashel beranjak ke area sayur dan buah

Shani dengan semangat membeli banyak sekali sayur dan buah, katanya untuk zean aldo dan ashel padahal aldo tidak suka sama sekali makan sayur

Palingan yang paling suka adalah zean, zean pemakan semua segalanya selama itu baik dan halal dia tidak suka pilih-pilih makanan, sehingga sering kali aldo mengomeli nya agar menjaga kesehatan.

Saat shani dan ashel ingin beranjak ke area daging dan ikan mereka dikejutkan saat bertemu seorang perempuan yang hampir seumuran shani dengan rambutnya yang di sanggul tinggi dan memakai kipas untuk mengipasi wajahnya yang seakan kepanasan.

"aduh jeng, kebeluan sekali kita ketemu disini, loh ini menantu kamu "ucapnya dengan nada julid dan terus mengipasi wajahnya

"eh iya jeng, ini menantu aku cantikkan menantuku jeng "ucap shani dengan santai, dia tau wanita yang ada didepan nya ini sangat bersifat julid.

Shani cukup kenal dengan sisca, mereka sebenanya masih suadara jauh namun shani enggan untuk mendekati sisca karena sifat julid nya dan mau menang sendiri.

"cantik sih, tapi buat apa kalau bibit dan bobot tidak jelas "ucapnya dengan sinis saat melihat kearah ashel

Entah kenapa sisca terlihat sekali membenci ashel, padahal sebelumnya mereka tidak pernah bertemu apalagi memiliki masalah.

"bibit bobot apa sih, yang terpenting anaknya baik dan aldo mencintai ashel, buat apa bibit bobot nya kalau sifat nya jelek.. ya kayak menantu mu itu, sifat nya jelek "ucap shani cuek

Enak saja sisca mau menghina menantunya, tidak akan dia biarkan siapapun menghina ashel karena baginya ashel sudah memjadi keluarga nya, tidak akan ada satu orang pun yang bisa menyakiti ashel.

Sisca langsung bungkam mendengar ucapan shani, tidak berani berkomentar apapun lagi, Karena memang menantunya terkenal sifat yang jelek... dia sungguh tidak menyangka kalau shani akan membela ashel.

Sepengetahuan sisca aldo menikah dengan tiba-tiba sehingga dia menyangka shani akan membenci menantunya yang tak jelas asal-usul nya sehingga dia berani julid pada ashel.

"mending jeng gak usah julid sama menantuku, aku nggak bakal tinggal diam kalau jeng menghina menantuku lagi" shani memperingati sisca dengan nada dingin

Setelah itu sisca langsung buru-buru pergi wajahnya memerah karena malu, dalam hati shani merasa senang bisa mengusir orang yang sudah mengganggu menantunya.

"sayang kamu nggak usah mikirin apa omongan orang tadi ya, bagi mama kamu adalah yang paling baik, mama tidak akan pernah membiarkan siapapun menghina kamu"

"makasih ya ma "ucap ashel dengan suara yang serak menahan air matanya yang ingin menetes

Baru kali ini ada yang membela dirinya, sebelumnya kalau ada yang menghina dirinya ayahnya atau ibu tirinya malah lebih merendahkan dirinya, sehingga ashel merasa terhina dan sangat rendah.

Shani Sungguh berbeda dengan mereka, walalupun tampa ikatan darah shani benar-benar begitu tulus menyayangi ashel.

Setelah mereka selesai berbelanja ashel langsung mengajak shani untuk pulang, padahal shani ingin sekali melancarkan niatnya untuk menghabiskan uang gracio suaminya.

Sampai didepan pintu rumah, zean sudah menunggu shani dengan wajah memelas, wajahnya merah dan nafasnya ngos-ngosan.

"mama aldo ngerjain zean "ucapnya dengan nada memelas

"masa dia ngasih zean bakso dengan cabe bejibun, padahal dia tau zean nggak kuat makan pedas"

Zean meneteskan air matanya karena pedas, sementara itu aldo datang dengan santai sambil membawa sekotak susu segar.

"apa? "ucap aldo galak saat zean mengulurkan tangannya meminta susu yang dibawa aldo

"masih mending lo gue bawain bakso setan, emang mau makanan lo gue campur obat perangsang juga"

"yaelah gue gak butuh obat perangsang, gue gagah perkasa gak kayak lo lemah syahwat"

"mana buktinya kalau lo gagah perkasa"

"ada lah, lo gaperlu tau yang penting gue gagah perkasa"

"ma.., kayakanya zean udah gak perjaka lagi deh"

Shani langsung menatap tajam zean

"masih ma, masih kok"

"zean... "ucap shani, zean langsung berlari dengan kencang melupakan rasa pedasnya, aduh kok dia apes melulu sih

Ashel tertawa, dirumah ini selalu ada saja bahan tawaan, korbannya lebih banyak zean sungguh malang nasib ibu peri tak bersyap itu.




Maaf zean di cerita ini kamu selalu jadi korban hahaha...

Jangan lupa vote ya cinta

Maaf ya lama up nya hehehe, masih semangat gak bacanya

MALAM PERTAMA DENGAN SAHABAT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang