📜 23.00

53 17 2
                                    

Sehun menganal sandi apartemen nya dengan sekali percobaan, dan setelahnya pintu itu terbuka. Dibawa dirinya masuk berserta dua kantung plastik besar yang ditenteng menggunakan tangan kirinya tadi.

"Halo." Sapanya di telepon saat panggilan yang entah berasal dari siapa tiba-tiba masuk dan menghentikan aktivitasnya yang sedang membuka sepatu.

Cowok itu menaruh kantung tadi di pantry, setelahnya bergerak berjalan menuju sofa ruang tv dengan keadaan telepon yang masih menyambung.

Dirinya mengecek sekali lagi kanal nomor itu—nomor asing. Ditengah malam yang semakin larut seperti ini masih ada saja orang asing yang mengganggu.

"Halo," sapanya sekali lagi, namun yang didapat hanya hening. Cowok itu merasa kesal karena menganggap sedang di permainkan, alhasil di matikannya saja sambungan telepon itu dan membuang kasar ponselnya ke samping.

"Huhhh," helaan nafasnya terdengar saat kepalanya di rebahkan di pinggiran sofa dengan tangan satu yang menumpu.

Tatapannya menengadah ke atas memperlihatkan langit-langit rumahnya yang polos. Entah, walaupun polos namun dirinya merasa seperti penuh karena beban di kepalanya tiba-tiba berpindah tempat kesana.

Jika dirinya sedang merenung seperti, akan ada banyak kejadian dan juga beberapa hal yang sudah terjadi di lalu tiba-tiba memenuhi pikirannya kembali. —flashback yang tidak diharapkannya, namun sialnya malah datang di saat tubuhnya sedang lelah seperti ini.

Dimulai dari hal yang menyenangkan, menegangkan, bahkan bisa sampai berujung penyesalan. Hal itu datang saja seperti memori kilas balik yang cepat.

"Ah, sialan!" Umpatnya sambil memejamkan mata saat lagi-lagi wajah Irene dan peringai brengseknya yang dulu kembali teringat. Padahal dirinya sudah berusaha semaksimal mungkin agar yang itu tidak muncul.

Dibalik pejaman mata itu, dirinya bertanya pada diri sendiri, kenapa harus Irene? Tanyanya dengan wajah pias yang kentara. Gadis itu sejujurnya adalah sosok sempurna yang pernah berhasil ia miliki walau ujung-ujungnya dirinya sendiri yang menyakiti.

Kenapa harus Irene?

Pertanyaan itu, dirinya sendiri bahkan tidak tahu alasannya dan mengapa. Apakah memang sudah garisnya, atau dirinya yang memang pria brengsek?

Seharusnya dari awal, perempuan sebaik Irene tidak usah bertemu dengan pria brengsek seperti dirinya. Masih banyak lelaki diluar sana yang lebih menghargai keberadaan gadis itu dibandingkan dirinya yang dengan tololnya malah meninggalkannya karena hal sepele.

Masih ingat dengan waktu dimana yang mengatakan bahwa Sehun akan pergi mencari dan menjemput Irene dimalam itu, nyatanya hal itu malah berbalik kepada penghianatan yang dibuat lelaki itu sendiri.

Mau tau kah alasannya? Sederhana, hanya saja sosok lain didirinya kembali berulah. Kembali berbuat onar yang justru jika datangnya waras seperti ini, hanya akan ada rasa penyesalan yang berkepenjangan.

Mengapa tidak sebaiknya diselesaikan bukan malah mengakhiri? Memangnya orang yang mempunyai penyakit mental sepertinya bisa berpikiran seperti orang biasa lainnya?

Tidak! Sehun tidak bisa dan tidak mempunyai pemikiran seperti itu. Dan yang ada dibenaknya hanya nafsu bejatnya yang akan senang sekali membuat gadis itu menangis karena ulahnya. Terpuruk karena ulahnya, bahkan bisa bunuh diri karena ulahnya. Ajaib bukan?

Sehun membuka matanya dengan gerakan pelan, selanjutnya masih menatap langit-langit rumah dengan lekat. Namun berbedanya kali ini, ada senyuman kecil yang tertarik membuat wajah lelaki itu sedikit berbeda.

Ya, dirinya mempunyai riwayat sakit mental. Terhitung sudah lama dideritanya, dan tidak langsung seratus persen begitu saja menghilang.

