Irene melangkah riang keluar dari perkarangan rumah. Sejenak dia berhenti, dan mengeluarkan ponselnya. Meneliti tataan rambutnya kini. Hari ini, gadis itu memutuskan untuk mengepang rambutnya dua bagian, dengan satu sisi dirinya beri jepitan pita berwarna pink. Lalu, menelisik ke penampilan bawah, dirinya juga memakai dress casual berwarna biru bermotif bunga putih, dan juga tas selempang biru kecil yang sekarang bertengger manis di pundaknya.
Sempurna. Hari ini, dirinya akan menjalankan niatnya untuk berkencan selepas pulang kuliah nanti.
Omong-omong, hari ini Sehun akan menjemputnya dengan mobil putih kesayangan cowok itu. Makanya dirinya berani untuk menggunakan tampilan ini--karena ga perlu takut harus naik motor.
"Hai!" Sapanya riang pada Sehun yang tengah bersandar santai di depan kaca kemudi. Atensi cowok itu fokus pada ponsel yang berada di tangannya.
"Serius amat sih!" Tegurnya setengah kesal. Sehun mendongak menatap gadisnya. Baru sadar jika Irene sudah berada di depannya kini.
Lelaki itu tersenyum sumringah melihat penampilan gadisnya yang hari ini kelihatan manis, "cantik." Pujinya tanpa sadar. Pandangannya belum lepas dari Irene.
Cewek itu terkekeh ringan dengan wajahnya yang bersemu merah. Sehun memang paling jago membuat dirinya salting. Huhh
"Nanti setelah aku selesai ngampus. Kita ngedate dulu yuk!" Ajak gadis itu sambil masuk ke dalam mobil Sehun. Dirinya memakai pengaman dengan riang, tanpa melihat perubahan raut wajah lelaki itu.
Hening sesaat, tidak ada balasan. Irene memandang ke arah Sehun dengan senyum yang belum pudar. "Hun? Hey!" Katanya sambil mengguncangkan tubuh Sehun pelan. Melamun ternyata.
Sehun tersadar sesaat setelahnya, "Lain kali aja, Rene. Aku harus balik ke gedung, abis nganterin kamu." Jelas Sehun.
Irene mendesah kecewa setelahnya. Tidak bisa Quality time lagi. Sejenak dia berfikir, mengapa akhir-akhir ini dirinya merasa Sehun seperti menghindar darinya. Waktu yang sering mereka habiskan berdua, makin kesini semakin sedikit mereka jalani.
Disela aktivitas mereka yang memang padat. Irene akui, kesibukan Sehun jauh lebih banyak dibanding dirinya. Maka dari itu lelakinya kadang suka mengeluh kelelahan dan akhirnya terjatuh sakit.
Irene memandang Sehun dengan tatapan teduh, berusaha memahami. "Yaudah. Lain kali aja. Kamu jangan kecapekan kerja, liat! Kantung mata kamu tambah tebel gini." Ucapnya sambil mengelus pelan bagian bawah mata Sehun. Namun entah mengapa Sehun seperti menghindar dan bergerak menjauh.
Gadis itu terpelonjak kaget, lalu setelahnya berusaha berfikir positif sembari menurunkan pelan tangannya.
"Ayo berangkat!" Final Irene.
____________
"ihh Rene, lo kok gitu sih!" Pekik Seulgi ditengah dirinya yang sedang menyesap pelan jus mangganya.
Irene menoleh malas, "gitu kenapa?" Tanyanya. Sesekali tangannya mencoret-coret asal meja menggunakan ujung pulpen yang tak tajam.
Pikiran gadis itu masih berkelana dengan perilaku Sehun tadi pagi. Tidak biasanya, pikirnya.
"Udah 3 bulan lhoh Rene kita ga ketemu. Reaksi Lo kok kek ga semangat gitu sih ketemu sama gue?!" Keluh Seulgi. Dirinya memandang Irene kesal. Cewek itu merasa sahabatnya seperti dilanda kebimbangan. Hidup tak mau, mati pun segan.
Terdengar helaan napas yang keluar dari Irene. Gadis itu menunduk, menatap meja dengan tatapan lesu.
"Perasaan lo aja kali." Bohong Irene sambil memaksakan tersenyum. Seulgi berdecih jahil, "lo ga bisa bohong sama gue Rene," ujarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOMEONE 2 | HUNRENE
Fanfictioneratnya sebuah hubungan tidak menjamin kalenggengan didalamnya, akan ada berbagai tantangan yang siap menyambut di tengah-tengah kerhamonisan sebuah hubungan. contohnya mereka. menjalin tali kasih selama 3 tahun, tidak menjamin semuanya akan berjal...