Bahkan kejadian itu yang baru terjadi beberapa waktu yang lalu saja, itu karena riwayat mentalnya.

Namun sayangnya, Sehun tidak mengetahui bahwa Yoona memiliki riwayat yang sama sepertinya. Bagaimana jika Api bertemu api?

Sungguh hal yang plot twist.

_______________________

Irene lagi-lagi menghapus ketikanya di keyboard laptop. Hal itu sudah berulang kali dilakukannya, terhitung 6 kali? Entahlah, dirinya merasa tidak ada fokus saat ini.

Daripada hanya membuang waktu, gadis itu menutup dengan kencang laptopnya lalu setelah itu menarik boneka pandanya dan menjadikannya bantalan disaat telungkup.

Rambut yang dicepol memberikannya keuntungan saat dalam posisi ini, karena tidak membuatnya harus repot repot menyingkirkan helaian rambut yang menghalangi.

Drttt... Drttt...

Irene memalingkan wajahnya saat mendengar deringan ponselnya berbunyi menandakan telepon masuk. Untungnya keberadaan ponsel itu tepat berada di sampingnya, jadi tidak membuatnya harus mager untuk bergerak lebih banyak hanya untuk mengambil ponselnya.

Ditekannya tombol hijau itu, tak lama kemudian telepon itu tersambung.

"Halo?" Sapanya ditengah matanya yang terpejam.

Hening. Tidak ada jawaban.

Irene menjauhkan ponselnya, berniat mengecek kanal nomor itu. Ternyata nomor asing. Buru-buru dirinya matikan sambungan telepon itu. Tidak terlalu ambil pusing, dirinya berpikir itu hanya salah sambung atau orang iseng.

Tapi, baru saja beberapa waktu dirinya kembali memejamkan mata sehabis telepon salah sambung itu, Irene beranjak bangun sambil tersenyum sumringah.

"Gue kan punya pelacak nomor." Gumamnya sambil meraih kembali ponselnya yang tadi sempat dirinya lempar sampai ujung ranjang.

Kedua tangannya sibuk mengotak-atik ponselnya dengan raut wajah serius yang kentara. Sesekali dirinya berdecak, lalu tersenyum semangat, setelahnya mendelik.

"Nah!" Serunya dengan reflek mengangkat bokongnya terlihat seperti menungging. Maklum, posisinya kali ini dirinya memang agak sedikit menungging.

Baru beberapa saat dirinya tersenyum senang, namun seketika senyum itu perlahan memudar saat mengetahui siapa dibalik yang punya nomor asing itu.

"Jack?" Gumamnya lirih.

Dan, kalian tahu nomor yang barusan dirinya lacak adalah nomor yang sama yang menghubungi Sehun beberapa waktu lalu.

__________________________

TO BE CONTINUE !

WARNING DISCLAIMER :
Sedikit mau kasih tahu karakter Sehun disini ya, jadi Sehun itu gimana ya mau dibilang punya kepribadian ganda, tapi dia ngelakuin hal apapun itu tuh dengan keadaan sadar. SEBAGAI SEHUN.
jadi, memang disini Sehun tuh real punya gangguan mental, bisa disebut bahaya namun masih bisa sedikit kekontrol JAUH HAL NYA DENGAN YOONA. YOONA LEBIH PARAH.

dan dari situh, banyak banget hal-hal yang akan keungkap nantinya. tunggu aja kelanjutannya, owkey..

Makasih banget buat kalian yang udah nyempetin baca, sampe sekarang yang baca udah seribu lebih dikit... Huwaa makasih😭

Aku tau pasti kalian punya kesibukan masing-masing di irl-nya, tapi masih rela buat baca work ini huhuu sekali lagi makasih.. buat kalian yang sibuk atau punya hal-hal lain, aku doain biar cepet tuntas, dan walaupun sibuk masih bisa punya waktu istirahat biar ga nge-drop.

Dan aku udah ngapalin satu-satu kok yang rajin banget komen maupun vote, Luv buat kalian juga buat pembaca lainnya 🤎🤎🤎

Makasih banyak sekali lagi, kita ketemu hari kamis ya spesial Minggu ini double up.

NEW NOTED : STREAM EXO - CREAM SODA NOW!!!!!! SEHUN NYA GA ADA OBENG PLISS😭🙏

See you👋🤎

SOMEONE 2 | HUNRENE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang